B a b _ d u a p u l u h s e m b i l a n

5.3K 451 59
                                    

"Hidup memang tidak pernah ideal buat siapapun."

Kalo rame aku bakal up dua kali minggu iniii
. . . . .

"Ini gak salah Ren? Kayaknya kemarin
Sasa dirawat di Rumah Sakit As-Syfa deh." Ujar Raiyana. Keningnya berkeryit samar melihat nama rumah sakit yang berbeda dengan apa yang dia dengar tempo hari.

"Memang tante Sasa dirawat disana." Jawab Renja.

Langkah Raiyana terhenti yang diikuti oleh Shaga yang tengah digandeng Raiyana ikut menatap Nendanya itu ingin tahu.

"Lalu? Mau apa kita kesini?"

"Nanti tante juga tahu. Ayo." Ajak Renja. Langkah kakinya mendahuli, membuat Raiyana mau tidak mau mengikuti langkah kaki keponakannya tersebut.

Ketiganya masih berjalan menyusuri rumah sakit.

"Mau Nenda gendong?" Tawar Raiyana pada Shaga yang dibalas anak itu dengan gelengan kepalanya.

"Jalan aja Nenda."

Raiyana mengangguk.

"Ini mau kemana sih?" Tanyanya kemudian. Sedikit tidak sabar karena sudah cukup lama mereka berjalan namun Renja belum juga menunjukan tanda-tanda akan berhenti.

"Sebentar lagi sampai." Ujar Renja, dan benar saja setelah berbelok dan berjalan sebentar Renja kemudian berhenti di salah satu ruangan VIP.

"Siapa yang sakit?"

Tidak menjawab. Renja justru membawa dirinya untuk memeluk Raiyana yang langsung bingung dengan sikap keponakannya tersebut.

"Tante, untuk ini saja. Ren mohon jangan berbalik pergi."

Keryitan Raiyana kian dalam.

"Maksud kamu apa? Langsung saja, jangan buat tante bingung gini."

"Intinya apapun nanti hal yang akan tante lihat dan pikirkan setelahnya. Ketika Renja sudah membuka pintu itu, tolong jangan berbalik pergi. Janji?"

"Janji apaan? Mana bisa tante berjanji untuk hal yang bahkan nggak tante pahami."

"Nanti pasti akan Renja jelaskan. Tapi janji dulu, jangan tinggalin Renja disini. Tante harus masuk kedalam. Ya?" Pintanya.

Dengan nafas yang terhela panjang, pada akhirnya Raiyana menganggukan kepalanya.

"Udah ayo cepet masuk."

Renja melepaskan pelukannya lalu mengambil alih tangan Shaga untuk digandengnya. Sejenak mengambil nafas panjang guna meredakan jantungnya yang berdebar hebat seraya menatap sang anak yang kini nampak tengah mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tempat.

Maka setelah dirasa cukup tenang. Renja langsung meraih gagang pintu tersebut dan membukanya.

Hal yang pertama kali dilihatnya adalah Wira yang tengah memakan jatah makanannya. Hingga kepala laki-laki paruh baya tersebut terdongak ketika mendengat pintu ruangannya dibuka.

Senyumnya mengembang lebar sebelum kemudian meredup ketika muncul Raiyana dibelakang anaknya.

Perasaannya sama percis seperti saat kedua matanya menangkap kehadiran anaknya. Kini ketika diambang pintu itu ia lihat Raiyana yang membatu, Wira seolah lupa bagaimana caranya bernafas.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang