41 Langsa

119 10 3
                                    

~happy reading~
...
~warning typo~
...

Acara malam hari ini hanyalah kumpulan keluarga, memang hal ini sering terjadi bahkan terkadang mereka akan menginap di rumah Senja ataupun orang tuanya.

Kebiasaan yang dimiliki ketiga gadis ini bahkan tak pernah hilang yang dimana ketiganya selalu tidur bersama dan hal ini seperti yang sudah di katakan walaupun mereka sudah memiliki keluarga mereka sesekali akan tidur bersama jika ada kesempatan.

Mereka kini asik dengan berkumpul di ruang tv, ada yang bermain game ada yang asik nonton film bahkan ada juga yang bermain catur, lebih tepatnya dua bapak yang kini memisahkan diri untuk bermain catur kesayangan mereka.

Terlalu asik dengan kegiatan masing-masing membuat Senja merasa bosan, dia hanya duduk dengan menonton film dan memangku sebuah cookies kesukaannya.

"Bosen, pengen keluar" Gumamnya.

Senja pun memilih untuk keluar rumah dia benar-benar bosan yang sendari tadi hanya duduk menyaksikan film korea yang diminati kedua temannya, dia memang suka hanya saja Senja sedikit bosan dengan situasi nya.

Tak ada satu pun orang yang sadar jika bumil mereka kini sudah duduk di teras rumah dengan memandangi langit malam yang sudah dipenuhi dengan berbagai bintang yang begitu cantik dan satu bulan yang benar-benar cantik.

"Woah, cantik nya iya kan dek, lihat tuh bintang nya banyak sekali" Kata Senja dengan menunjuk ke arah langit malam.

Cukup lama Senja memandangi langit malam hingga entah kenapa tiba-tiba mata bulat Senja teralihkan ke sebuah taman kecil yang dulu sempet jadi hari terakhir Senja bertemu dengan Renzi sang mantan kekasih.

"Tempat itu, ternyata masih ada bahkan belum pernah berubah" Monolognya.

Senja berdiri dari duduknya sebelum pergi Senja sempat menengok ke arah belakang guna mengecek apakah suaminya melihat nya atau tidak, setelah memastikan tidak ada yang melihat Senja berjalan pelan menuju taman kecil yang memang itu hanya taman komplek, Senja duduk di kursi panjang itu merasakan hembusan angin yang kini mulai hadir.

Entah dapat keberanian dari mana Senja duduk disana sendirian, sedangkan dulu Senja sempat dilarang orang tuanya agar tidak duduk di kursi itu lagi, dan Senja memang menurutinya karena dia juga masih trauma akan kejadian yang menimpa mantan kekasihnya itu terlebih lagi dia sendiri lah yang sudah mencekik lehernya.

Disisi lain kini Langit baru sadar jika sang istri sudah tidak disampingnya membuat dia dengan tiba-tiba berdiri dari duduknya dan meletakkan ponselnya begitu saja.

"Senja mana?" Tanyanya.

"Lho bukannya tadi di samping kamu Langit" Jawab Mentari.

"Iya Mah, tapi Langit ngga tau kalo dia pergi"

"Coba ke kamar barangkali dia di kamar" Kata Amanda.

Langit dan kedua temannya pun pergi menuju lantai atas sedangkan yang lain mencari di sekitar lantai bawah, saat Mentari dan Yuana ke tempat suaminya bermain catur mereka tak menemukan Senja.

"Ayah, lihat Senja tidak?" Tanya Yuana yang mulai panik.

"Senja tidak disini" Jawabnya.

"Bukannya dari tadi Senja bareng kalian?" Tanya Gibran.

"Iya Pah, cuman barusan Langit sadar kalo Senja udah ngga di sampingnya" Jawab Mentari yang juga panik.

"Ya sudah ayo kita cari, dia pasti ngga bakal keluar jauh"

Keempat nya pun pergi menuju titik kumpul yaitu ruang tv, disana sudah ada anak-anak lainnya sepertinya mereka juga belum menemukan Senja pasalnya tak ada tanda-tanda Senja disana.

LANGSA (on going)Where stories live. Discover now