"Yang spesifik dong! Cowok-cowok di sini juga tinggi putih!" Protes Cherly.

"Ya sabar dong! lagi ajak kerjasama otak gue yang agak ngelag ini loh!" Cetus Raysa.

"Lanjut."

"Alis tebal, bibir tipis, terus punya gummy smile!" Ucap Raysa bangga karna berhasil menjabarkan ciri-ciri Dirga.

"Ma-maksud lo yang itu?" Tanya Cherly, sembari menunjuk ke arah rombongan para cowok yang baru saja keluar dari gedung fakultas hukum.

"Nah iya-iya yang jalan paling depan!" Disana Dirga terlihat sedang tertawa memperlihatkan gummy smile miliknya.

Cherly menunduk malu, ia memperbaiki rambutnya sembari melihat penampilannya di kaca handphone nya.

"Cher ...." Raysa memicingkan mata curiga.

"Lo okey?" Tanya Raysa lagi.

Gadis berambut sebahu itu mengangguk kuat. "Gimana gue keliatan menor gak?"

"Hah?" Kaget Raysa cengo.

"Yaudah lo kasih aja barangnya gih," kata Cherly. ucapannya kali ini terdengar lembut— ralat menjijikan di telinga Raysa, tidak biasanya cherly sesoft spoken itu.

"Gak jadi di labrak nih?" Tanya Raysa.

"Ya enggaklah dia tipe gue njirr!"

Raysa di buat menganga takjub, apakah ini pesona seorang Dirga?

"Petantang-petenteng ... giliran ganteng melenyot kayak ayam sayur!" Cibir Raysa.

"Yaudah sana keburu makin jauh loh!" Cherly mengingatkan.

"Lo nggak ikut?" Tanya Raysa.

"Gak lah takut gue tantrum di sana, mau jaga image di depan crush!" Raysa tertawa.

"Yaudah lo tunggu di sini gue cepet kok." Raysa berlari kecil ke arah rombongan cowok itu.

"Dirga," panggil Raysa sontak semua pasang mata memandang ke arah Raysa, membuat Raysa sedikit gugup, tapi dengan cepat ia dapat mengontrol air wajahnya.

"Anjayyy cewe datengin Dirga cuy ...."

"Ukhti lagi!"

"Cantik anjirr."

"Kalo lo ga mau buat gue aja ga!"

"Udah putus sama Bella lo?"

"Mana bawain barang lagi ...."

"Piwitt-piwitt, Dirga ngeri ah."

"Cewek-cewek nama lo siapa?"

Dirga memutar bola mata malas menanggapi teman-temannya, ia menarik Raysa menjauh dari kerumunan itu.

"Sa-sakit lepasin!" Dirga tak sadar telah mencengkam lengan Raysa terlalu kuat.

"Eee sorry-sorry kekencangan ya?" Ucap Dirga tak enak, gadis berhijab itu hanya mendengus.

"Nih!" Ucapnya sembari menyodorkan paperbag ke arah Dirga.

"Apaan nih? Gue lagi gak ulang tahun," Kata Dirga sedikit kaget.

"Ini baju lo yang kemarin di rumah gue," Jawab Raysa tak ada lembut-lembutnya.

"Owh ... Iya gue inget, ya ampun gak usah di cuciin entar gue ambil sendiri," Ujar Dirga tak enak hati.

"Sudah terlanjur juga, yaudahlah!" Raysa menyerahkan paperbag itu langsung tanpa berbicara lagi, setelah itu ia mundur untuk kemudian melanjutkan ucapannya.

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now