24. The Memories

1.8K 141 10
                                    

"Vi. Kau biasanya suka bermain apa?" Tanya Reine dengan wajah lugunya.

"Aku, biasanya hanya membuka buku Oma Laine dan kadang-kadang memasak dengan Oma." Jawab Vianna mengayunkan kakinya di pinggir kolam.

"Kau benar-benar membosankan. Bagaimana kalau kita bermain petak umpet?" Tanya Reine lagi.

"Petak umpet? Apa itu?" Tanya Vianna balik sedikit tertarik.

"Hahahaha! Kau benar-benar tidak tau apa itu petak umpet?" Tanya Reine mengusap air mata yang keluar karena dirinya tertawa terlalu keras.

"Tidak. Bagaimana caranya?" Tanya Vianna semakin antusias.

"Aku akan jelaskan kalau kau mau bermain bersamaku." Kata Reine.

"Tentu. Aku mau." Kata Vianna.

"Janji?" Reine mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji!" Vianna melingkarkan kelingkingnya di kelingking Reine.

***

Zlebb!

"Vi.... anna?"

"Vianna!!"

Sera terjatuh dan mati saat itu juga. Vianna yang terkena jarum Sera ikut ambruk.

"Vianna! Tunggu! Jangan mati! Aku akan mengobati lukamu!" Kata Reine dengan air mata yang mulai mengalir deras.

"Vianna? Apa yang kau lakukan?!" Gray juga ikut panik tapi tak bisa berbuat apa-apa. Yang lainnya hanya bisa kaget dan meneteskan air mata.

Vianna lalu memegang pipi kiri Reine yang duduk di sampingnya dengan tangan kirinya.

"Jangan sedih. Sudahlah. Ini memang sudah jalan takdirku." Vianna tersenyum walaupun darah mengalir keluar dari mulutnya.

"Tidak! Kau harus hidup! Bersamaku! Bersama kita semua!" Kata Reine mengeluarkan air mata semakin deras.

Vianna menyentuh kedua tangan Reine yang sedang berusaha menyembuhkannya, Vianna menyingkirkan kedua tangan itu.

"Vianna, kenapa? Kena... hiks... kenapa??" Reine sudah tak kuasa menahan tangisannya lagi.

"Tak apa. Aku hanya ingin kau tetap hidup untuk menyelamatkan semua orang. Ayloah, jangan sedih. Aku akan tetap berada di hatimu. Begitu juga dengan yang lainnya." Kata Vianna dengan mata yang mulai tertutup dan suara yang serak.

Tubuh Reine sudah lemas, ia tak bisa melakukan apapun lagi. Chloe menangis di bahu Kazuto. Dan Kazuto hanya bisa mengusap-usap kepala Chloe saat itu. Lyra, Gray, dan Leon hanya menatap dengan perasaan sangat kacau, sedih. Mereka gemetaran.

Reine mengajukan jari kelingkingnya, "Janji, kau akan berada di sisi kami terus?"

Vianna melingkarkan kelingkingnya di kelingking Reine, lalu mengangguk.

"Reine, terimakasih atas kenangan yang telah kau berikan. Aku sangat menghargainya. Begitu juga dengan kalian semua, terima kasih banyak." Kata Vianna.

Mata Vianna tertutup. Wajahnya sangat damai saat itu.

"Vianna?! Vianna!!" Reine memeluk tubuh rekannya itu sangat erat. Dirinya menangis sekeras mungkin. Sudah tak ada lagi yang bisa menghentikan tangisannya itu.

***

Zrrsss...

Hujan menemani iringan pemakaman Vianna. Bahkan, langit ikut bersedih. Reine membawa payung dan berdiri dibawahnya bersama Lyra. Sedangkan Chloe menundukkan kepalanya dipundak Kazuto yang memegang payung untuk melindungi mereka berdua dari air hujan yang turun dengan deras.

Witch and WarWhere stories live. Discover now