21. Party #1

2.2K 149 2
                                    

"Mereka lama sekali!" Kata Reine sambil mengetuk-ngetukkan kakinya dan melihat jarum jam yang terus berputar.

"Sabar saja, mungkin mereka ada sedikit masalah. Motor yang mogok dan terkunci di kamar mandi." Kata Chloe.

"Bodohnya mereka kalau hal itu benar terjadi." Kata Leon.

Tok tok tok

Suara pintu yang diketuk terdengar, secercah wajah ceria langsung terpampang di wajah Reine.

"Nah, itu pasti mereka. Bukalah." Kata Oma Laine.

Lyra lalu membuka pintunya dan dengan tiba-tiba langsung berteriak. Gray dan Kazuto masuk dengan susah payah. Kazuto dibantu berjalan oleh Gray. Sedangkan mulut Gray masih terlumuri darah. Kazuto hanya bisa menyeret kakinya dengan bantuan Gray yang menopangnya.

"Apa yang kalian lakukan!?" Tanya Khanz terlihat sangat kaget dan cemas.

"Ceritanya panjang. Lebih penting lagi, Kazuto dan aku terluka parah. Bisa bantu diobati?" Kata Gray.

Gray, dengan matanya yang tajam menelusuri ruangan keluarga rumah Oma Laine. Penuh dengan hiasan balon dan pita. Juga beberapa foto dirinya terpampang dengan jelas di dinding rumah.

"Ngomong-ngomong, ada apa dengan hiasan ini?" Tanya Gray dan yang lainnya langsung tertegun dan tersenyum miring.

"Aku lupa! Gray, happy birthday!" Kata Vianna diikuti dengan yang lainnya. Gray lalu menatap sinis Kazuto yang masih ia bantu untuk berdiri.

"Kalau boleh, kami ingin duduk dulu dan mendapat sebuah perawatan." Kata Gray.

Gray lalu duduk di sofa dan membantu Kazuto yang bernafas dengan tidak teratur untuk ikut duduk. Reine pun mengobati Gray, dan Oma Laine mengobati Kazuto. Kazuto yang perlahan tersadar dan Gray yang sedikit meringis karena lukanya mulai menceritakan apa yang terjadi tadi.

"Kazuto, lukamu cukup parah di pelipismu. Kau terkena apa? Dan terlebih lagi, tahan rasa sakitnya, aku akan mengeluarkan sesuatu yang ada di kakimu ini!" Kata Oma Laine.

Sebuah cahaya berwarna biru muncul di tangan Oma Laine. Dan ia meletakkan tangannya di atas paha Kazuto yang terluka. Kazuto yang sudah tersadar menutup sebelah matanya dan menguatkan rahangnya.

"Arrgghh!! Eegghh!!" Kazuto terdengar sangat kesakitan, dan sebuah peluru yang cukup besar dan terlapisi api yang membeku keluar dari dalam paha Kazuto.

Begitu pelurunya telah keluar, Oma lalu memperban lukanya dan juga memperban bagian pelipis Kazuto yang terkena peluru tadi.

"Oma, rusuk Gray dan tulang punggung Kazuto patah." Kata Reine begitu selesai memeriksa keadaan kedua pria dengan luka yang bertebaran di sekujur tubuhnya itu.

"Kalian ini seperti habis bergulat saja. Lain kali berhati-hatilah!" Kata Lyra yang langsung membuat Gray yang sedang diobati menatap sadis kepadanya.

"A-apa?" Tanya Lyra.

"Kau gila. Kau pikir ini ide siapa hah?" Kata Kazuto dengan suara yang hampir tak terdengar karena terdengar sangat serak dan berat.

"Apa maksudmu aku gila?" Tanya Lyra.

"Sudahlah Kazuto. Susah bicara dengan orang gila yang tidak menyadari kalau dirinya gila." Kata Gray yang langsung membuat wajah Lyra memerah karena marah.

"Sudah sudah. Jadi, apa kita rugi melakukan ini?" Tanya Chloe sambil menunjuk hiasan ulang tahun yang awalnya disiapkan untuk Gray.

"Yah, setidaknya tiuplah lilin dulu." Kata Khanz.

Witch and WarWhere stories live. Discover now