"Mikir kids!" Sahut yang lain.
"Mikir skirrrr!!
"Icikiwirr!!"
"Huuuuu." Semua bersorak heboh suasana semakin chaos. Polisi resing.
"Tenang-tenang apa mau kalian biar kita selesai kan!" Sang polisi kembali berteriak pada microphone miliknya.
"Apa mau kami???" Ricky kini telah mengambil alih microphone.
"Lo pada penjarain si Arkan seumur hidup biar setimpal, gue rasa gak cukup sih mata di balas mata nyawa di balas uang? Upsss!"
"Huuuuuuu .... Gitu aja main sogok main mu kurang rapih der wkwkwk!!"
Semua kembali bersorak kini lebih heboh bahkan dari mereka ada yang telah sampai di depan tameng polisi mengetuk-ngetuk tameng di depannya santai.
Tiba-tiba pemuda itu nyeletuk
"Padahal dulu cita-cita gue pengen jadi polisi ... Tapi ngeliat kalian, kayaknya gak dulu deh." Pemuda itu tertawa mengejek.
Seorang polisi muda perempuan melirik pemuda itu, kemudian menghembuskan nafas
"Gue juga aslinya muak jadi budak korporat gini."
Pemuda itu tersenyum
"Yaudah ikut gue yuk!" Pemuda itu mengulurkan tangan, di balas pistol yang mengacung tepat di dahi pemuda itu.
"Wah berani juga lo." Pemuda itu nyengir.
"Mundur atau peluru ini nancap di dahi lo." Datar nyaris tanpa ekspresi, kemana ekspresi yang tadi itu?
"O-oke." Pemuda itu tersenyum mengangkat keduanya tangan nya kemudian bergumam "menarik." Lalu mundur perlahan.
"Sialan lo berani bnget njim!" Pemuda itu tersenyum sembari merangkul bahu salah satu temannya.
"Bayangin keadaan sekarang gak se-chaos ini mungkin semuanya bakal terasa mudah kan?"
*******
"Bagaimana saudara Ricky apakah sepadan?" Suara dari pengeras suara polisi itu terdengar lagi. setelah mereka menyerahkan sebuah map berisi persetujuan dari pihak korban juga denda atas aksi demo yang mereka adakan mandiri dari universitas mereka.
Tanpa aba-aba Ricky merobek surat itu, menyalakan korek zippo miliknya dan membakar map tepat di depan mereka polisi dan oknum-oknum nya.
"Dengar semua ini udah gak bisa di toleransi lagi, ini udah benar-benar keterlaluan! Lo pada gak nyangka itu polisi pada udah di sogokin anjing! Sarap emang mereka semua!!"
"Kompensasi buat pelaku dan di hukum seringan-ringannya? otak dia di mana njir! Ini nyawa manusia loh!"
Ricky menggeleng tak habis fikir.
"Alasannya karna dia harapan keluarga? Lo pikir Bayu juga bukan harapan ibunya hah!"
Semua kemudian ikut menyahut tak terima.
"Ih Gilakk ayo serang aja udah."
"Wah gak bisa di biarin itu!"
"Justice for Bayu!!"
"Gak bersuara lo pada udah gak ada rasa kemanusiaan!"
"Huuuuuu."
"Iya tuh bangsat banget ... emang sinting apa itu orang?!"
"Huuuuu udah kalian nyerah aja apa susah nya sih? Nego ke kita cuman buang-buang waktu Kalian!"
"Huuuuuuuuu."
"Surat itu Isinya cuman sampah dan gue gak ngerasa berhak ngurusin sampah, emang seharusnya di daur ulang aja gak sih? apa langsung di bakar aja biar gak ribet?" Ricky kembali berteriak dengan lantang.
YOU ARE READING
Epilog tanpa prolog : From different way to same way
Teen FictionAttention!!!⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini ... Mohon kerjasamanya ;) Dunia tak lagi sama, mata yang dulu menatap dengan dalam entah mengapa tidak lagi mengerjab, tangan yang dulu kokoh kini tak lagi bertenaga, hanya air mata menjadi saksi...
12.Hope and reality
Start from the beginning
