43. Langsa

65 6 0
                                    

~happy reading~
...
~warning typo!!!~
...


Sore pun tiba namun tak membuat Senja terbangun dari mimpi indahnya itu, bahkan sudah tiga kali sang bayi nangis karena belum juga merasakan lembutnya suara sang Ibu.

Para orang tua belum juga datang mereka mungkin masih asik dengan acara memasaknya.

"Kak, pulang aja biar gue yang jaga" Cletuk Langit.

"Gapapa, gue masih mau jagain adek gue"

"Seenggaknya lo mandi dulu"

"Gue bisa mandi nanti, harusnya lo yang pulang, makan terus mandi dari pagi lo belum makan apa-apa Lang"

"Gue mau nunggu Senja bangun"

"Sama, gue juga nunggu Senja bangun"

Hening, Langit tak menjawab kembali dia hanya menggenggam tangan sang istri yang tak mengenai infusnya, Langit masih berharap jika Senja akan bangun dan menyambut dirinya dengan pelukan hangat yang sering Senja berikan.

Tak terasa hari semakin larut namun tak menghalangi Senja untuk bangun, teman-teman Senja dan Langit sempat disana namun mereka memutuskan untuk pulang, Kayla dan Aura sempat tidak ingin pulang namun paksaan dari Amanda membuat mereka menurut dan pulang.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam, bunda, mama" Sapa Amanda.

"Para ayah mana mah?" Tanya Amanda kala tak melihat dua laki-laki paruh baya yang sialnya masih terlihat tampan dan gagah.

"Mereka ke kantor, katanya ada meeting mendadak"

"Papah tumben ngambil meeting malem"

"Iya nak, katanya ini client dari luar negeri makanya langsung meeting malam ini juga" Jawab Mentari dengan mengusap rambut Amanda sayang.

"Anak bunda yang ini ko belum bangun"

"Iya nih bun padahal kita udah nunggu lama banget"

"Sabar ya kak, adek lagi mimpi tuh sampai senyum gitu" Kata Mentari dengan menunjuk wajah Senja.

Langit hanya diam dia menatap wajah Senja yang terlihat cantik kala tersenyum tipis apa lagi jika Senja tersenyum lebar pasti terlihat begitu cantiknya. "Kamu mimpi apa nja sampai lupa buat bangun" Lanjut batin Langit sendu.

"Langit, nak?" Panggil Yuana lembut namun terlihat Langit hanya diam dengan memandang lurus kearah Senja.

"Langit" Panggil Mentari bergantian, kali ini Langit mengalihkan pandangan nya kearah Mentari.

"Iya mah?"

"Mandi dulu gih, terus sholat udah mau masuk magrib juga" Titah Mentari.

"Iya mah, Langit pulang dulu"

"Iya nak, hati-hati ya" Kata Mentari.

"Gak usah ngebut nak" Timpal Yuana yang diangguki Langit.

Setelah Langit pergi Yuana duduk dengan sedikit merenung.

LANGSA (on going)Where stories live. Discover now