Dirga hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Alhamdulillah!" pekik sopir taksi itu senang.

"Tapi lain kali ...." Dirga menepuk bahu sopir taxi itu sembari meremasnya pelan.

"Kalo bawa penumpang jangan kek gitu lagi, jangan ada korban kedua setelah gue."

"Tapi mas kayaknya bukan cuman mas sih ada–" ucap sang sopir sembari menghitung dengan jari banyaknya orang-orang yang terkena sial karnanya.

Ctokk ...

"Aduhh ..." Jitakan Dirga sukses membuatnya meringis kesakitan.

"Ya sori mas ... saya minta maap!"
Dirga tersenyum jenaka.

"Dah pulang sana lo ... jangan bikin rusuh di depan rumah gue!" sopir taksi itu hanya cengengesan.

"Sekali lagi makasih loh mas!" Kata pria itu.

"Pamit mas... Assalamualaikum!"

Dirga hanya mengangguk.

Citt ...

Mobil taksi itu mulai menjauh dari perkarangan rumah Dirga.

Grekkk ...

Tanpa perintah gerbang rumah besar itu terbuka, beberapa bodyguard menyusul di belakang Dirga, pemuda itu menatap sedikit risih para bodyguard-bodyguard yang mengikutinya sampai ia masuk kedalam rumah.

"Puji Tuhan Dirga! Dari mana saja kamu?!" mama Dirga mawar, langsung berdiri kemudian memeluk tubuh Dirga di ikuti Angel adek Dirga, ia membalas pelukan keduanya, membuat Angel meneteskan air mata.

"Tau gak kak ... kita tu pusing nyariin kakak tiga hari kakak gak ada kabar ... pas bisa di hubungin malah kakak gak mau bicara!"
Dirga tersenyum tipis kemudian mengacak-acak rambut Angel pelan.

"Lo cengeng bat lahh," ucap Dirga tertawa.

"Ih ... jangan ngeledekin dong!" Protes Angel masih dengan tangis nya.

Kini Dirga beralih menatap mamanya.
"Dirga minta maap ya ma!" Mawar menatap anak sulungnya sayang kemudian ....

"Hihhh kamu yaa! Bikin khawatir semua orang rumah!" Pekik mawar sembari menjewer telinga Dirga keras.

"Iya ... iya maap maap, iya Dirga salah Dirga minta maap ...." Dirga kesakitan mawar malah memperkuat jewerannya.

"Iya maa Dirga gak bakal ngulangin lagi ...." Katanya dengan ringisan.

"Kalo ngulangin lagi gimana?" Tanya mawar.

"Emmm yaa Dirga minta maaf lagi," Jawabnya polos dan di hadiahi jitakan dari mamanya.

"Aduhhh ... iya-iya Dirga bakal cari duit sendiri!" Lanjutnya Sembari mengelus kepalanya yang terkena jitakan dari ibunya.

"Masih manja aja, gaya mau cari kerja sendiri!" Cibir mawar.

"Lah terus mama maunya gimana?" Ucap Dirga heran.

"Kamu terusin perusahaan yang papa kamu terima dari kakek kamu, soalnya mama sudah gak sanggup kalo harus pegang dua job sekaligus ... lagian mama harusnya udah pensiun ...." Jelas mawar panjang lebar membuat Dirga tercengang, harusnya pemuda tampan itu sadar arah-arah pembicaraan ini pasti mengenai kepemilikan usaha, Dirga tak boleh terpancing.

"Kan udah di bilangin, Dirga bakal sukses dengan cara Dirga! Dirga gak mau pegang perusahaan itu!"

'Karna banyak sekali kenangan-kenangan yang berhubungan dengan papa disana' ingin sekali bibirnya berucap itu tapi mulutnya terasa kelu.

Mawar melepas jewerannya pada Dirga, menatap putra sulungnya lekat.

"Kamu harapan mama satu-satunya Ga! Kamu pewaris 'Andre nicolas' ... mama juga lihat kamu berpotensi di sana, bisa kan kamu bantu mama?" mawar menatap Dirga sendu, sembari memegang tangan Dirga menguatkan.

"Tapi maa ... Dirga kan udah ngomong dari awal kalo Dirga gak mau! ada Angel juga kan?" Tegas Dirga, Angel yang merasa namanya terpanggil hanya tertunduk bingung dengan situasi nya.

"Angel yang nerusin butik mama, sedangkan kamu perusahaan nya," kata mawar kembali memberi pengertian.

Dirga menggeleng kuat "Dirga gak mau maa."

Mawar menarik tubuhnya untuk berdiri, kemudian melangkah pelan ke arah bufet televisi, Wanita paruh baya itu menggenggam kunci motor Dirga berharap kali ini ia berhasil meyakinkan putra sulungnya itu.

"Kamu pilih aja deh ... kamu ikutin mama atau ... semua fasilitas yang kamu pakai mama cabut, termasuk motor kesayangan kamu ... pless mama coret kamu dari kartu keluarga!" Mawar tersenyum penuh kemenangan Sembari memainkan kunci motor Dirga. Ucapan mawar membuat Dirga meneguk Salivanya susah payah.

'Gue di jebak!' Batin Dirga berteriak.

"Ga bisa gitu dong maa ... motor itu kan udah Dirga modif-modif pake uang dirga sendi–"

"Uang kamu juga kan dari mama?" ucap mawar telak.

"Tapi maa–"

"Gak ada tapi-tapian sebelum mama buat perkataan mama beneran terjadi!"

Glekkk! Dirga menelan Salivanya kuat.
Mampus gue!

                             *******

Huaaaa akhirnya selesai juga nulis part ini, ini perjuangan berat setelah bertarung dulu melawan godaan list drakor yang numpuk.😭🙏

Sorry klo kurang dapet fell-nya semoga kalian suka ya! 🫶

Typo bertebaran di mana-mana 😞🤏

Jangan lupa vote dan komen, kalo suka bisa di tambah di list perpus kaliann 🤗

See you in the next part!?!🙌







Epilog tanpa prolog : From different way to same wayWhere stories live. Discover now