"SIALAN!"
*******
Rayhan hampir mati muda kalau saja Dirga tidak menyelamatkan dirinya dari khotbah panjang dokter muda itu, Rayhan berjalan dengan rona wajah bangga seperti telah berhasil memenangkan pertarungan.
"Udah gitu liat, mana gak ada dosa lagi mukak dia!" Cherly memicing kan mata ke arah Rayhan dan Dirga yang baru tiba di ruangan Raysa.
Rayhan hanya tersenyum kikuk sembari mendudukkan bokongnya pada sofa, diikuti Dirga di sana.
"Gegara lo ni kita semua malah ke seret!" Ketus Nadia.
Raysa memandang Rayhan sedikit kesal. "Abang stop berfikir sesuatu yang di luar nalar deh ... imbasnya di kita nih," Raysa menggerutu.
"Iye-iye gak akan gue ulangin lagian banyak kejailan lain yang belom dicoba-"
"RAYHAN!!" Teriak ketiganya gemas, Raysa telah melupakan etikanya, gadis itu memijit kepalanya yang terasa berat.
Yang di teriaki malah nyengir tanpa dosa.
"Gue ampe gak paham sebenarnya dia atau gue yang kakak sih? Kenapa malahan gue yang lebih waras ya?" Tanya Raysa minta kejelasan.
"Yang tabah seng, jual aja Rayhan di shoope mayan dapat duit," Jawab Nadia absurt.
"Gak usah mending obral aja di bule-bule Bali, laku itu mah!" Sambung Cherly lebih absurt.
"Wah ide bagus itu Cher muka dia kan gak jelek-jelek amat lah ya bisa itu," Nadia menganggukkan kepala menyetujui.
Raysa mengukur muka Rayhan dengan jari jempol dan telunjuk kanan dan kiri yang di kaitkan hingga berbentuk seperti bingkai.
"Not bad ... Approve!" Setuju Raysa.
"Sekarang-sekarang foto terus promosi di Instagram tag gue sya, followers gue Mayan lah," Ujar Cherly.
"Oke-oke." Raysa bergerak cepat mengambil gambar Rayhan secara candid, yang di foto malah kepedean kemudian bergaya seperti di foto oleh fotografer profesional.
"Gak usah terpesona gitu dong Nadia gue tau gue emang setampan itu," Kata Rayhan bangga.
"Pede amat lu, masih gantengan juga pak solikin amit-amit!" Nadia mengetuk kepalanya tiga kali.
"Jangan muji gitu lah Nadia, jadi malu," Rayhan menutup mulutnya.
"Jijiq tau gak!" Nadia memutar bola matanya malas.
"Eee mau kalian apain foto gue?" Tanya Rayhan, takala melihat ketiga gadis itu seperti membicarakan sesuatu mengenai hasil foto yang di ambil Raysa.
"Mau di promosiin ke bule-bule Bali!" Kata Cherly tertawa jahat.
"Apa!" Rayhan sampe berdiri dari sofa dramatis.
"Alay-alay gak usah sok syog gitu lah," Cherly berkata malas.
"Emang gue cowok apaan?" Rayhan berkata tak percaya.
"Gue dah gak kuat rawat lo bang semoga lo di Punggut bule kaya raya ya?" Raysa berkata tak kalah dramatis.
"Tega lo sya! laki-laki itu di jaga bukan di rusak." Rayhan menyilang kedua tangannya di depan dada.
"Gue turut bersuka cita bang ...." Timpal Dirga menepuk bahu Rayhan menguatkan,
"Semoga lo dapat bule yang tepat ya bang?" Lanjut Dirga, tawa ketiga gadis itu pecah tak menyangka Dirga malah ikut menimpali joks mereka.
Rayhan menepis tangan Dirga, "Lo ada di pihak siapa sih ga?"
YOU ARE READING
Epilog tanpa prolog : From different way to same way
Teen FictionAttention!!!⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini ... Mohon kerjasamanya ;) Dunia tak lagi sama, mata yang dulu menatap dengan dalam entah mengapa tidak lagi mengerjab, tangan yang dulu kokoh kini tak lagi bertenaga, hanya air mata menjadi saksi...
07.Who?
Start from the beginning
