Chapter 5°1

17.8K 682 28
                                    

A/N: Karena kalian menyenangkan gue dengan antusiasmenya(?), jadi gue kasih nih yang spesial. Sebenernya chap 5 belum rampung semua. Makanya ini dibagi dua. Ngertikan? Btw, ini spesial lho. Kasih vote 15++! Dijamin bakalan lebih seru lagi. Bakal cepet update, serius. Xoxo

Enjoy!

5



Shay membuka resleting seragamnya susah payah. Semakin jauh hingga sampai di ujung. Ia melirik Justin sekilas, lelaki itu hanya memasang tampang tegang dengan mulut yang terkatup rapat. Rasakan itu.

Perlahan, Shay membuka seragam pelayannya. Tapi tidak seluruhnya. Ia hanya membuka setengah seragamnya sampe tersisa sepinggang. Dan kontan, tubuh Shay yang dilingkupi korset beserta bra jelas terlihat. Ia tidak malu. Sama sekali tidak. Ini tabiatnya sebagai seorang jalang, benar?

Shay kembali melirik Justin, menatap iris hazelnya seraya mengerling nakal. Ia sedikit memajukan bibirnya lalu menghembuskan napas lewat mulutnya. Napas hangat yang keluar dari mulut Shay menerpa wajah Justin. Lelaki yang sedaritadi diam tak bergeming hanya bisa mengerjapkan matanya dengan kaku.

Shay menyeringai. Perubahan tingkah Justin yang cukup mencolok tentu membuat Shay merasa di atas angin. Dengan gerakan lihai yang menawan, tanpa diduga ia melepas bra-nya. Dan terpampanglah gundukan payudara yang sukses membuat Justin menegang. Shay mendesis dan kembali mengerling nakal.

"Tuan muda." Bisiknya.

"Apa apaan kau!? Hah!? Kau pikir aku senang melihat ini!? Dan kau pikir aku takut? Ha-ha. Sama sekali tidak. Putain! Kau tidak lebih dari seorang pelacur bertarif rendah."

Akhirnya, Justin bersuara. Rahangnya mengeras seraya menatap nyalang kedua bola mata Shay. Mendengar perkataan kasarnya, Shay sama sekali tidak tersinggung. Ia memang seorang jalang, walaupun opini Justin yang bilang bahwa ia pelacur bertarif rendah adalah kesalahan.

Mereka pun bungkam dengan posisi yang begitu dekat. Mata Shay mencari-cari letak kebohongan Justin yang menyembunyikan hasratnya. Hingga ia melihat jakun Justin yang bergerak-gerak. Dan Bingo! Shay menemukannya.

Shay semakin melebarkan senyumnya. Dengan berani, ia meraba sedikit payudaranya. Lantas mendongak menatap Justin lagi yang kini melotot tak percaya. Puting Shay mulai menaik nan mengeras karena terkena hembusan angin-angin kecil. Sementara Justin mengerjapkan matanya lantas tersenyum sengit. Seperti berusaha mengambil kendali dalam permainan ini. Ini permainan, tentu saja. Shay tidak selera dengan bocah aneh seperti Justin.

"Cih! Slut sialan! Apa?! Kau mau menari di hadapanku? Bedebah! Dasar jalang!"

Justin memaki begitu keras dan pasti akan menyakitkan bila didengarkan dengan nurani. Namun Shay tahu, ia tengah berpura pura. Manik mata Justin tak berhenti beralih satu detik sekali menatap payudara indah Shay dan Justin terlihat gusar. Hah, Shay sempat berpikir mengenai kegilaan Justin yang terlihat seperti seorang gay. Namun Shay salah, salah besar. Iris mata hazel itu tak bisa berdusta dan Shay yakin ini pemandangan pertama kali baginya.

Tangan Shay mulai mengambil alih permainan. Ia mulai meraba tepi sofa dan menyentuh paha Justin sekilas. Shay bisa melihat dengan jelas gelagat Justin yang tidak karuan. Mata hazel itu mulai memerah penuh gelisah dan tatapannya kian mengawasi. Raut wajahnya yang memasang tampang berapi-api tak bisa membohongi anggota tubuhnya yang mulai menikmati ini.

Tubuh Justin tak meronta sedikit pun, permukaan halus di wajahnya mulai berkeringat. Kaki Justin yang menjuntai di lantai tidak menggeliat menendang-nendang selayaknya lelaki mengamuk. Hanya jari jari kakinya tampak tertekuk kuat kuat, seperti menahan sesuatu. Justin tidak menolak. Dan tentu itu menjadi pemandangan yang menarik bagi Shay! Oh Justen!

SLUT [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now