09.Kembali pada kesibukan

21 3 3
                                        

Sabar itu bertahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sabar itu bertahan ... tidak menceritakan kesusahan dan ikhlas itu merelakan Tanpa merasa kehilangan.
-Raysa Anindya elfath

Raysa melirik kalender yang tertempel di dinding kamarnya lesu ... Ayolah ini masih hari Rabu dan weekend? Masih tiga hari kedepan! Jujur saja ia butuh me time dengan dirinya sendiri. menonton series Drakor on going contohnya, menulis, membaca novel atau hal-hal yang cuman bisa di kerjain di kamar dehh. atau– apa ia ingin menghindari masuk karna dirinya malu? Yang benar saja! Engga lah! ia hanya merasa muak saja. kejadiannya begitu cepat dan berhasil membuatnya selalu tak tenang untuk sekedar berangkat ngampus.

Raysa menghembuskan nafas malas meski kakinya tetap melangkah menuju kamar mandi.

5 minute later~

Raysa memeriksa penampilannya sekali lagi di kaca, memperbaiki bentuk hijab yang sedari tadi mengganggu pandangan matanya, ia meniup-niup lekukan atas jilbab Bella square nya sampai ia kesal sendiri.

"Agrhtt ... ni jilbab juga gak bisa di ajak kerjasama apa?!"

"Oke syaa tenang." Gadis itu tampak menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya, lalu ia mencoba memperbaiki hijabnya perlahan. Ia kemudian memandang dirinya lama di kaca kamarnya.

"Yang kemarin biarkan berlalu, hari ini belum terjadi, hari esok bakal lebih baik ... Semangat!!" Raysa melangkahkan kakinya cepat semoga hari ini baik-baik saja.

                          *******

"Minggu depan kita praktek silahkan pilih rekan kelompok kalian masing-masing dan sebelum saya akhiri kumpulkan makalah tentang masalah organ reproduksi sekarang."

Raysa merogoh tootbag miliknya gusar si-astagfirullah! Bagaimana ia bisa lupa kalo hari ini harus ngumpulin tugas? Dan perasaan itu tugas udah dia kerjain deh tapi dimana?

Brukk ....

Barang-barang yang berada di dalam tasnya berjatuhan kelantai. ia bergerak acak memasukkan barang-barang miliknya dengan tergesa-gesa.

Raysa mengangkat wajahnya takala seorang pemuda asing membantunya memasukkan barang-barang miliknya kedalam tasnya.

"Eee ... gak papa gue bisa sendiri kok," Ujar Rasya tak enak.

Pemuda itu tersenyum sangat manis.
"Gak papa gue lihat lo kesusahan tadi makanya gue bantu."

"Makasih lo udah repot-repot."

Pemuda itu menggeleng "Gak enggak sama sekali."

Raysa menyerngit memperhatikan pemuda itu sekali lagi.

"Lo anak FK?" Pemuda itu mengangguk.

"Tapi gue kok gak kenal lo?" Gadis berhijab itu tampak berfikir.

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now