Chapter 27

12.8K 537 30
                                    

*gue sengaja gak crop mulmed soalnya gue liat username ig si abang yang deketan sama punya Shay di atas WKWK entah knp gue baper liatnya jadi sayang kalo dicrop gt ok ini gapenting. Happy Reading aj yeah

27


Shay berjalan mondar-mandir layaknya setrika panas. Satu tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya sendiri. Dan layaknya sertika yang menyala, Shay pun merasa panas sekarang. Panas dalam artian frustasi, syok, dan nyaris gila. Bayangkan saja, lagi-lagi Justin menjadikannya pusat perhatian di depan Lydia dan para rekan sesama pelayan yang lain. Bocah sinting. Justin benar-benar memperlihatkan cara untuk mengajaknya berlibur secara gamblang. Lantas bagaimana? Lydia telah memberi ijin penuh pada Justin dan seharian ini, para pelayan lain sibuk bertanya mengenai Justin dan segala pemikiran bodohnya yang tidak dapat dipercaya.

Sebut Shay berlebihan, sebut Shay gila. Tapi bagaimana jadinya jika mereka mulai menaruh curiga dalam tindakan gila ini? Terkadang, Shay benar-benar geram menghadapi tingkah Justin yang keras kepala. Seperti saat ini. Rasanya Shay ingin memberi Justin pelajaran sekejam-kejamnya pada bocah itu agar ia bisa merasakan jera.

"Nona Connell?"

Dan Shay nyaris berteriak seraya terlonjak begitu matanya menangkap tubuh semampai Lydia yang berjalan khidmat ke arahnya. Oke, kini Shay merasa benar-benar bodoh. Ia berjalan mondar-mandir di tempat yang salah. Lorong lengang di sekitar mansion tentu bukanlah tempat yang tepat untuk melepaskan kefrustasiannya.

Kini Lydia berdiri tepat di hadapan Shay. Dan tanpa diduga ia mengulas senyuman di wajahnya. "Aku yakin kau terlalu terkejut sekarang." ujar Lydia sembari membenarkan tatanan rambutnya. "Maaf jika keinginan anakku membuatmu terguncang."

Shay tampak rikuh mendengar semua perkataan Lydia. Rasanya ia benar-benar bingung dan frustasi setengah mati karena situasi rumit ini. Jika Lydia tahu soal 'relasi terselubung' antara Shay bersama anaknya, dia sangsi bahwa Lydia masih mampu bersikap baik seperti ini. "Nyonyaku, aku hanya... sedikit terkejut."

"Itu wajar, Nona Connell. Aku mengerti." ujar Lydia seraya meraup bahu Shay lantas meremasnya lembut. "Kurasa ada sesuatu yang terjadi pada anakku."

Shay menghela napas sejenak. Lantas praktis mengernyit bingung. "Maksud anda, Mademoiselle?"

"Anakku menyukaimu."

Secepat kilatan guntur, Shay tersentak. Lihat, bagaimana Lydia bisa menyimpulkan secepat itu!? Dan alasan terbesarnya adalah karena Justin terlalu memperlihatkannya. Shay yang tersentak segera mengerjap lantas mengontrol diri untuk tidak menampakkan ekspresi yang janggal di hadapan Lydia. "A--apa? Nyonyaku, kurasa itu tidak benar."

Lydia menghela napas sejenak, lantas menghembuskannya dengan perlahan dan tenang. Iris matanya mulai menerawang ke arah atas seraya menengadah sebentar. Lantas kembali tertunduk dan menggeleng lemah. "Kau tahu anakku terluka. Selama dia seperti itu, aku hanya takut pandangannya dalam menyikapi dunia perlahan berubah ke arah yang menyimpang."

Shay terdiam.

"Dia tidak pernah peduli akan sekitarnya. Dia membungkus dirinya sendiri, termasuk di hadapanku." Lydia membenamkan bibirnya sejenak lantas iris matanya memandang Shay begitu dalam. Seakan mengajaknya untuk ikut merasakan apa yang Lydia rasakan. "Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia kembali berubah secara perlahan. Dan ketika aku tahu kalau dia menyukaimu, percaya atau tidak, hatiku merasa tenang."

Perkataan Lydia sontak membuat Shay merasa terbungkus oleh sesuatu yang membuatnya kaku. Batinnya seakan menerima sekaligus menolak akan apa yang Lydia katakan. Apa maksud dari semua ini? Apa sebenarnya Lydia sudah mengendus hubungannya bersama Justin? Jika itu benar, mengapa Lydia memainkan hipotesanya secara rumit seperti ini? Apa Lydia bermaksud menyindir dan beberapa detik kemudian akan mengancamnya? Jika itu benar, Shay bisa mengatakan bahwa Lydia hebat. Dan semua sandiwara ini harus segera diakhiri.

SLUT [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang