36. Langsa

198 13 4
                                    

~happy reading~
...
~warning typo~
...

"Kamu habis dari mana si Nja, aku kan udah bilang jangan kemana-mana" Tanya Langit setelah mereka masuk mobil dan pergi dari rumah sang mendiang omah.

"Maaf tadi aku cuman mau lihat-lihat doang tapi tiba-tiba ada yang narik aku ke kamar yang gelap tapi disana ada foto kamu Langit"

"Itu kamar aku, kamu dibawa sosok itu sembunyi dikamar tapi kamu bisa bebas? dulu kata Bunda ngga ada yang berani deketin kamar itu kecuali aku kalo ada orang yang mau masuk orang itu bakal diteror bahkan bisa dikurung disana" Jelas Langit.

"Terus orang itu gimana dia baik-baik aja kan?"

"Hm, beliau masih hidup tapi waktu aku masuk kamar beliau udah terkapar banyak luka diwajah dan tubuhnya, aku coba buat ngeluarin beliau dan akhirnya pun bisa beliau pun selamat dari sosok itu" Jelas Langit lagi.

"Kamu mau tau ngga siapa yang udah dikurung dikamar aku?" Tanya Langit menatap Senja sekilas.

"Mau, siapa memangnya?"

"Bi Kokom, waktu Bi Kokom masih muda dulu beliau ngerawat aku waktu aku kecil" Jawab Langit yang mana membuat Senja ternganga.

"Seriusss? Bi Kokom udah dari dulu kenal kamu dong" Heboh Senja.

"Iya sayang, kamu ngga liat masih ada luka diwajah bi Kokom?"

"Pernah liat sih cuman aku ngga berani nanya"

"Sosok itu kenapa terus ganggu orang-orang terdekat kamu, emangnya kamu ada salah ya?" Tanya Senja saat mobil berhenti karena lampu merah.

"Seperti yang dulu aku ceritain ke kamu, dia ngga mau aku deket sama siapa pun bahkan orang-orang asing yang menjabat sebagai pembantu pun selalu dia usik, karena dia mau cuman dia yang bisa dekat dengan ku dia ngga mau ada manusia yang bisa nyingkirin dia itu kenapa aku selalu bilang sama Bunda kalo aku mau punya istri yang bisa liat dia juga dan bisa bantu aku buat ngusir dia" Jelas Langit menatap Senja sekilas setelahnya menjalankan mobilnya kembali kala lampu merah berganti menjadi hijau.

Senja diam dia baru ingat dulu dia sempat berjanji untuk membantu Langit namun sayangnya tak ada perubahan sampai sekarang yang ada hanya dia yang selalu membuat Langit melindunginya dari sosok pengikut Langit.

"Mampir ke rumah Mama dulu boleh?" Tanya Senja.

"Boleh, mau beli sesuatu masa kita kerumah Mama ngga bawa sesuatu?"

"Em beli buah aja" Jawabnya lesu.

Langit menatap Senja yang tengah melihat jalanan, sedikit heran kenapa mendadak Senja menjadi lesu sedangkan tadi baik-baik saja.

Keduanya pun menghentikan mobilnya ditepi jalan mereka memutuskan untuk beli buah di supermarket namun hanya Langit yang beli sedangkan Senja duduk dimobil dengan lamunannya.

"Gue harus ngapain, gue penakut gue ngga bisa bantu Langit" Kata Senja menatap lurus ke seorang anak kecil yang ingin menyebrang.

"Baru sadar? kamu itu tidak akan bisa mengusir ku sampai kapan pun kau tidak akan bisa!!"

Suara yang paling Senja benci terdengar menggema didalam mobil Senja hanya diam dia melihat sang sosok yang tengah berada dibelakangnya bahkan dia menyentuh kedua pundak Senja berbisik tepat ditelinga Senja.

LANGSA (on going)Where stories live. Discover now