08.Penuh tanya

25 5 1
                                        

Raysa kembali dengan gontai, tubuhnya terasa berat untuk melangkah ia tak banyak bicara setelah sampai di sana wajahnya juga terlihat pucat, Cherly dan Nadia mendekat untuk memeriksa keadaan Raysa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Raysa kembali dengan gontai, tubuhnya terasa berat untuk melangkah ia tak banyak bicara setelah sampai di sana wajahnya juga terlihat pucat, Cherly dan Nadia mendekat untuk memeriksa keadaan Raysa.

"Lo gak papa?" Tanya Cherly khawatir, Nadia memegang lengan Raysa untuk menopangnya, Gadis berhijab itu menggeleng kecil.

"Gue gak papa," lirihnya.

"Gue antar sekarang!" Dirga yang telah membayar bill buru-buru bergerak dahulu menuju mobilnya, di susul mereka berdua yang telah mengapit Raysa di tengah meraka, meletakkan kedua tangan Raysa di bahu mereka dan membantu gadis berhijab itu berjalan hingga masuk ke dalam mobil.

Tak ada yang membuka pembicaraan semua sibuk dengan fikiran masing-masing, Dirga fokus menyetir, dan Raysa masih menutup mulutnya rapat.

Nadia bergerak mengusap bahu Raysa pelan gadis berhijab itu tak bereaksi Cherly juga ikut menggenggam tangan Rasya menguatkan, tapi gadis itu tak merespon entah apa yang terjadi membuat Cherly dan Nadia kebingungan di buatnya.

Dirga mengantar Cherly ke rumahnya ternyata Nadia ikut turun juga, katanya tak ingin merepotkan Dirga. Dirga hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Padahal dia mau caper tuh depan pak solikin, ee sya gak cembokur luu?" Tanya Cherly berusaha mencairkan suasana, Raysa hanya menggeleng sembari tersenyum tipis.

Nadia menyerngitkan dahinya.
"Lo kalo sakit mending kita balik anter lo kerumah sakit deh, takut lo kenapa-napa."

"Gue gak kenapa-kenapa girls ... suer," Ucap Raysa sambil menunjukkan tangan yang berbentuk peace.

"Beneran nih?" Tanya Cherly memastikan, Raysa hanya mengangguk seadanya.

"Yaudah tiati bestot gueee ... ee Dirga hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut, buru-buru amat ajak ke syurga sebelum waktunya," Ujar Nadia nyeleneh.

Dirga tertawa kecil, "Tenang aja paling ada jump scare buat pemanasan, nanti kalo udah terbiasa rasanya kayak naik rollercoaster."

Cherly menunjuk Bogeman nya pada Dirga dengan senyum manisnya "Ya sebelum lo rasa ini mending lo main aman deh."

"Oke siap ibu-ibu negara kesatuan Republik Indonesia, saya akan menjaga ndoro kanjeng ratu ini dengan sebaik mungkin!" Dirga sampai berpose hormat ke arah Cherly dan Nadia.

"Kalo lo sweet gitu mulu ... Gue gak segan-segan karungin lo! nikahin gue sekarang mas!" Nadia berkata gemas.

"Ee mending lo jalan sekarang dehh ... cepet-cepet gue mau aman kan ODGJ ini dulu!" Cherly mendorong Nadia menuju teras rumahnya.

"Kenapa kita di pisahin ... kira kan saling cinta ya kan Dirga!??" Nadia berteriak tak santai, semakin terdengar ngaco.

"Lo mabok kecumbung kayaknya deh," Protes Cherly.

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now