13. Roar

2.3K 204 7
                                    

Reine dan Khanz memasuki kamar Kazuto untuk mencoba kemampuan penyembuhan baru mereka. Leonpun keluar dari kamar Kazuto untuk memberi mereka berdua ruang.

"Reine, kau pertama." Kata Khanz dan Reine langsung menelusuri badan Kazuto dari atas hingga bawah dengan tangannya.

"Sudah. Lalu sekarang ayah, apa ini akan berhasil?" Tanya Reine tak yakin.

"Tenang saja. 80% pasti berhasil!" Kata Khanz mantap sambil memulai keahliannya.

"20%nya bagaimana ayah?" Tanya Reine dengan poker facenya.

"Tenang saja." Kata Khanz sambil berkonsentrasi penuh dengan penyembuhannya itu

"Dasar. Ayah yang aneh." Jawab Reine sambil membantu ayahnya.

"Nah, sudah selesai. Mungkin dia akan terbangun sekitar 5 menit lagi." Kata Khanz

"Kalau begitu, tunggu diluar saja. Nanti dia akan takut kalau apa yang dilihatnya pertama kali setelah bangun dari tidurnya adalah wajah ayah." Kata Reine tertawa.

Khanz hanya memasang wajah cemberutnya sambil melangkah keluar dari kamar Kazuto. Saat Reine menuju ruang tamu, dilihatnya Lyra dan Chloe sudah duduk manis seperti mengadakan rapat dengan Leon dan Gray.

"Oh, hai kak!" Sapa Lyra dan Chloe hanya tersenyum sambil sedikit melambaikan tangannya.

"Hai, sedang membicarakan apa?" Tanya Reine.

"Membicarakan tentang apa saja yang perlu dibawa nanti saat pergi ke dunia sihir." Jawab Lyra.

"Memangnya, menurut kalian apa saja yang perlu dibawa?" Tanya Reine lagi.

"Bawa diri sendiri." Jawab Chloe datar.

"Lalu?" Tanya Reine lagi.

"Hanya diri." Kata Lyra.

"Uhm, oke." Kata Reine sedikit kebingungan.

"Kak! Tadi Leon menjelaskan pada kami apa yang terjadi setelah kami pergi. Kami minta maaf karena malah pergi disaat yang tidak tepat." Kata Chloe mengatupkan kedua telapak tangannya.

"Tak apa. Aku juga sebenarnya tadi telat melindungi Kazuto dan Gray." Jawab Reine.

Mereka pun banyak mengobrol tentang banyak hal yang mereka senangi. Dan tak lama kemudian, Kazuto terbangun dari tidurnya.

"Hmm... ini jam berapa?" Kata Kazuto pada dirinya sendiri.

"Halo?" Kazuto membuka pintu kamarnya dan melihat sekelilingnya.

"Tak ada siapapun, mungkin di bawah ya?" Gumam Kazuto.

Kazuto lalu menuju ruangan yang menurutnya paling ribut dan langsung memasuki ruangan itu.

"Halo?" Panggil Kazuto.

"Oh, kau sudah bangun!" Kata Leon.

"Iya, tapi, kenapa aku bisa secepat ini bangun? Seingatku tadi ada 5 orang berwajah aneh menyerangku, lalu Kak Reine mengalahkan mereka dan aku hmm.... pingsan?" Kata Kazuto kebingungan.

"Kurang lebih begitu." Jawab Reine.

"Oya, Gray!" Panggil Kazuto dan Gray langsung menatapnya dingin.

"Apa?" Tanya Gray ketus.

"Kau, kenapa lepas kendali?" Tanya Kazuto, tepat setelah Kazuto bertanya begitu, Gray langsung memalingkan wajahnya.

"Aku marah. Dia membodohiku, itu saja." Kata Gray berbohong.

"Hoo, aku tak menyangka, Gray yang terkenal dingin dan pemarah bisa tersinggung dengan sebuah candaan kecil saja ternyata." Kata Kazuto tersenyum sinis.

Witch and WarWhere stories live. Discover now