B a b _ s e b e l a s

11K 922 207
                                    

"Rindu dan sendu."
. . . . .

Haiiii...👋

.
.
.
.
.

Untuk kesekian kalinya Gala menghela nafas panjang. Mencoba meredakan sesak didadanya yang seiring berjalannya waktu rasanya kian membuat dadanya terhimpit nyeri, Gala bahkan lupa kapan terakhir kali ia benar-benar dapat bernafas secara benar tanpa harus menimbulkan sesak di dada setiap kali ia menghirup udara.

Setiap kali pikirannya ia bawa ke masa lalu. Tidak ada hal lain yang bisa Gala lakukan selain menangisi kepergian Renja yang begitu membuatnya terkejut bukan kepalang. Rasa bersalah selalu menyergapnya ketika otaknya kembali memutar ingatan dimana ia meninggalkan Renja yang sama terlukanya demi seseorang yang dulu pernah ia akui sebagai gadis yang ia sukai. Namun, nyatanya ia tidak bahagia. Fakta bahwa ia yang hancur setelah kepergian Renja justru membuat Gala tahu sepenting apa kehadiran gadis itu dihidupnya.

Dulu Haira memang pernah membuat jantungnya berdebar hebat. Tapi tanpa Renja, ia rasanya nyaris gila!

Sakit, Gala menelan ludahnya guna membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Perih di dadanya seolah sudah menjadi bagian dari hidupnya beberapa tahun terakhir.

Bahkan diwaktu dimana ia untuk pertama kalinya bertemu dengan Renja setelah 7 tahun kepergian gadis itu. Bukannya rasa sesak didadanya mereda, Gala justru merasakan jika sesak itu kian menggumpal. Dengan kedua matanya sendiri ia melihat bagaimana hidup Renja yang sialnya nampak begitu bahagia "tanpa dirinya."

Tidak, Gala tidak membenci fakta bahwa hidup Renja yang bahagia. Hanya mengingat jika alasan bahagia gadis itu tidak ada lagi dirinya didalamnya. Memikirkannya saja sukses membuat kepala Gala kian berdenyut hebat.

Sekalipun ia tidak pernah membayangkan bahwa dimasa depan ia akan hidup bersama dengan rasa penyesalan yang kapanpun dan dimanapun selalu menyadarkannya bahwa ia pernah menjadi alasan kesakitan untuk hidup seorang Renjana.

Melirik pada secangkir kopi hitam ditangannya. Gala hanya diam. Kopi itu kini bahkan sudah dingin tanpa sempat ia sesap pahitnya. Seperti biasa.

Sudah tidak berselera. Gala kemudian berjalan, menjauh dari balkon kamar hotel yang langsung menyajikan indahnya pemandangan matahari yang mulai menampakan diri.

 Gala kemudian berjalan, menjauh dari balkon kamar hotel yang langsung menyajikan indahnya pemandangan matahari yang mulai menampakan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sangat indah dan akan lebih indah jika dengan Renja disisinya.

Menyadari ke konyolannya. Gala hanya mampu terkekeh miris. Meletakan cangkir kopi yang belum tersentuh sedikitpun diatas nakas. Pria dewasa yang hanya mengenakan celana bokser tanpa atasan itu lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Meski semuanya terasa berat dalam pikirannya. Untuk hari ini Gala akan mencoba untuk sedikit melawan seluruh norma yang ada. Persetan dengan Renja yang sudah menjadi istri orang. Agendanya hari ini yaitu ia akan mengintai seorang ibu sekaligus anak dari wanita yang ia bingung sendiri harus menyebutnya apa. Miliknya?

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Where stories live. Discover now