"Abang listen to me now ... every girl need money, jadi apa salahnya gue suka, mau dia punya anak selusin pun gue jabanin! ... asal berduit."

"Kan gue juga setuju lagian cinta bukan tentang umur tapi tentang saldo!" Timpal Cherly.

"Oh my God ... girl high five!" Raysa
berkata alay, Keduanya pun bertos ria.

"Nadia bawa mereka berdua ke RSJ deh sekarang ... gak tahan gue lihat pasiennya berkeliaran di sini," Rayhan menggidik.

"Tapi gue juga setuju, mana ada kesempatan emas begini di sia-sia in gue jadi istri ketiganya deh!"

"Jangan gitu gue istri pertamanya!" Jawab Raysa.

"Nah itu ... lo istri pertama, Cherly istri kedua, gue istri ke tiga!"

"Nice!!" Jawab keduanya kompak

Rayhan menggidik ngeri jelas-jelas
ketiga gadis di depannya tidak waras, Dirga yang menyimak dari sofa hanya tertawa kecil, tau kan kenapa mereka berteman?

Tit ... Tit... Tit

Alarm darurat dekat brangkar menyala membuat ke tiga nya terjingkat panik Siapa yang berada dalam keadaan darurat? kenapa bunyinya di dalam ruangan ini?

Selang beberapa menit seorang dokter dan beberapa perawat berbondong-bondong masuk kedalam ruangan Raysa, beberapa nya telah membawa alat-alat untuk pertolongan pertama ... Cherly di buat melongo takala seorang Dokter yang terlihat masih muda itu mendorong tubuh nya kemudian bergerak memeriksa Raysa, Nadia telah jatuh bersimpuh di lantai, serta Dirga berdiri tampak khawatir.

"Bagaimana dik, ada yang sakit?" Raysa memiringkan kepalanya bingung ia tampak memeriksa dirinya, lalu menggeleng.

"Sejauh ini mendingan sih dok, emang kenapa sih? Buru-buru banget ada apa ya?" Kini Dokter muda itu yang di buat cengo ia memeriksa kembali catatan peringatan darurat.

"Ini benar ruangan 37 kan?" Raysa mengangguk. "Barusan ada lampu indikator yang menyala dari ruangan ini."

Raysa membuka rahangnya bingung, Nadia yang berdiri dari jatuhnya berteriak histeris "Hih ngeri ada jurig ... run gess run!"

"Heh sembarang aja kalo ngomong... Gak ada!" Cherly menutup mulut Nadia sebelum ia berkata yang aneh-aneh.

"Hih ... tapi bisa jadi wehh ... orang gak ada yang nyalain kok!" Cherly malahan ikut parno.

Raysa memperhatikan ruangan rumah sakit ini tidak ada yang lebih berpotensi memencet tombol itu kecuali ....

"Abang lo kan bang?" Tunjuk Raysa, walaupun sedikit berat mengatakan ini, ia bisa melihat Dirga sedari tadi hanya bergerak dari sofa menuju brangkar itu pun berjarak sekitar 2 meteran.

"Bukan gue yee souzdzon lu sya!" Raysa menyelidik "bohong gue doain gak lulus skripsi!" Ancam Raysa.

"Muka gue keliatan tukang boong ya?" Tanya Rayhan.

"IYAA!!" Semprot ketiga gadis itu.

"Jadi ini gak ada yang dalam keadaan darurat?" Tanya dokter itu, ia menghembuskan nafas kasar, kemudian tersenyum, mereka semua tertawa canggung.

"JANGAN JADIIIN ALARAM BAHAN MAINAN! KALIAN GANGGU JAM MAKAN SIANG SAYA LOH!" Semua terdiam, menahan napas.

Rayhan menggaruk tengkuknya yang tak gatal ia menyengir "Dok ... Cuman mau nyampein, bisa tolong rujuk ke RSJ cewek bertiga itu gak Dok? soal nya meresahkan masyarakat." Rayhan berkata tanpa beban sembari menunjuk ketiga gadis itu.

"ABANG!" Raysa berkata tak percaya.

"RAYHANNN!!" Pekik Cherly dan Nadia kompak.

"KAMU!!" Mata Dokter muda itu tampak berkilat-kilat.

Pekikan itu membuat Rayhan meneguk Salivanya susah payah, mampus!

Dirga menggeleng-gelengkan kepala, dengan kedua tangan yang terangkat.

"ABSOLUTE CINEMA!"

                              *******

Hola!
Kembali dengan saya di sini😇☝️

Ada pesan buat Rayhan?

Atau Raysa?

Cherly?

Dirga?

Nadia?

Saya-saya?

Vote dan komennya dong Kak 😌🤌

Kuy follow, yang follow jadi istri ke empatnya pak solikin 🤩🫰

see you in the next part bubay💃












Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now