16. Curse

2.1K 163 4
                                    

"Oma, toiletnya dimana?" Tanya Leon.

"Ujung koridor kamar kalian. Tadi tidak lihat?" Tanya Oma Laine.

"Tadi aku tidak fokus melihat ke ujung. Panjang sekali koridornya." Kata Leon seraya menaiki tangga dan menuju kamar mandi.

"Nah, tadi lorong menuju kamar itu belok ke mana ya?" Gumam Leon sambil menggaruk kepalanya.

"Mungkin disana atau.... jalan sajalah." Leon lalu memasuki sebuah lorong yang ia sendiri sebenarnya tak tau itu mengarah kemana.

"Rumah Oma Laine rumit sekali. Mirip labirin." Kata Leon sambil terus berjalan dan menggerutu.

'Nah, ini sepertinya kamar mandi. Walaupun tak melihat kamarku sendiri, mungkin memang ini juga sebuah kamar mandi.' Pikir Leon lalu memutar gagang pintunya.

"Ruangan kosong? Berarti bukan." Kata Leon hendak menutup pintu.

Leon tiba-tiba merasakan tangan yang dingin memegang kedua bahunya. Sontak Leon langsung memasuki ruangan itu dan dia memasang kuda-kudanya.

"Siapa!?" Tanya Leon.

"Bisakah kau tidak menjadi seorang penguntit? Itu menjijikkan!" Kata Leon melihat sekelilingnya. Tapi sayang, ruangan itu tak memiliki jendela satupun, bahkan bisa dibilang hampir tak ada penerangan sama sekali di ruangan itu.

Leon lalu mengandalkan pendengarannya dalam situasi ini. Dia sendiri bahkan tak tau dimana utara dan selatan. Leon hanya berdiri dan berkonsentrasi dengan pendengarannya.

Krrrtt!!

'Suara apa itu? Arah mana?' Pikir Leon sambil tak bersuara. Suara itu semakin keras dan jelas.

'Panah!!' Sontak Leon langsung menghindar karena mendengar sesuatu yang cepat datang mengarah kepadanya.

Jleb!

'Hampir.' Pikir Leon. Panah itu menancap didinding yang ada dibelakangnya.

Panah itu hampir saja mengenai pipi bagian kanannya. Untung saja Leon cepat dalam hal menghindar. Leon perlahan-lahan mundur dan mencoba untuk tidak menimbulkan suara. Leon tak ingin lokasi dirinya berdiri diketahui musuhnya.

Leon meraba-raba dan merasakan sebuah dinding yang dingin menyentuh tangannya.

'Dapat!' Pikir Leon sambil tersenyum.

Leon mulai berjalan mengitari dinding untuk menemukan sebuah pintu yang bisa digunakan untuk dirinya keluar.

Krrttt!!

'Lagi!?' Pikir Leon mulai mempercepat jalannya dan semakin mengecilkan suara yang ia buat.

"Naif." Kata seseorang dan panah itu terdengar menancap tepat disebelah telinga kanan Leon

Leon bernafas berat. Kaget karena dirinya hampir mati karena sebuah anak panah.

Tapi, Leon langsung menyadari sesuatu.

'Pintu!' Leon memegang gagang pintu itu dan mulai memutarnya perlahan.

Krrrtttt!!!

'Monster! Bagaimana aku bisa keluar dari sini? Aku buka pintunya, dia akan menembak. Aku tidak membuka pintu, aku akan terjebak disini. Sial! Aku harus bagaimana??' Pikiran itu terus berputar dikepala Leon.

Zleb!

'Panahnya!! Itu sudah menancap! Dia tak akan bisa menembak lagi dengan cepat! Sekarang kesempatanku!' Leon membuka pintu dan hendak berlari keluar.

"Sudah kubilang kau naif." Kata suara itu lagi.

Zleb!

Sebuah panah membuat luka robek di lengan kiri Leon.

Witch and WarWhere stories live. Discover now