"Makan ya tinggal makan kak!"
"Ambilin ...."
"Dih gak usah manja udah gede lo!"
"Ambilkan apa susahnya sih?"
"Kakak ambil sendiri apa susahnya sih? Gak punya tangan?"
Dirga mencibir. "Galak banget perasaan, PMS lo?"
Angel berdecak ia mengambil mangkuk saladnya kemudian melangkah pergi dari meja makan.
"Loh mau kemana? Velocityan dalem kamar ya!?" Teriak Dirga.
"Pergi! Habisnya lo rese kak!" Balas yang Angel mulai menjauh Dirga masih dapat mendengar dengan jelas pernyataan itu.
"Gue salah mulu perasaan," Gerutunya sembari mengambil nasi beserta lauk pauknya, hingga penuh. Pria tampan itu mulai menyendok kan makanan ke mulutnya dengan siapa yang besar.
"Kalow semuwa cewek beginiw modelwnya puwnah suwdah lakiw-lakiw diw mukaw bumiw inwi," ucap Dirga dengan mulut yang penuh.
Dirga menelan kunyahannya cepat
"Hari ini gue udah di three Pell kill sama cewek-cewek, maen game aja gak pernah nge kill ini malahan—ah ... sial!?"
*******
Drt ... drt ... drt ...
Raysa melenguh panjang lalu memuletkan tubuhnya, indra pendengarannya mulai aktif mendengar nada dering yang terus-menerus berbunyi. gadis itu mengangkat asal dengan mata tertutup gadis itu mendekat kan handphone ke telinga kanannya.
"Halo–"
"Woii!!!" Teriak seseorang di seberang sana, Raysa sampai terlonjak karna suara yang terlalu keras itu.
"Lo bisa santai aja gak sih? Sakit telinga gue!" Protes Raysa.
Cherly nyengir tanpa dosa, gadis berambut sebahu itu menyerngit "Lo masih mau taro hp lo di telinga? Ini vc cintaaa."
Raysa yang tersadar buru-buru melihat kamera dengan rambut yang berantakan, mata sayu khas bangun tidur. Raysa menguap panjang sembari menggaruk kepalanya.
"Tampang lo kayak singa betina baru melahirkan."
Raysa nyengir "Mana ada singa secantik gue."
"Lo mah anomali Velocity."
Raysa langsung kepencet emot, tiba-tiba tangannya bergerak sendiri ia memperagakan potongan gerakan yang biasa Cherly dan Nadia peragaan di depan handphone mereka, tidak bagus atau pun anggun gadis itu terkesan seperti mengejek.
"Ngejek gue kan lo?" Raysa hanya mengangguk polos.
"Sialan lo–"
"Allah berfirman dalam surah–"
"Syutt ... syutt ... udah-udah neng geulis Iki wes ngertos sepurane yooo ...." Cherly dengan cepat memutuskan ucapan Raysa, sebelum gadis itu menceramahi nya panjang kali lebar.
"Katakanlah walaupun hanya satu ayat," Jawab Raysa kalem.
"Tapi nanti lagi ya ustazah ceramahnya pesanan gue udah dateng."
Raysa menyerngit "Loh lo lagi dimana Cher?"
"Nih lagi ngedate."
"Serius?!" Raysa dengan cepat duduk dari baringnya matanya terbuka tanpa ada lagi rasa kantuk. kemudian ia bergerak membalut rambutnya dengan selimut secara asal.
"Kenapa lo gak bilang dari tadi ... jadi cowok lo lihat aurat gue dong?" Raysa berseru panik.
"Nih ni cowoknya!" Cherly mengarahkan handphonenya pada seseorang di sampingnya.
YOU ARE READING
Epilog tanpa prolog : From different way to same way
Teen FictionAttention!!!⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini ... Mohon kerjasamanya ;) Dunia tak lagi sama, mata yang dulu menatap dengan dalam entah mengapa tidak lagi mengerjab, tangan yang dulu kokoh kini tak lagi bertenaga, hanya air mata menjadi saksi...
08.Penuh tanya
Start from the beginning
