B a b _ s e m b i l a n

11.4K 967 120
                                    

"Kepergiannya menyisakan duka yang tidak akan pernah mereda."
. . . . .

Aku up lagi kalo vote udah nyampe 400 dan 100 komentar

.
.
.

Gala melangkahkan kakinya dengan hati yang sesak luar biasa. Demi Tuhan, apa yang ia lihat tadi pagi sungguh membuatnya nyaris mati ditempat karena jantungan. Dadanya berdebar luar biasa untuk kenyataan bahwa gadis yang selama ini dicarinya sudah menjadi milik laki-laki lain.

Gala memijat keningnya yang terasa berdenyut hebat. "Gue rasa, sebentar lagi gue akan gila." Gumamnya, kakinya yang panjang melangkah tergesa menuju kamar yang seharusnya sejak kemarin ia datangi.

Sampai ditempat tujuan, tanpa basa-basi Gala langsung menggedor kamar yang sebelumnya sudah ia pastikan ditempati oleh temannya.

Tidak sabar, Gala menggedor kamar itu selayaknya seorang istri yang hendak melabrak suaminya yang ketahuan berselingkuh.

Lalu berteriak. Memanggil nama Chandra yang sejak dulu menjadi orang yang menempati urutan pertama yang akan ia cari untuk ia menumpahkan segala amarahnya yang kini terasa meledak-ledak.

"Chandra. Keluar lo brengsek!" Gala mengumpat.

Ia bahkan belum bisa bernafas dengan baik sejak kejadian tidak terduga itu.

Oh Tuhan Renjanya.

Laki-laki macam apa yang berani sekali mengambil miliknya?

Itulah kalimat yang sedari tadi bergelut dalam pikirannya.

Gala patah hati.

Dan hebatnya, teman-temannya sangat kompak dalam hal membuatnya menderita karena rindu dan rasa bersalahnya untuk Renja.

"Chandra. Bangsat! Keluar lo!" Gala bahkan tidak perduli lagi jika sekarang ia sudah menjadi tontonan untuk beberapa orang yang keluar karena terganggu oleh teriakannya.

"CHAND...."

Gala gagal menggenapkan nama Chandra ketika badannya terhuyung ke belakang karena di dorong sekuat tenaga oleh seseorang.

"Bangsat lo bajingan. Ngapain ngerusuh di depan kamar gue anjing!" Chandra balik berteriak.

Rasa terkejut Chandra mendapati Gala di depan kamar hotelnya tertutupi oleh amarah yang memuncak seketika. Entah kenapa, tapi selalu begitu. Chandra kesulitan menahan dirinya untuk tidak marah mengenai hal apapun yang berkaitan dengan laki-laki yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan kedua mata yang menatapnya sengit.

"Lo.." ucapan Gala menggantung. Hatinya panas sekali. Melihat wajah temannya ini, rasanya ingin sekali ia mengulitinya hidup-hidup jika saja tidak ingat bahwa mereka pernah bahagia bersama.

"Kenapa lo tega sekali giniin gue? Lo yang paling tahu seberapa hancurnya gue karena kepergian Renja. Lo yang tahu seberapa gilanya gue nyariin dia. Bahkan hingga gue bersujud di kaki lo sekalipun, lo bener-bener nggak ngasih gue kesempatan sama sekali. Dan sekarang...?" Gala menelan ludahnya getir.

"Lo bahkan ngebiarin dia jadi milik orang lain?

Kedua matanya yang semula menyorot tajam kini hanya mampu menatap Chandra sarat akan luka.

Kedua tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya. Ego nya kian berteriak nyaring. Meminta Gala untuk setidaknya memberikan satu atau dua pukulan di pipi orang yang sudah membuatnya begitu kesulitan. Namun yang ada kedua matanya justru memerah. Sekuat tenaga Gala menahan tangisannya yang ingin kembali pecah ketika ingatannya lagi-lagi membawanya pada kejadian siang tadi.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora