Raysa berdecak mengingat percakapan dirinya dan abangnya berapa jam yang lalu, realitanya gadis itu tengah merutuki dirinya, harusnya ia menanyakan dulu di mana fakultas penuda itu, agar dia tak berputar-putar mengelilingi kampus sebesar ini sedari tadi.

Raysa berdecak mengingat percakapan dirinya dan abangnya berapa jam yang lalu, realitanya gadis itu tengah merutuki dirinya, harusnya ia menanyakan dulu di mana fakultas penuda itu, agar dia tak berputar-putar mengelilingi kampus sebesar ini sedar...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

      Ilustrasi gambar kampus Raysa.

"Raysa!" panggil seorang gadis berambut sebahu, aura ceria tampak terpancar di kedua matanya.

"Lo ngapain di sini?" tanya gadis itu bingung, melihat Raysa yang sepertinya terlihat begitu lelah.

"Haus ... gu-gue butuh minum!" Raysa berjalan sempoyongan ke arah kursi yang di sediakan di depan kampus.

"Yaudah-yaudah, lo bawa minum?" Tanya gadis itu, Raysa menggeleng lemah.

"Ya ampun Munaroh!! ya uding nih!" Gadis berambut sebahu itu menyodorkan Tumbler miliknya, sesaat Tumbler berisi air itu telah kandas isinya, gadis itu menggeleng takjub.

"Lo anomali  apa lu, buset?"

Raysa cengengesan.
"Oke gue siap lanjut sekarang!" Ucapannya langsung berdiri dari tempatnya.

"Sama-sama Cherly yang paling cantik dan baik hati!" Sindir gadis berambut sebahu itu.

"Terimakasih Cheryl ... oke sekarang lo temanin gue!" Tarik Raysa tanpa perasaan membawanya kembali ke dalam gedung.

"Temanin kemana sih?"

"Kembaliin ni ... barang ini," Tunjuk Raysa pada paperbag yang di tentengnya.

"Ke siapa anjirr, dari tadi perasaan gue lihat lo muter-muter mulu, jangan ajak gue ahh kalo gak jelas tujuannya!"

"Lo teman apa manekin sih? gak ada gunanya, manekin di pajang aja ada yang naksir!" ucap Raysa masih terus menyeret Cherly.

"Gak nyambung gilak ... udah ah mampir kantin aja maem seblak," sambung Cherly.

"Dih makin ngawur," semprot Raysa.

"Lu yang gak jelas," kata Cherly

"Lo lah gue dari tadi diem," sahut Raysa kalem.

"Dih!"

"Yaodah ke kantin deh ...." Putus Raysa akhirnya, keduanya berbalik arah menuju kantin anak kesehatan tepat di sini kiri kampus.

"Memang ni cewek rada-rada gue perhatikan." Untuk kesekian kalinya Cherly di buat kagum dengan Raysa cewek soft spoken ini.

"Mang Ujang seblak seporsi kayak biasa!!" Teriak Cherly jauh sebelum dia sampai ke kantin.

Raysa memicingkan mata,
"Dihhhh ... Sesama anomali di larang saling menghina!" Desisnya.

"Oke siap neng ..." Teriak mang Ujang dari dalem kantin.

"Ehh lo gak pesen apa-apa nii?" Tanya Cherly setelah keduanya duduk di kursi kantin.

Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now