49. Langsa

23 2 0
                                    

~happy reading~
...
~warning typo!!~
...

Kini jam semakin sore Senja dan kedua sahabatnya pun bergegas pulang, ditambah badan Abian yang sudah kotor karena pasir.

"Mampir ke toko buah bentar dong, gue pengen buah soalnya" Cletuk Senja.

"Oke, depan sana kayaknya ada toko buah"

Mereka pun pergi ke toko buah yang terlihat begitu ramai, saat senja akan turun tiba-tiba Abian menangis histeris membuat senja tak jadi turun.

"Eh kenapa dek, ssuttt udah ya jangan nangis, sini-sini sama bubu" Kata senja menggendong Abian setelahnya dia pun keluar.

Senja membawa abian untuk membeli buah namun baru beberapa langkah abian sudah menangis histeris bahkan dia berusaha menunjuk sesuatu yang belum Senja sadari, Kayla yang melihat Abian menunjuk sesuatu pun keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Nja ada sesuatu deh kayaknya" kata Kayla dengan mengusap kepala Abian.

Senja melihat sekelilingnya dan terakhir dua mata bulat Senja melihat toko buah yang ternyata ada sosok besar dengan mata memerah tengah menjaga tokoh itu bahkan sosok itu sudah menatap Senja dan abian dengan tajam, tak hanya itu ternyata di atas buah-buahannya ada sosok anak kecil yang tengah menjilati buah-buahannya.

"Astagfirullah, pulang-pulang!!" Panik Senja dengan mendekap Abian dan sedikit berlari memasuki mobil.

Kayla yang memang paham pun ikutan berlari masuk mobil membuat Aura yang memang masih di dalam pun bingung.

"Lho, pada kenapa lo?" Bingung Aura melihat kedua sahabatnya masuk terbirit-birit.

"Gapapa, udah ayo jalan dulu kasian Abian" Kata Senja yang diturutin Aura, kebetulan Aura yang menyetir jadi dia tak banyak omong dan langsung menancap gas pergi dari area toko buah.

Suara tangisan Abian sejak tadi tak mau berhenti bahkan Abian terus menerus menarik-narik baju Senja membuat Senja bingung begitu pun dengan kedua temannya.

"Sayang udah dong jangan nangis, udah ya kan ada bubu" Kata Senja lembut tapi tak membuat Abian berhenti menangis.

"Hey ponakan aunty yang ganteng udah dong jangan nangis terus yaa, kan udah gapapa" Kata Kayla yang juga membantu Senja menenangkan Abian, namun sayang tak berhasil malah yang ada Abian semakin histeris.

"Ba-hikss-ba, huwahh" Teriak Abian yang terus menangis.

Abian memang sudah mulai bisa memanggil nama baba dan bubu nya, jadi tak heran jika kadang Abian ngoceh sebut-sebut baba dan bubu nya.

"Jelasin deh, Abian kenapa bisa sampai nangis terus gini" Cletuk Aura yang tak tega melihat Abian yang tak berhenti menangis sejak dari toko buah.

"Abian kayaknya liat sosok deh, soalnya pas gue jalan dia nangis sambil nunjuk keatas" Jelas Senja.

"Bian bisa liat juga?" Tanya Aura.

"Gue gak tau, tapi dulu kata Langit ada kemungkinan Bian bisa liat, mungkin bener bian bisa liat mereka" Jelas Senja yang diangguki Kayla dan Aura.

Singkat cerita kini mereka sampai dikediaman Senja dan Langit, Senja langsung membawa Abian masuk, sejak dimobil Abian belum berhenti menangis namun dia masih terus sesenggukan.

"Sayang udah dong, udah yaa nanti dada adek sakit gimana" Kata Senja lembut dengan mengusap dada sang putra kecilnya.

"Iyaa dek, udah ya kan udah gapapa"

LANGSA (on going)Where stories live. Discover now