EXTRA CHAPTER

1.6K 78 23
                                    

Extra Chapter

Di bagian barat basement parkir Folie's Pigalle, terdapat sebelas mobil jenis retro modern Maybach Exelero yang berjajar rapi dengan orang-orang berbadan kekar tegap dan bersenjata berada di dalamnya. Di salah satu mobil yang terparkir di tengah-tengah, terdapat eksistensi seseorang yang lain. Dengan iris mata hazel yang berkilat di balik gelap dan rambut pirang yang menutupi sebagian wajahnya. Seorang pemimpin sekaligus pemilik sebelas mobil tersebut.


Justin Allard Rousseau.


Pria yang kini telah resmi menjadi presdir The Rousseau Corp tengah menjalankan suatu misi yang berhubungan dengan tujuan hidupnya, tepat di tempat ini. Di sarang pelacuran yang terkenal di Prancis. Sesuatu yang terdengar tabu namun tetap menjadi kenyataan. Setelah bertahun-tahun Justin menciptakan amunisi dan membangun mentalnya yang rapuh dengan cara tersulit.


Kini, Justin nyaris berhasil.


Pria bertubuh tegap itu meraih ponselnya, di tengah keheningan ia mulai menghubungi seseorang. Napasnya berembus gusar diiringi atmosfer yang terasa menegangkan. Menunggu dering demi dering panggilan yang belum juga terhubung. Hingga beberapa detik kemudian, terdengar suara serak seorang wanita begitu parau.


"Justin––"


"Larilah sekarang juga. Keluarlah menuju basement. Aku menunggu." tandas Justin cepat dengan mata yang fokus menatap pintu kaca belakang gedung yang berjarak lima meter di depannya.


"Justin, aku tidak bisa."


"Kau akan baik-baik saja."


"Jake tidak akan mengampuni semua ini." wanita itu terdengar begitu panik. Suaranya yang parau semakin terdengar lirih. "Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu."


Justin memejamkan kedua matanya. "Shay,"


"Justin," Shay mulai menangis. "Aku mohon."


"Ma Belle," Justin mulai keluar dari mobilnya, lantas berdiri tepat di depan mobil tersebut. "Yang perlu kau lakukan adalah berlari secepat mungkin dan menemuiku. Kau pasti bisa."


Terdengar bunyi aneh diikuti napas terengah di seberang sana. Justin masih mendekatkan ponselnya ke telinga, matanya terpejam kuat diikuti napasnya yang masih tersendat oleh rasa gusar. Justin tahu jika Shay tengah berlari ke arah sini, untuk menemuinya, untuk menyelamatkan diri. Untuk kembali memungut cinta sejati yang tersepuh oleh banyak masalah.

Tiba-tiba sambungan terputus. Seketika satu tangan Justin terkepal diikuti kedua matanya yang terbuka. Pria berambut pirang dengan tato yang mencetak hampir seluruh lengannya itu kini hanya bisa menunggu kedatangan wanita yang dicintainya keluar dari balik pintu kaca itu. Tanpa sadar, batinnya mendoakan keselamatan Shay.

Beberapa menit Justin menunggu, akhirnya terdengar derap langkah kaki yang ramai diikuti pintu kaca yang terbuka di kejauhan sana. Eksistensi Shay McConnell akhirnya muncul. Namun alih-alih berlari seorang diri, Shay datang dengan diseret secara paksa oleh Jake Sandy yang dikawal oleh petugas keamanan dalam jumlah banyak. Melihat itu, Justin tidak bereaksi. Raut wajahnya sulit terbaca.


"Ah, Mr.Rousseau." sapa Jake Sandy begitu lantang di tengah keheningan. Pria paruh baya bertubuh gempal itu terus menyeret tubuh Shay hingga berhadapan dengan Justin yang masih terdiam dengan satu tangan terkepal. "Selamat malam."


"Perlakukan kekasihku secara layak, tolong."


"Kekasih? Astaga." Jake terkekeh, lantas mendorong Shay yang kini terisak hingga nyaris jatuh. "Rita, kau cukup pintar mencari pacar."


SLUT [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now