CATCH-7

6 3 2
                                        

5 hari berlalu sejak saat itu, sejak kemunculan Leister yang tiba-tiba mendekat pada Rafa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

5 hari berlalu sejak saat itu, sejak kemunculan Leister yang tiba-tiba mendekat pada Rafa. Kini nama Rafael Sanzio tidak lagi asing bagi orang yang tinggal di SMA Victoria. Bahkan, rumor sempat membahas kedekatan seorang Gabriella dengan Rafael, sayangnya tak ada bukti sehingga kabar tersebut hanya menjadi angin berlalu.

Tak lagi bisa tenang, tiap hari Rafa memikirkan apa yang akan terjadi bila orang-orang itu mulai menggali informasi pribadinya. Di Rooftop Rafa duduk sendirian, guru PJOK sedang ada rapat, dan kelas pun kini kosong. Rafa memutuskan termenung di Rooftop/atap sekolahan.

Duduk lesehan tanpa alas, Rafa menyandarkan punggungnya pada pembatas dari beton. Bagai orang gila, ia bengong dengan rambut acak-acakan.

Keamanan sekolah ini terlalu ketat, bukan ketat terhadap siswa yang mau kabur, melainkan ketat terhadap penyusup. CCTV ada di tiap sudut ruangan, bahkan koridor, dirinya bahkan tak tahu apakah di ruangan monitor CCTV ada penjaganya atau tidak. Apakah jika dirinya berhasil memasuki ruangan itu, akan ditemukan bukti-bukti rekaman terdahulu saat adiknya hendak bunuh diri?

Dan Rafa yakin gadis itulah penyebab kematian adiknya.

Mengingat hal itu, Rafa membuka ponselnya, mengecek apakah pelacak itu masih dibawa Gaby atau tidak. Namun, suara langkah kaki menghentikan aksinya. Pandangan Rafa langsung tertuju pada tangga, siapa yang ke Rooftop di jam sepagi ini? Apakah anak kelasnya?

Rafa pun berdiri dan mengenakkan kacamatanya kembali saat melihat bayangan di tangga.

Mendekat, seorang perempuan berjalan menaiki tangga. Mata amber itu pun menyorot indah kala bersitatap dengan Rafa.

"Cantika? Lo ngapain di sini?" Rafa menatap heran gadis berambut coklat yang tengah mendekat dengan sorot mata dingin.

Cantika tak mengindahkan pertanyaan Rafa. Gadis itu menyalakan ponsel lantas menekan tombol panggilan.

Drttt! Drttt!

Ponsel Rafa bergetar, ia pun meniliki nama yang terpampang di layar ponselnya. "Lo?" Menatap kembali gadis yang tengah mendekat, Rafa mengetatkan rahangnya. Sial, bagaimana bisa Cantika tahu identitasnya!?

"Akhirnya kita tatap muka langsung, tanpa kehalang helm sialan itu." Cantika mematikan panggilan di ponselnya, panggilan terhadap nomor yang sering mengirimkan pesan ancaman apabila dirinya tak mau diperintah. Senyum tipis mengembang di wajah gadis itu. "Untung gue hafal plat nomor di motor yang lo pake kemarin, bahkan telepon tadi masuk ke HP lo. Udah terpampang jelas buktinya." Cantika berdiri di hadapan Rafa.

Rafa hanya bisa diam, meski amarah terlukis di tatapannya yang menajam.

"Gimana yah kalau orang-orang tau sosok asli Rafael Sanzio? Si mantan preman SMK Bina Bangsa." Jari telunjuk Cantika terangkat menunjuk jidat Rafa. "Yang bahkan dengan otak liciknya lagi berusaha ngincer Gabriella."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 3 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CATCH SESSIONWhere stories live. Discover now