B a b _ d u a p u l u h

9.7K 687 48
                                    

"Cinta yang membawa duka."
. . . . .

Maaf baru bisa up. Yuk rameinnnn . . .

.
.
.
.
.

Niat Gala yang ingin pergi urung ketika melihat Shaga yang tengah bermain bola sendirian dihalaman rumahnya. Otomatis kedua matanya terpaku pada bagaimana Shaga yang terlihat begitu menikmati waktu bermainnya.

Dalam diamnya, kadang Gala masih sulit mempercayai fakta bahwa ia kini sudah menjadi seorang Papah. Rasanya terlalu mustahil jika saja ia tidak melihat sendiri bukti dihadapannya yang kini sudah tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang pintar sekali berbicara.

Ditengah-tengah pikirannya yang berkecamuk, yang dapat Gala pahami hanya tentang bagaimana ia yang begitu menginginkan setiap moment yang bisa ia lakukan bersama anak laki-lakinya. Tentang ia yang sungguh-sungguh ingin menebus semua waktu yang telah ia lewatkan dimasa lalu. Tentang ia yang juga ingin diingat sebagai orang yang dapat memberikan mereka kebahagiaan. Bukan hanya tentang luka yang kata orang-orang mustahil untuk ia obati sakitnya.

Status barunya sebagai seorang Papah membuat nalurinya kian hari kian peka. Perasaan ingin membahagiakan Shaga kian membuatnya putus asa ketika kembali mengingat kebencian ibu dari sang anak untuk dirinya.

Menggelengkan kepalanya yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Alih-alih hanya terus memikirkan bagian terburuknya, Gala hanya ingin belajar tentang bagaimana ia memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. Karena hal itu, tangan besarnya kemudian bergerak melepaskan jaket kulit hingga menyisakan kaos tanpa lengan yang membalut tubuhnya yang proporsional kemudian meletakannya diatas meja teras bersama kunci mobilnya.

Kakinya kemudian melangkah menuju kediaman sang anak.

Semilir angin menerbangkan rambutnya yang dibiarkan berantakan. Sedangkan langkah kakinya percaya diri membawa raganya menuju Shaga yang langsung menghentikan kegiatannya karena kehadiran seseorang yang sudah tidak asing lagi dalam penglihatan matanya.

Kaki kecilnya yang semula aktif menggiring bola seketika terhenti. Bola yang berada dibawah kakinya kemudian anak itu ambil untuk kemudian dibawanya dalam cengkraman kedua tangannya. Seketika perasaan menyesal menghinggapi perasaanya karena tidak memilih untuk diam saja dibutik Mamahnya bersama Nenda nya yang akhir-akhir ini menjadi begitu cerewet.

"Mau bermain bersama ku?" Tanya Gala. Kedua sudut bibirnya tertarik sempurna. Membentuk seulas senyuman yang terbentuk hingga mencapai kedua matanya.

Langkah kakinya terus Gala bawa mendekati Shaga yang hanya diam menatapnya dengan tatapan datar. Membuat Gala diam-diam mengeratkan giginya guna menahan rasa gugup karena reaksi yang Shaga berikan padanya.

"Bagaimana?" Gala kembali bertanya ketika dihadapannya Shaga hanya diam.

Berselang beberapa detik, kepala anak itu menggeleng seraya mengambil langkah mundur. "Tidak. Terimakasih." Ucapnya lalu segera berbalik. Hanya baru beberapa langkah  Gala tiba-tiba saja merebut bola dalam dekapannya.

Terkejut, kedua mata Shaga membola sempurna dengan kening yang seketika mengkerut tidak suka.

"Hei!" Teriaknnya.

Badannya sempurna berbalik. Menghadap Gala yang justru tersenyum cerah mendapati raut tidak menyenangkan di wajah tampan sang anak.

"Kembaliin bola ku!" Pintanya. Tingginya yang belum seberapa jika dibandingkan Gala membuat Shaga meloncat-loncat, berusaha menggapai bola yang malah Gala angkat tinggi-tinggi.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Where stories live. Discover now