U s a i

4.4K 317 35
                                    

"Pintu terbesar untuk mencintai seseorang adalah cinta karena kasihan." Buya Hamka.
. . . . .

Demi mendengar semua kalimat yang Chandra tuturkan dengan menggebu. Demi fakta bahwa sejak dulu Renjanya ternyata telah menaruh rasa padanya. Gala, laki-laki itu dengan jantung yang berdebar hebat langsung mengambil langkah pergi.

Jangankan untuk ingat jika ia datang kemari bersama Fara. Rupa Chandra dihadapannya bahkan mengabur oleh air matanya yang mendadak menggenang. Gala mengabaikan semua apa yang nampak dalam jarak pandangnya. Telingnya, rasanya bahkan mendadak tuli. Tidak ada suara yang bisa Gala dengar selain deru napasnya yang memburu. Saat ini, yang ada dibenaknya hanyalah tentang bagaimana ia harus menemui Renjanya secepatnya.

Ia ambil handpohone nya dari dalam sakunya. Lalu segera ia dial nomor Renja. Butuh waktu beberapa saat hingga bunyi nada sambungnya berganti suara Renja yang sukses membuat jantungnya kian menggila.

"Dimana?" Tanyanya to the point. Sambil menyimak ucapan Renja. Langkah kakinya melangkah tergesa.

"Oke. Jangan kemana-kemana. Aku jalan kesana." Ujarnya, lantas tanpa menunggu tanggapan yang disebrang sana Gala langsung mengakhiri panggilan. Langkah kakinya yang semula berjalan tergesa, kini sudah berlari.

Gala berlari. Membawa seluruh jiwa dan raganya untuk menghampiri perempuan yang begitu ia dambakan, ia butuhkan. Dalam perjalanannya, air matanya tidak kuasa Gala tahan lagi untuk tidak luruh, membasahi kedua pipinya yang menirus. Hatinya pedih sekali teringat tentang masa lalu yang membuat hubungan keduanya harus berakhir dengan cara yang begitu menyedihkan.

Dalam hatinya Gala terus merapalkan nama Renja guna meredakan jantungnya yang terus bergemuruh berisik sementara mobilnya melaju cepat membelah jalanan kota yang tidak pernah lengang dari kesibukan.

Kepalanya berisik oleh setiap kilasan masa lalu yang tiba-tiba terasa begitu menyebalkan. Belum lagi ketika ingatannya sampai pada satu bab dimana ia yang terang-terangan menceritakan kepada Renja tentang ketertarikannya pada Haira. Membayangkannya saja, Gala tidak habis pikir dengan Renja yang selalu meresponnya dengan antusias.

Perempuan itu, pandai sekali menyembunyikan rasanya hingga Gala sama sekali tidak pernah terpikirkan jika keduanya mungkin saja untuk memiliki hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Kala itu Gala terlalu percaya diri, ia terlalu serakah dengan selalu menginginkan Renja berada dalam jangkauannya. Sementara hatinya pernah terpukau oleh gadis lain yang baru ia jumpai beberapa waktu saja.

Gala menghela nafasnya dalam. Mobilnya baru saja berhenti diarea taman kompleks. Tidak jauh dari tempatnya, ia langsung bisa melihat keberadaan Renja yang tengah asik memakan es krim. Gala menghela nafas lega mendapati Renja dalam jarak pandang matanya. Menekan segala bentuk emosi yang membucah lantas segera keluar dari dalam mobil.

Kakinya melangkah yakin menuju Renja yang kini atensinya sudah mengarah kepadanya sepenuhnya. Demi jantungnya yang semakin bergemuruh oleh semua jenis perasaan yang berkecamuk menjadi satu. Gala, sampai dihadapan Renja. Tanpa mengatakan apapun Laki-laki itu langsung membawa Renja kedalam dekapannya.

Ia peluk Renja erat. Hidung bangirnya menghirup aroma Renja yang wanginya tidak pernah lekang dalam ingatannya. Selalu sama, sukses menghantarkan ketenangan lagi perasaan bahagia yang memenuhi setiap rongga dadanya.

"Kenapa gak bilang? Kenapa berjuang sendirian? Aku_" Kalimat Gala tertahan. Tenggorokannya sakit sekali oleh air mata yang terus mendesak ingin keluar. "Aku minta maaf untuk semua hal yang telah menyakiti kamu Renja." Imbuhnya. Pelukannya semakin mengerat, Gala rasakan hatinya yang penuh pun seluruh badannya yang merinding.

Ditempat duduknya, Renja hanya diam tidak mengerti dengan sikap Gala yang terkesan tiba-tiba. "Ada apa?"

Gala hanya menggeleng sebagai jawaban. "Jika aku masih memiliki kesempatan untuk bersama kalian. Ayo kita berjuang bersama-sama untuk meyakinkan mereka. Jangan berjuang sendirian." Gumamnya. Hatinya ikut sakit untuk patah hati Renja dimasa lalu.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Where stories live. Discover now