"Assalamualaikum ukhti ...." Suara itu terdengar seperti suara perempuan yang di buat buat agar terdengar berat.

"Ukhti-ukhti kunti iya!"

Nadia tertawa lepas gadis itu merebut handphone Cherly dari tangan gadis itu.

"Astaghfirullah! Nadia ... Lo cocok casting filem deh kayaknya. applaus untuk kita semua!" Pekik Rasya, oke cukup di akui dia sedikit kesal.

Cherly terlihat heboh bertepuk tangan di ikuti Nadia yang juga bertepuk tangan.

"Jangan gitu lah tersanjung aing teh." Nadia menutup mulutnya sedangkan Cherly telah memutar matanya malas.

"Lo berdua laper kan makanya beli makan sekarang?" Raysa memicing menahan tawa.

Nadia mengangguk kuat "Gue tadi di ancem Cherly syaa ... Padahal gue laper banget tadi tapi ya sudahlah ...." Gadis itu pura-pura membuang nafas lelah.
Raysa tertawa dari ujung sana.

Cherly muncul di kamera, "Eh enggak ya! Itu karna dia gak mau keliatan jaim di depan Dirga sya sumpah!"

Nadia merebut handphone yang berada di tangan Cherly.

"Sumpah sya! Gue gak boong! Kalo boong besok Treasure konser kalian berdua gue bayarin!"

"SUMPAH!!" Cherly dan Raysa berteriak excited. Nadia mengangguk bangga ia melirik Cherly

Cherly muncul lagi di kamera "Kalo gue gue berani botak suer!"

Nadia meletakkan handphone Cherly secara landscape agar mereka berdua dapat masuk kedalam kamera.

"Oke guys hari ini kita mau makan ... kalian tim bubur di aduk atau gak di aduk guys?" Nadia tampak berlagak seperti vlogger.

"Gue sih gak pilih dua-duanya karna gue lagi gak makan bubur ... orang lagi makan lalapan." gadis berambut coklat itu menunjukkan makanannya.

"Udahlah gue udah dah gak mood ...." gadis itu kemudian menukar makanannya dengan milik Cherly, Cherly hanya beristighfar dalam hati sembari mengelus dadanya. Padahal aslinya ...

"Lihh apaan sihhh makanya kalo gak doyan gak usah di pesen!" Ucap Cherly nyolot sembari mengambil kembali piring makanannya.

"Udah gak mood."

"Gak ini gue punya," Ujar Cherly mutlak

"Women ... women," Guman Raysa.

"Lu juga women klo lo ingat!" Cherly mendelik ke kamera.

"Lah buset galak banget."

"Efek lapar jadi agak galak entar juga baik sendiri," Nadia masih berusaha mengambil piring milik Cherly.

"Ayok tukaran ya Cher ...." Nadia menunjukkan puppy eyes ke arah Cherly.

"Enggak!"

"Cher di sana ada Bu Dania minta revisi makalah lo!" Nadia menunjuk jalanan yang di penuhi hiruk pikuk manusia.

"Mana?" Cherly tampak panik, gadis itu terlihat celingukan. Nadia mengambil kesempatan itu untuk merebut piring milik Cherly.

"Lo boong kan?" Sebelum pertanyaan itu keluar piring milik Nadia telah nangkring manis di sana, sedangkan Nadia yang telah mengigit ayam yang penuh dengan sambal merah itu tertawa tanpa dosa, menelan kuat-kuat kunyahannya dan yap ... piring itu berhasil di eksekusi oleh Nadia.

"Astaga!" Teriak Cherly tiba-tiba, Nadia yang hendak minum keselek karna Cherly.

"Kenapa?"

"Tujuan gue nelfon lo karna mau kasih tau lo soal yang tadi di restoran."

Deg!

Mata Raysa membulat perkataan wanita di restoran tadi sore, kembali terngiang-ngiang di kepalanya.

"Emang apaan?" Tanya Raysa di tengah debaran jantung yang sedikit membuat tangannya berkeringat.

"Kasih tahu Nad."

"Nih ...." Nadia menyuapkan potongan besar tahu goreng ke mulut Cherly dengan polos.

"Lo kok malahan suapin gue tahu? gue bilang kasih tau Rasya ...." Cherly berbicara dengan mulut yang penuh.

"Apaan? Ngomong yang jelas mulut gue budek kalo makan pedes!" Nadia gadis itu tak berhenti mengolesi bibirnya dengan es batu.

"Telinga permisi," Saut Raysa dari handphone.

"Hah tengah?"

"Budek bzir." Cherly melirik Nadia muak.

"Ssttssh ... pedes wehh astaghfirullah ... astajim shollatullah salamullah ala toha rasulillah ...." Nadia memegangi kepalanya, ia rasa telinganya seperti mengeluarkan asap tipis ... sangat pedas hingga rasanya pusing.

"Klo gini aja inget sholawatan," Cibir Cherly.

Raysa tertawa di seberang sana, "klutuk es batu Nad."

Nadia tak merespon apapun gadis itu terlihat sangat khusyuk, membuat Cherly kesal bagaimana tidak?  Minuman miliknya di teguk hingga kandas oleh  gadis berambut cokelat itu.
"Alkon lo?" Cherly menggeleng takjub.

"Duh lo pada berisik sumpah anjirr pedis banget." mata Nadia mengeluarkan butiran-butiran kecil di sana, gadis itu menundukkan kepalanya.

"Kapok lu rasain!" Cherly terlihat puas.

"Eee Cher tolongin, minta Aer hangat di pemilik warungnya cepet sekarat sudah temen lo!" Cherly memutar matanya malas.

"Yaudah yaudah bentarrr." gadis berambut sebahu itu kemudian bergerak ogah-ogahan meminta air hangat, Raysa menyimak dari seberang sana.

"Nih!" Cherly menyodorkan gelas berisi air hangat itu pada Nadia, Nadia meneguk air hangat itu perlahan, Raysa bernafas lega dari sana.

"Nah makanya kalo belum jago jangan coba-coba ya dek ya?" Sarkas Cherly meski dengan nada bercanda.

"Jangan ya dek ya ...." Timpal Raysa.

"Berisik!"

Cherly tertawa di ikuti Rasya yang juga terkekeh geli karna kelakuan Nadia.

"Lo ... mau ngomong apaan Cher?" Raysa berkata dengan hati-hati.

"Owh iya-iya gue mau ngomong ke elo, kalo akal-akalan lo tu ga guna sumpah sya."

"Hah? Gimana-gimana?" Raysa menyerngit bingung.

"Usulan gila lo gak ngaruh Raysa sayang ... orang dia bayar bill pake black card. sumpah gue juga kaget bet!" Kata Cherly dramatis.

Nadia menarik ingusnya panjang, menyekanya mengunakan punggung tangannya. lalu ia ikut menyahut, "Lo pada gak sadar mobil dia?"

Raysa dan Cherly saling bertatapan.
"BMW!!" Kompak kedua gadis itu, Nadia mengangguk

"YA ALLAHHH–" Raysa berkata panjang sembari menutup handphonenya dengan bantal, menyeludupkan wajahnya pada kasur sembari berteriak.

"Aaaaaa– Raysa lo keliatan bego tau gak!!"

Poor you Raysa:)

                             *******

Hola~
Back to me!✌️

Rasanya kayak 'cringe' ga sih?
Plisss butuh kritik dan saran😞

Budayakan vote ya guys, biar aku makin semangat nulisnya~

TBC- see you in next part!🤌
Bubay~💃

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now