B a b _ d u a p u l u h d u a

6.2K 454 67
                                    

"Membuka lembaran baru dengan orang baru."
. . . . .

Sejak pernyataan Gian beberapa waktu lalu. Renja sama sekali belum memberikan jawaban, perempuan itu meminta Gian untuk menunggu. Renja tidak ingin gegabah pun buru-buru. Terlebih keduanya bukan lagi dua orang remaja labil, ia bahkan sudah memiliki Shaga.

Semenjak itu pula Gian kian genjar mendekatinya. Jika dulu masih hanya berupa modus-modus kecil untuk menarik perhatiannya, sekarang laki-laki itu tidak lagi sungkan untuk menunjukan ketertarikannya secara terang-terangan. Apalagi dengan adanya Jeva, laki-laki itu sangat pintar sekali memanfaatkan keponakanya tersebut dalam hal menarik simpati Shaga.

Seperti hari ini, Gian memanfaatkan waktu liburnya untuk mengajaknya liburan ke pantai. Laki-laki itu bahkan sama sekali tidak memberikannya kesempatan untuk menolak karena justru Shaga yang meminta. Katanya "Mamah besok Shaga mau ke pantai, sama Jeva."

Jika sudah demikian mana bisa Renja menolak. Kebetulan Ia juga sedang tidak begitu sibuk. Butik juga ada Tante Raiyana yang selalu dapat ia andalkan. Ah untuk hubungannya sendiri bersama tantenya memang masih sedikit dingin dan Renja memahami bahwa hal wajar untuk sang tante merasa kecewa padanya.

Tidak banyak yang Renja siapkan. Perempuan itu hanya membawa satu tas kecil miliknya yang berisi dompet juga handphone. Mereka tidak akan bermain air, itu adalah syarat yang Renja ajukan jika ingin pergi kepantai.

Sekitar pukul tiga sore Gian datang menjemput ke butiknya. Disambut hangat oleh Raiyana yang laganya sudah seperti seorang ibu yang menyambut kedatangan calon menantunya. Wajahnya yang berekspresi masam hampir seharian langsung berubah cerah ketika Gian meminta ijin untuk mengajaknya pergi. Raiyana bahkan mengantar mereka hingga mobil yang Gian kendarai perlahan-lahan meninggalkan area butik.

Dipertengahan jalan Gian memberhentikan mobilnya disalah satu swalayan. Ke empatnya lalu turun, Shaga dan Jeva bahkan langsung berlari menuju rak berisi makanan kesukaan mereka.

"Jangan rusuh." Peringat Renja.

Disampingnya Gian berjalan mengimbangi langkahnya. Dalam diamnya Renja dapat merasakan Gian yang mencuri-curi pandang kearahnya.

"Makasih sudah mau menerima ajakan saya." Ujarnya.

"Karena Shaga dan Jeva yang meminta." Jawab Renja.

Mendengar jawaban dari Renja, Gian terkekeh pelan dan hal itu sukses menarik perhatian Renja yang sedari tadi hanya fokus mengawasi kedua bocah dihadapannya.

"Ada yang lucu?" Tanyanya.

Lagi-lagi Gian terkekeh, "iya. Kamu lucu. Lucu sekali jadi gimana? Kapan kira-kira kamu bisa jadi milik saya?" Tanya Gian seraya mencondongkan wajahnya lebih dekat dengan Renja. Kedua matanya menatap manik Renja dalam yang kini diam membeku dengan desiran halus merayapi rongga dadanya.

Tersadar dari kebekuannya, Renja buru-buru mendorong wajah Gian guna menjauh.

"A-apa-apaan ih? Gak jelas banget." Sialnya ia mendadak gugup. Kepalanya mengedar kesegala arah dan mendapati kedua bocah yang tadi sempat ia perhatikan kini justru sedang menatapnya dengan kedua tangan yang masing-masing memeluk jajanan.

 Kepalanya mengedar kesegala arah dan mendapati kedua bocah yang tadi sempat ia perhatikan kini justru sedang menatapnya dengan kedua tangan yang masing-masing memeluk jajanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang