Chapter 4

15.6K 735 29
                                    




Keesokan harinya, seperti biasa Shay dengan profesi baru-nya mulai ikut berjajar rapi di ruang meja makan. Menjamu keluarga Rousseau untuk sarapan. Ia sudah bisa melakukan gerakan-gerakan rumit para nanny saat menyiapkan makanan, dan itu butuh waktu untuk berlatih seharian.

Dengan wajah masam, pucat, disertai bibir yang kering, Shay berdiri tepat di samping Lili. Lagi. Nanny muda berwajah oriental itu terlihat berseri-seri. Setelah melihat seharian kemarin, Shay jadi tahu bahwa Lili menyukai Justin.

Pintu emas kembali dibuka. Muncullah Lydia dengan penampilan memukaunya, diiringi Pierre dengan wajah tampan berwibawa-nya. Mereka berjalan khidmat ke meja makan. Ambre dengan suara lembutnya langsung menyambut mereka dan tanpa menunggu lebih lama, Pierre dan Lydia pun memulai santapannya.

Namun, tidak ada Justin yang datang dan membuat keributan seperti biasanya. Bahkan suasana di meja makan serasa diliputi keheningan yang tenang. Shay merasakan helaan napas berat yang diiringi dengusan pelan di sampingnya. Ia melirik sebentar dan menemukan Lili dengan raut wajah memelas yang menyedihkan. Mungkin dia kecewa karena Justin tidak ada.

"Kau?"

Shay terlonjak dan segera mengalihkan pandangannya. Suara Lydia yang lembut tengah memanggil seseorang, entah siapa. Namun, matanya tampak mengarah pada Lili. Lili yang merasa dipanggil segera melangkah ke depan seraya menunduk hormat.

"Mademoiselle." Ujar Lili, siap untuk diberi perintah.

Lydia membenamkan bibirnya sebentar. Garpu yang ia genggam mulai menunjuk-nunjuk Lili dengan gerakan lembut. "Antarkan sarapan untuk Justin."

"Oh! Baik, Mademoiselle!"

Terdengar sekali bahwa Lili merasa senang sekarang. Ia mengangguk cepat diiringi nada bicara yang antusias. Shay mendengus diam diam. Ia merasa bahwa Lili terlalu berlebihan dalam segala hal.

"Um..Mademoiselle, bolehkah aku mengajak nanny baru itu untuk ikut bersamaku?"

Lili menoleh ke belakang sesaat dan seketika Shay menegang di tempatnya. Sialan! Berani sekali nanny asia itu! Apa maunya!? Ini tidak bisa dibiarkan. Lili harus diberi pelajaran. Shay tak peduli jika penyamarannya akan terbongkar karena ulahnya sendiri. Ini menyangkut harga diri! Lili dengan berani membuatnya marah!

"Ya, Kau boleh mengajaknya."

Shay memejamkan matanya kuat kuat. Semakin geram dengan apa yang terjadi sekarang. Dengan menahan marah, ia pun membalikan tubuhnya lantas mengikuti langkah Lili yang mulai melangkah menghampiri pintu, tanpa memberi penghormatan sedikit pun pada keluarga Rousseau yang masih menyantap sarapannya. Persetan dengan itu semua! Shay tidak tahan lagi!

Setelah keluar dari pintu, Shay buru-buru menghampiri Lili lantas meraih lengan nanny itu dengan gerakan cukup kasar.

"Apa maumu!? Kenapa kau melibatkanku padahal kau sendiri yang disuruh!?" Cercah Shay berapi-api sembari menahan volume suaranya. Alih-alih takut akan amarah Shay, Lili hanya meresponnya dengan kekehan kecil.

"Oh Jess! Justru aku menyelamatkanmu. Aku tahu kau tidak betah berdiri terlalu lama. Setelah aku mengantarkan makanan untuk Tuan muda, kita bisa beristirahat di dapur."

Ada sesuatu yang terasa melilit perut Shay sekarang. Ia melemaskan cengkramannya di lengan Lili seraya menahan napas. Tepat, Lili benar sekali. Dengan mulut yang terkatup rapat, ia pun membiarkan Lili menuntunnya menuju dapur. Mempersiapkan makanan untuk Justin.


SLUT [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now