"Dirga ... lo masih marah sama gue?" Tanya Bella, Dirga tak menjawab dan langsung berlalu melewati gadis itu.
"Ga! Jawab dulu pertanyaan gue!?" Bella menahan tangan Dirga, dan langsung di tepis oleh si pemilik tangan. Alih-alih menjawab pemuda itu malah melontarkan pertanyaan kembali.
"Yang suruh lo ke sini siapa?"
"Kan gue biasa masuk ke sini, lo lupa ya?"
"Ini kamar gue, privasi gue ... dan Lo masuk ke sini sesuka hati lo?" Dirga membalikkan tubuhnya.
"Emang lo siapa?" Sarkasnya.
"Gue pacar lo!" Bella menjawab cepat
Pemuda itu tersenyum remeh sembari berdecih "Pacar? Semua udah selesai bangsat!! dan lo datang lagi seakan lo gak buat apa-apa?" Dirga menggeleng tak habis fikir.
"Lo kayak lonte tau gak? Murahan!" Lanjut Dirga tanpa beban.
Deg!
Air mata Bella kini telah terjun bebas, ia berucap sesenggukan.
"Emang lo punya bukti! Gue gak pernah selingkuh ga ... gue cuman sayang sama lo!"
"Lo butuh bukti?" Dirga bergerak cepat mengambil handphonenya yang berada di meja nakas, kemudian memutar vidio yang sengaja tak dia hapusnya ... sewaktu-waktu bisa ia jadikan bukti.
Pemuda itu menyodorkan handphonenya kasar kepada Bella, menampilkan vidio menjijikkan yang membuat Dirga hampir muntah di buatnya.
"Lo kira lo udah berhasil bohongin gue kan? Lo salah besar!" Seru Dirga menatap Bella muak.
Dirga menarik nafas kasar lalu melanjutkan.
"Ingat ya bell ... sebangsat-bangsatnya gue! Gak berani gue bikin anak orang jebol, gue jaga lo bell ... bagi gue cewek gak boleh di rusak mesti di jaga, gue kira lo bisa ngertiin segalanya, gue kira lo cewek polos yang gak ngerti apa-apa. ternyata lo lebih buruk dari sampah!" Matanya berkilat marah.
Pemuda itu berkata penuh penekanan, sampai-sampai urat di jenjang lehernya terlihat menonjol.
Bella tertunduk ia menutup mulutnya, gadis itu merosot ke lantai, dengan airmata yang berlinang, ia meraih kaki Dirga dan memeluknya.
"Lo percaya ga? Bisa aja kan itu di edit jadi muka gue?"
"Perlukah kita cek keperawanan buat pastiin lo masih ori atau enggak?" Pelan tapi menusuk! Gadis itu malah mengeratkan pelukannya.
"Maafin gue ga! Ini gak kayak yang lo fikirkan ... pliss maafin gue!" Mohon Bella membuat Dirga berdecak tak suka, kemudian pemuda itu berjongkok di hadapan Bella.
"Lo ngotak gak sih? lo yang mutusin eh, malah lo yang datang ngemis lagi ... kenapa? udah kehabisan biaya hidup?" Sarkas Dirga, Bella menggeleng. Ia mengambil handphonenya kasar kemudian kembali berdiri, Bella menahan kaki Dirga.
"Ga! Dengerin gue dulu! Lo percayakan sama gue?" Ujarnya masih berusaha membela dirinya.
"Keluar dari rumah gue!" Ucap Dirga dingin.
"Gak mau ga!" Bella menggeleng keras masih terus memeluk erat kaki Dirga.
"Gue bilang keluar!" Gadis itu masih tak bergerak dari tempatnya, membuat rahang Dirga mengeras pemuda itu menarik paksa lengan Bella membawanya keluar dari rumahnya.
"Ih gak mau ga!" Tolak Bella berusaha memberontak tapi nihil cengkraman tangan Dirga terlalu kuat.
"Lo yang buat gue main kasar," Kata Dirga terdengar serius, pemuda itu malah mengencangkan cengkraman nya pada lengan Bella.
YOU ARE READING
Epilog tanpa prolog : From different way to same way
Teen FictionAttention!!!⚠️ Dilarang keras memplagiat cerita ini ... Mohon kerjasamanya ;) Dunia tak lagi sama, mata yang dulu menatap dengan dalam entah mengapa tidak lagi mengerjab, tangan yang dulu kokoh kini tak lagi bertenaga, hanya air mata menjadi saksi...
04.Kilas balik
Start from the beginning
