"Mau bakso."
"Sama baksonya seporsi mang!" Teriak Cherly lagi.
"Siap neng!"
Setelah hampir seabad menunggu akhirnya pesanan mereka dateng juga.
"Yaelah mang tembus portal isekai mana sih lama bener," celetuk Cherly
"Ngantri atuh neng, yang sabar ... biar jodohnya teh betah ...." Jawab mang Ujang sembari meletakkan bakso dan seblak di atas meja.
"Kok mang Ujang malah bahas jodoh sih, coba tanya sama orang-orang siapa sih yang gak demen ama cewek se soft spoken Cherly ini," ujar Cherly bangga.
"Soft spoken? Soft spoken itu kayak neng Raysa, udah kalem, begitu anggun berhijab lagi," kata mang Ujang.
"Pftt—bwahahahaha," Tawa Cherly pecah, kerupuk lembek itu hampir mencelat dari mulutnya, tawa itu sedikit mengeluarkan air mata.
"Mang Ujang belom aja liat sifat asli dia, khodam rawarontek tu ... harimau-harimau harimau Malaya." Gadis berambut sebahu itu tertawa terpingkal-pingkal. Raysa tersedak ia menahan tawa, Kemudian Raysa nyeletuk.
"Curiga jodoh lo Walid cher ...." Cherly kembali tertawa.
"Pejamkan mata bayangkan muka Walid ... hahahahaha." Keduanya tertawa pecah kali ini membuat warga di sekitar kantin khawatir takut duo bocah prik ini kesurupan!
"Walid nak Cherly boleh ...." Raysa berlagak seperti Walid yang memegang dagunya, Sembari mengedipkan mata.
"Tak nak lahhh ...sosis Walid layu~" lanjut Cherly keduanya tertawa lebih keras ... astaga sepertinya mang Ujang kembali mencabut kata-katanya tadi deh.
"Walid saha eta?" Tanya mang Ujang bingung.
"Mang Ujang lihat di tiktok lagi viral itu ... di jamin mang Ujang terwalid-walid," ucap Cherly menggebu-gebu.
"Orang si Raysa aja tergila-gila," lanjut Cherly.
"Buat lo aja deh cher...gue iklhas lahir batin."
"Yang ini maksudnya?" Tanya mang Ujang menunjukkan layar handphonenya pada kedua gadis itu.
"Iya iya yang itu!" Seru Cherly.
"Ngak nyangka saya kamu suka yang model begini Raysa, hati saya terpotek," mang Ujang berkata sok dramatis.
Dan— "Bwahahahahhahaha anjir lhh hahaha." Cherly tertawa terbahak bahak hingga bahunya terguncang.
"Mana jilbabnya Samaan sama istri-istrinya Walid, curiga lo istri ke limanya," lanjut Cherly kembali tertawa.
Raysa hanya tertawa masam.
"Becanda atuh neng jangan di bawa serius."
"Iya nih, cepet tua gak ada yang lamar!"
Cherly tertawa lagi.
"Hahahaha." mang Ujang dam Cherly habis-habisan menertawai Raysa yang hanya tersenyum kecut.
Mang Ujang akhirnya kembali ke dalam Kantin setelah berpamitan dengan keduanya.
"Mong-ngomong itu paperbag isinya apa? Harus ya di kasih sekarang?"
Raysa mengangguk sembari memasukkan potongan bakso kedalam mulutnya.
"Emang apa isinya?" Tanya Cherly.
"Baju."
"Ukh ... se-serius?" Ucap Cherly memastikan.
"Iya."
"Dari jaman praaksara gue temenan sama lo, ini first time loh gue lihat lo mau ngasih barang ke cowok." Cherly tersenyum bangga.
"Akhirnya ...." Lanjut Cherly.
YOU ARE READING
Epilog tanpa prolog : From different way to same way
Teen FictionAttention!!!⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini ... Mohon kerjasamanya ;) Dunia tak lagi sama, mata yang dulu menatap dengan dalam entah mengapa tidak lagi mengerjab, tangan yang dulu kokoh kini tak lagi bertenaga, hanya air mata menjadi saksi...
05.Bad day
Start from the beginning
