09.Kembali pada kesibukan

Start from the beginning
                                        

Cting!

Satu notif membuat Raysa melirik handphonenya.

.cherlyprtw
Syaa ... Makalah lo di gue.

Raysa menghembuskan nafas lega.
"Eee yaudah gue pergi dulu ... Btw makasih ya!" Gadis berhijab itu membungkukkan badannya kemudian melangkahkan kakinya lebar menuju pintu kelasnya

Pemuda itu hanya mengangguk sembari tersenyum memperhatikan Raysa tanpa mengalihkan pandangannya.

"Mana makalah gue?" Kata Raysa to the point.

"Minimal datang salam kek!"

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Ngopi dulu gak sih?" Tawar Cherly.

"Nanti lagi deh kita ngobrolnya udah di cariin nih gue."

"Elehh ... artis aja gak sok seleb."

"Yaudah mana cepett!"

"Sabar to tarik nafas ... santai aja bro."

"Santai endas mu peang!" Cherly mengelus kepalanya yang di toyor Raysa.

"Kok bisa di elo?" Tanya Raysa akhirnya.

"Si ni anak memang! Kan minggu kemarin lo revisi di kosan gue, sekalian ngeprint karna printer lo eror."

"Masa sih?" Tanpa meminta izin gadis itu telah merebut makalah miliknya dan melangkahkan kakinya menjauh dari Cherly.

"Makasih Cherly yang paling imut sedunia!!" Teriak Cherly.

"Makasih Cher!!" Balas Raysa tak kalah besar.

"Telat lu!!!"

                            *******

Perpustakaan kali ini benar-benar sepi pengunjung ada beberapa orang mungkin terlihat duduk dan beberapa nya mondar-mandir memilah buku apa yang hendak di baca.

Raysa mengetuk-ngetuk pena miliknya di meja, okee sampai se siang ini tak ada gebrakan baru yang terjadi padanya. Ia berharap ketenangan ini akan berlangsung lama, tapi entah mengapa seperti ada yang kurang ... Gadis itu mengangkat bahunya kemudian ia kembali membaca buku tebal yang menjadi rutinitas harian. pusing iya? Mengerti pun tidak ...

Raysa meneguk minumannya santai sembari mencoba sedikit menghayati kata demi kata yang ada pada buku kesehatan itu meski berusaha pun rasanya ia sudah tak tahan lagi.

Drt ... Drt ... Drt ...
Nice tepat waktu!

"Lo dimana?" Tanya Cherly di sebarang sana.

"Di perpus ni gue, gimana?"

"Udah selesai?"

"Udah sih cuman pen singgah di perpus." Gadis itu berjalan keluar perpus dengan suara yang mengecil.

"Suara lo ngapa syaa?"

"Tadi gue di dalam perpustakaan ... yakali gue teriak-teriak kayak di pasar ikan!" Kini gadis itu telah keluar dari perpustakaan.

"Yakali!"

"Nah itu!" Raysa tertawa.

Raysa menyerngit takala melihat pemuda yang tadi membantunya seperti melambai ke arahnya, Raysa menunjuk dirinya dan di angguki pemuda itu, pemuda itu menghampirinya dengan senyum manis andalannya.

"Hai!" Sapanya terdengar renyah,
Raysa mengangguk dengan senyum lebar miliknya.

"Syaa? ... Syaaa lo dengerin gue gak sih?"

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now