9. Gray's Story

2.5K 223 6
                                    

Hujan es berlanjut. Es itu turun dengan jumlah yang mengerikan. Hampir seluruh rumah sudah berubah menjadi es. Khanz dan orang tua Kazuto serta para anak-anak menyadari keadaan ini.

Merekapun mencoba keluar dari pintu rumah dan melihat Kazuto tengah terdiam sambil berdiri di tengah taman melihat bintang dan es dari langit yang berjatuhan.

"Kazuto!" Panggil Chiaki.

"Hmm? Kalian datang! Selamat datang!" Kata Kazuto sambil mendekati.

Tapi yang terjadi tidak terduga, Kazuto menyerang Khanz dan yang lain. Seiji langsung menjauh dari tempat itu menuju halaman depan. Tapi karena adanya es itu, tangan kanan Seiji berubah menjadi beku.

"Apa ini? Es?" Kata Seiji.

"Semuanya! Jangan sampai sedikitpun terkena es yang berjatuhan itu!" Teriak Seiji.

Tapi mau bagaimana lagi, Kazuto menyerang mereka semua hingga mereka menyebar. Untung saja teras rumah Gray memang cukup luas untuk mereka semua.

"Kazuto! Tenangkan dirimu!" Kata Leon

"Tenang? Aku baru saja selesai berurusan dengan si penembak panah! Dan kau ingin aku langsung tenang setelah membunuhnya? Aku... belum puas!" Kata Kazuto sambil menunjuk ke arah orang yang tadi dibunuhnya.

"Tenangkan dirimu sedikit!" Kata Khanz sambil memegang kepala Kazuto.

Sebuah cahaya hijau menyelimuti tangan Khanz yang memegang kepala Kazuto. Kazuto lalu terjatuh pingsan saat itu juga.

"Kazuto! Aku akan menidurkannya di kamar atas!" Kata Leon lalu diikuti dengan Chloe dan Lyra.

"Ayah..." kata Reine.

"Ya, ini saatnya memberitahu mereka hal itu." Kata Khanz sambil masuk ke dalam rumahnya.

"Gray!" Panggil Reine dan Gray langsung muncul dibelakangnya tanpa disadari.

"Iya kak?" Tanya Gray. Reine lalu menyuruh Gray untuk melelehkan berbagai benda yang beku disana dan Gray pun setuju melakukan itu.

Setelah Gray melakukan tugasnya, dia kembali ke dalam dan masuk ke ruangan sihir yang ternyata didalam sudah ada ayahnya dan juga teman serta kakaknya.

"Sudah selesai? Pekerjaan bagus." Kata Khanz.

"Ah iya. Jadi, ada apa disini?" Tanya Gray.

"Anu, Gray. Aku minta maaf dengan apa yang terjadi. Aku membekukan rumahmu dan mengharuskanmu mencairkannya." Kata Kazuto dengan wajah yang bersalah.

"Kau memang merepotkan." Kata Gray ketus dan Kazuto hanya tersenyum kecil.

"Jadi, sebenarnya ada apa? Kalau hanya Kazuto ingin minta maaf, aku akan pergi dari sini." Kata Gray

"Ayah ingin berkata sesuatu." Kata Khanz

"Begini, kejadian yang tadi itu. Waktu Kazuto menyerang orang itu, kalian sadar kan bahwa iris mata Kazuto berubah?" Tanya Khanz dan dijawab dengan anggukan oleh semuanya.

"Kalau iris matanya berubah. Itu tandanya bahwa dia sedang tidak mengendalikan dirinya sendiri." Kata Khanz

"Maksud paman?" Tanya Lyra

"Saat itu, yang mengendalikan dirimu adalah emosimu. Entah itu kemarahan, kebencian, kesedihan, ataupun yang lain. Mereka datang saat emosimu sedang tidak stabil." Jelas Khanz

"Lalu, kami harus bagaimana?" Tanya Chloe.

"Tidak ada. Kau harus mencoba mengendalikannya sendiri. Tahan emosimu, karena kalau emosimu meluap. Itulah yang terjadi, kau bahkan tidak kenal lawan ataupun kawan. Dimatamu semuanya sama." Kata Khanz

Witch and WarWhere stories live. Discover now