(Part-16)

19.3K 982 13
                                    

Vote...

Voteee...

Votee...

Mkasih buat yang udah ngasih kritiknya ^^

Alfran POV

CIIIIITTTT.... BRRUUKKK...

Ini gila! Aku meraasa jantungku terasa ingin lepas. Melihat keadaan dibelakangku dua pengendara yang saling bertubrukan keras.

Aku? Bagaimana dengan aku?? Bukankah tadi aku menghindari pejalan kaki?? Aku mencoba turun menyaksikan degan jelas kecelakaan yang baru saja terjadi itu.

Seorang wanita, jadi dia wanita?? Dia sedang duduk dipinggir jalan setelah tertabrak motor yang melaju dibelakangku. Kemudian motor yang mencoba menjaga keseimbangannya itu tertabrak mobil dari arah depan. Sedangkan aku? Aku baik-baik saja sebab dengan singap aku membanting stir kearah kanan menghindari pejalan kaki yang tiba-tiba menyebrang itu. Alhasil motor dibelakangkulah yang menabraknya. Dan sialnya pengendara motor itu kembali bertabrakan dengan mobil didepannya.

Aku hanya memandangi orang-orang yang sudah mulai berdatangan menolong satu-persatu korban dan mengusahakannya ambulance dan untungnya mereka tidak ada yang sampai merenggangkan nyama. Parah?? Mungkin begitu.

"Kau baik-baik saja??" Tanya seoarang lelaki parubaya padaku. Aku hanya menangguk. Tapi jujur aku merasa syok melihat kejadian ini, dan aku hampir saja ikut terlibat disana.

"Kau butuh minum?" Tawarnya yang menyodorkanku sebotol air mineral. "Terima kasih" ucapku meraih botol itu dan menegaknya hingga membasahi tenggorokanku yang terasa kering.

"Kau beruntung" Ujarnya mengelus bahuku sembari melihat orang-orang yang meringis kesakitan itu. Ya! Aku beruntung- beruntung tidak masuk penjara karena menabrak pejalan kaki yang ceroboh.

"Terima kasih paman" kataku lagi tersenyum tipis kearahnya.
"Kemari duduk lah dulu. Wajahmu begitu pucat" Ucapnya menarik tanganku untuk duduk dikursi panjang ditrotoar tepat menghadap kearah jalanan yang sedang kacau itu.

"Aku tidak apa-apa. Hanya terkejut saja"

"Kau yakin??" Tanyanya ragu yang hanya kuberikan anggukan.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Paman" pamitku sopan. Beranjak berjalan kembali kearah mobil yang kukendarai. "Baik. Hati-hatilah" Pesannya yang lagi-lagi hanya kuberikan anggukan.

Hiruk pikuk gelapnya malam menyambutku. Kudengar hentakan Dj membuat orang-orang yang beradah didalam ruangan ini meliukkan badan mereka kesana kemari. Bahkan tak jarang diantara mereka saling menggesekkan badan, bahkan mungkin lebih dari itu.

Asap rokok dan bau alhocol menghinggapi indera penciumanku bahkan terasa dibibir dan tenggorokanku.
Aku tidak tahu sudah berapa batang rokok dan gelas minuman keras kuhabiskan- Aku hanya ingin tenang dan itu benar aku merasa melayang saat ini.

"Alfran. Giliranmu yang bermain"
Panggil salah satu orang yang kukenal disini. Kuanggukan kepalaku berjalan menaiki panggung dimana disana sudah ada alat-alat Dj yang kutekuni sejak aku pertama kali masuk SMP. Dan aku mulai bermain DJ diberbagai tempat saat menginjak kelas 3 SMP bahkan saat ini aku begitu terkenal dikalangan peDJ dinegaraku. Aku tidak pernah bertanya pada kedua orang tuaku apa mereka tahu, jadi tidak usah bertanya tentang itu.

Sebelum aku menikah lebih tepatnya dipaksa menikah. Tempat ini adalah rumah kedua bagiku. Para wanita menggila mencariku bila barang sehari saja aku tidak ada. Jangan tanya kenapa?? Kata mereka aku begitu mempesona bahkan diatas ranjang sekalipun- lupakan apa yang aku bahas tentang mereka

Saat hentakan suara DJ yang kuaminkan mulai mengalun. Orang-orang disana bersorak senang membuatku sejenak melupakan rasa sesak yang sempat kurasakan. Aku menggoyang goyangkan kepalaku dengan jari yang begitu lincah sebagai peDJ profesional.
Ya! Mereka mengatakan itu.

Kudengar jeritan-jeritan para wanita meneriaki namaku. Aku terus menggila diatas sini. Memuaskan diriku dan pendengaran bahkan penglihatan mereka.

"HELLO EVERYBODY" Sesekali aku berteriak keras untuk mengajak mereka melupakan dunia diluar sana hanya untuk malam ini.
"HAVE FUN FOR TONIGHT" Teriakku yang lebih pantas diperuntukkan untuk diriku sendiri. kuhisap sebatang rokok yang kuselipkan diantara jari tengah dan telunjuk kiriku lalu menghembuskan asapnya dengan gaya yang sengaja kubuat sekeren mungkin. Membuat mereka semakin menjeritkan namaku dengan keras bahkan para kaum adampun berteriak megangumi kekerenanku diatas sini.

Kenapa? Kenapa bukan Natasya yang menjerit seperti itu?- pertanyaan konyol.

Author POV

Alfran memijit pelipisnya yang terasa sakit, ia melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Alfran menoleh kearah wanita yang tidur satu selimut tanpa sehelai benang pun dengannya. Wanita yang lebih tua tiga tahun diatasnya. Dan salah satu wanita yang besedia melempar tubuhnya untuk dinikmati berondong 17 tahun seperti Alfran dengan percuma.

Alfran turun dari ranjang memasang bokxer dan celana jeansnya lalu meraih kaos hitam oblong yang semalam ia pakai. Kemudian meninggalkan wanita yang masih terlelap itu. Wanita yang bahkan ia tidak ingat namanya, meski wanita tersebut sering mengulangnya berkali-kali.

Masih dengan sisa-sisa pengaruh Alkohol Alfran mencari kendaraan umum yang sudah beroperasi sepagi ini dan bisa membawanya pulang. Entah keberuntungan sedang berpihak padanya, saat baru saja keluar dari club. Alfran langsung mendapat taksi yang membuatnya tidak perlu repot-repot untuk menunggu lama.

Natasya yang baru bangun tidur dan hendak menuju dapur mengurungkan niatnya. Dan malah berjalan kearah pintu saat mendengar suara bell yang terdengar tidak sabaran.

Baru saja membuka pintu Natasya dikejutkan oleh Alfran yang menimpanya hingga bergulingan dilantai. "Alfran" Dengan susah paya Natasya mencoba menyingkirkan Alfran yang beradah diatasnya.
"Alfran" pukul Natasya pada lengan Alfran. Berharap lelaki itu sadar dan menjauh darinya.

"Astaga Alfran kau berrraatt." Dorong Natasya sekuat tenaga hingga Alfran berbaring telentang disampingnya. Sejenak Natasya mengambil nafas kemudian mengubah posisinya menjadi duduk.

"Alfran..Alfrann." Natasya menepuk nepuk pipi Alfran yang tak bergeming. Sekali lagi Natasya menepuk pipi Alfran yang akhirnya melenguh tapi sialnya malah menarik Natasya untuk berbaring didadanya. Natasya membulatkan matanya merasakan Alfran memeluknya begitu erat.

"A--al-fran" gugup Natasya sebab posisi mereka yang membuat jantungnya berdebar-debar.

"Natasya" Terdengar suara Alfran serak khas orang bangun tidur. Jelas saja bahkan seandainya bukan supir taksi itu yang mebangunkannya ia tidak akan sampai disini.

"K-kau membuatku sesak" kata Natasya susah payah sembari mencoba lepas dari pelukan Alfran. Alfran menarik Natasya mengubah posisi mereka menjadi Natasya yang beradah dibawahnya. Dengan gerakan tiba-tiba- lagi-lagi Natasya hanya bisa terkejut.

"Kau habis minum?" Tanya Natasya mencium aroma alkohol dari hembusan nafas Alfran yang menerpa wajahnya. Alfran menggeleng, mengamati setiap inci wajah Natasya.
"Kau bohong" hardik Natasya menatap Alfran kesal. Bahkan ia melupakan rasa gugupnya.

"Kau baru saja mencampuri urusanku. Bukankah kau melarangku melakukannya padamu" Natasya tertampar dengan ucapan Alfran.

"Tapi itu-"

"Tidak baik untukku" potong Alfran cepat. "Sudahlah Natasya apa perdulimu" Katanya tersenyum sinis. Lalu duduk menghadap kearah pintu yang sudah tertutup. Natasya ikut bangun dari posisinya.

"Alfran-"

"Kau bisa diam?? Aku lelah ingin tidur" Dingin Alfran lalu beranjak pergi meninggalkan Natasya yang memandangi punggungnya sedih.

Apa seperti ini dirimu yang sebenarnya?? Kau membuatku kecewa.

TBC :)

Jodoh?? Mungkin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang