Chapter 3

24.3K 781 37
                                    

3



Rue de Belleville, yakni kawasan mewah bagi kaum borjuis di Paris kini tampak lengang. Langit juga masih dihiasi semburat kebiruan, yang menandakan bahwa hari masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas.

Range Rover berwarna perak tampak menepi diam-diam di ujung jalan, di dekat sebuah pohon rindang, tersembunyi. Walaupun jalanan masih tampak sepi, tapi mobil itu seperti enggan untuk terlihat di jalanan. Seakan berjaga-jaga dari sebuah teror. Teror mafia yang berbahaya.

"Jadi kau benar benar serius!? Ini..ini di Rue Beleville!? Kau benar membawaku kesini!?" Ujar Shay, si wanita jalang dengan raut tak percaya. Matanya menyala-nyala menatap jendela mobil yang memperlihatkan pemandangan jalanan Rue de Belleville yang begitu sunyi.

Vanessa mengangguk mantap tanpa beban. Mereka--Shay dan Vanessa--tengah duduk bersebelahan di kursi bagian belakang mobil Rang Rover yang bersembunyi. Ada Bob yang menjaga mereka atas perintah Jake, dan sekaligus bertugas sebagai supir hari ini.

"Kalian gila!? Huh!? Bagaimana bisa kalian menyuruhku bersembunyi di kediaman keluarga Rousseau!? Tolol. Jika Mr.Rousseau tahu kalau aku ini jalang!? Aku bisa diusir! Lebih baik, kita kembali! Aku bisa melindungi diriku sendiri dari Louis!"

Lagi-lagi, kejadian gila menimpa seorang Shay. Sejak pukul 6 pagi, Vanessa sudah membangunkannya. Dan tiba-tiba wanita itu mengatakan bahwa Shay akan menyembunyikan diri dengan cara menyamar. Dan ia harus menyamar sebagai seorang nanny. Okay, mungkin kalian pikir itu tidak masalah. Dan Shay sebenarnya tidak keberatan mengenai hal itu. Namun, masalahnya, ia harus menyamar sebagai seorang nanny di kediaman keluarga Rousseau. Catat, Rousseau.

Rasanya, baru beberapa jam lalu Shay menonton keluarga Rousseau di televisi. Seakan-akan tayangan itu menjadi petunjuk akan nasibnya yang berujung begini. Ternyata perkataan kacau Vanessa semalam memiliki arti.

"Ku mohon, jangan keras kepala! Ini semua perintah Papa!" Ujar Vanessa seraya berdecak frustasi. Jika ia disuruh memilih, melayani pelanggan di atas ranjang lebih Vanessa pilih daripada diamanati untuk melindungi sesama jalang dari seorang maniak seks penyakitan. Jika tidak ada bayaran tinggi untuk melakukan ini, tentu Vanessa tidak sudi melakukannya.

"Kenapa tidak di tempat lain saja!? Dan mengapa kalian tidak memberi tahu ku dulu!?" Sergah Shay dengan mata yang memicing tajam ke arah Vanessa dan Bob bergantian. Vanessa kembali berdecak kesal sementara Bob hanya diam di tempatnya.

"Tak ada waktu. Louis terlalu cepat menyerang. Dan percayalah, Rita. Kami melakukan semua ini untuk melindungimu!"

"Melindungiku!? Lantas memasukanku ke kandang singa? Yang benar saja!"

"Kandang singa!? Hei! Dengar, mereka adalah Rousseau, Rita! Mereka kaya! Jika aku jadi kau, aku tidak akan menolak rencana ini. Semua demi kebaikanmu! Kau akan aman di sana. Dan Louis tidak mungkin menemukanmu sampai dia mati jika kau berada di sana dan menjalankan misi ini dengan baik! Atau kau mau kami menyembunyikanmu ke Afrika!?"

Vanessa mengakhiri penjelasan panjangnya dengan dengusan sebal lantas memutar bola mata jengah. Ia benar benar tak habis pikir akan wanita di hadapannya, Shay terlalu bodoh dan keras kepala. Begitu menurutnya.

Shay menghela napas lantas menghembuskannya dengan kasar. Ia masih tak terima akan nasib yang menimpanya. Terlalu naif dan mustahil. Sepanjang karirnya sebagai seorang pelacur yang sudah cukup lama, Shay tidak menyangka semuanya berujung seperti ini. Louis Aston, oh astaga! Bahkan Shay tak terpikir sedikit pun untuk bisa bertemu dengannya lagi. Dan tiba-tiba, pria itu datang mengejarnya, membuat perang besar antar mafia. Hingga berujung pada Shay yang mendapat getahnya yang harus bersembunyi di tempat keluarga bangsawan tersohor. Bagaimana bisa?

SLUT [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now