"gak gak pulang dulu aja"

"ya udah deh nanti lo gue jemput oke"

"iya"

POV Prilly

Aku sekarang sudah berada di kawasan mall di Jakarta, tentunya bersama Audi. Aku tadinya malas ke sini, berhubung Audi ya mau gimana lagi. Aku dan Audi berkeliling di mall dan belanja yang diperlukan. Aku tipe orang yang suka menghamburkan uang, sayang kan kalo dibuat yang gak bermanfaat.

"Di gimana kalo kita nonton. Ada film baru loh"usulku

"ya udah deh gue juga capek udah keliling mall ini"sanggup Audi.

"ya udah deh yuk"

Tak di sangkah aku bertemu dengan Ali dan Billy. Dan itu membuatku salah tingkah dan jantungku berdetak abnormal jika bertatapan dengan Ali. Sejak aku mendengarkan obrolannya dengan Billy tempo lalu, aku jarang bertemu dengan Ali bahkan ngobrol pun jarang. Tapi aku sempet-sempet kan mengirim sms atau bbm ke Ali dan itu setiap hari. Walaupun pesanku tak di balas Ali sama sekali.

"loh Audi sama Prilly. Gak nyangka ya ketemu disini, bisa jalan bareng dong"sapa Billy.

"iya bisa jalan bareng nih kayaknya. Gue mau nonton sama Prilly lo mau gak bareng sama kita, kan seru kalo rame"usul Audi.

"mau gak Li"tanya Billy ke Ali.

"ya terserah"balas Ali singkat.

Disini aku hanya diam dan sesekali mendengarkan percakapan mereka. Apa-apaan sih Audi malah ngajak si Billy sama Ali. Pasti tuh anak mau dekat sama Billy.

Kita sudah memesan tiket untuk nonton. Aku sengaja duduk di deretan paling belakang, sebenarnya Audi gak memperbolehkanku duduk di deretan paling belakang. Aku gak mau dekat sama Ali, aku belum siap saja jika tegur sapa sama dia secara langsung. Lagi-lagi Audi ngalah dan mengikuti aku duduk di deretan paling belakang. Sahabat paling baik kan?

Filmnya sudah di putar sejak 20 menit yang lalu, tapi aku tak begitu memahami isi dari film tersebut, kenapa? Ya kalian pikir aja aku duduk bersebelahan dengan Ali sangat menyebalkan bukan, tapi tidak dengan hatiku aku senang bisa duduk sebelah dengan Ali, sangat aneh kan, badan menolak tapi hati tidak.

Dari tadi aku ngontrol pandanganku ke arah film bukan ke arah Ali, tapi mataku tak bisa diajak kompromi mataku selalu mencuri pandang ke Ali. Betapa malunya diriku tuhan, ketika aku melihat Ali, sengaja atau tidak pandangan Ali juga mengarah ke aku. Ya tuhan aku butuh karung buat nutupi wajahku ini. Stay cool Prill. Oke.

POV Ali

Lucu sekali dia wajahnya merah seperti udang rebus. Aku udah tau kalo dari tadi Prilly mencuri pandang ke aku. Tapi aku pura-pura gak tau. Memang pesona Ali, siapa sih yang gak klepek-klepek eeaaa. Udah-udah fokus ke Prilly.

Terlihat Prilly menyembunyikan wajahnya dengan menangkupkan tangannya ke wajahnya, tapi dia terlihat stay cool mungkin dia malu ketangkap basah hahaha. Kenapa ya aku gak merasa sebal atau marah sama Prilly, apa karna kepolosannya dia ya. Lagi-lagi dia berbeda dengan Cinta. Tapi kenapa ya aku selalu membeda-bedakan Prilly dengan cinta. Jelas-jelas bedalah. Prilly yang lugu, polos, apa adanya, tampil sederhana jauh berbeda dengan cinta yang penampilannya glamour, jaim dan selalu ingin nomor satu.

Apa aku menyukai Prilly?

Gak mungkin Ali lo itu gak sebanding sama dia. Dia itu cupu, mending sama Cinta aja yang modis, sisi setan Ali berucap.

Kalo lo suka sama dia, kejar kali. Dia orangnya baik, lugu, polos gak kayak si Cinta nenek lampir itu, apa lo merasa dia manfaatin lo hahaha sadar Li, sisi malaikat Ali berucap.

Ngapain juga mikir si Prilly itu mending kasih kabar sama Cinta, kasihan ari tadi gak dikabarin.

#####

Hai aku come back. Tuh Alinya udah mulai suka sama Prilly, bukan berarti cinta ya hahaha. Tunggu aja cerita selanjutnya. Hari ini aku udah publish 2 chapter, baik bukan gue hahaha.

Jangan lupa vote ya

maaf jika typo bertebaran

Makasih buat bang Ali udah mau mampir ke Surabaya. Jangan bosen2 mampir ke Surabaya lagi. Kece bang Konsernya, keren ramee banget, Aliciousnya juga gak kalah rame hahaha. take care yang hari ini Flight ke Jakarta. safe Flight ya bang :*

The World of Aliando Surabaya

#AliandoTWOASurabaya

Salam

Della :*



Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang