B a b _ t u j u h b e l a s

7.4K 587 69
                                    

"Kamu menyukai kelebihannya, kurangnya dia berarti harus kamu terima juga."

Kalo rame aku semangat banget buat up

. . . . .

Seharusnya sejak awal Renja sadar jika semuanya tidak mungkin akan berakhir dengan mudah ketika Gala sudah mengetahui jika Shaga juga merupakan bagian dari dirinya. Namun, sedikitpun ia tidak pernah terfikirkan jika Gala akan bertindak sejauh ini. Tidak selesai hanya disana, disaat ia bahkan masih berusaha menyakinkan sang Tante jika Gala hanya sudah cukup menjadi bagian dari cerita masa lalunya. Kini malah ditambah dengan Nadi yang mencak-mencak marah. Gadis itu merasa terkhianati oleh sahabatnya sendiri yang tiba-tiba saja bertetangga dengan laki-laki bajingan yang teramat ia benci.

Reaksinya sudah percis seperti seorang istri yang baru saja menangkap basah suaminya yang berselingkuh.

"Lo masih suka dia kan? Jujur aja deh lo, jangan jadiin Shaga sebagai alasan lo belum memiliki pasangan sampai saat ini karena faktanya lo belum move on kan dari bajingan sialan itu?" tuntutnya, kedua matanya menatap Renja syarat akan amarah. Beruntung Raiyana sigap membawa Shaga keluar sedangkan Renja dengan ke empat sahabatnya sedang dirundung ketegangan. Butik bahkan terpaksa tutup lebih awal.

"Lo ngomong apa sih? se enaknya lo ngejudge gue gitu. Gue bahkan baru ketemu sama dia beberapa hari yang lalu dan nggak ada komunikasi apapun selain dia yang beberapa kali nemuin gue,"

"lihat, kalian bahkan sudah beberapa kali bertemu dan lo nggak cerita apapun tentang itu padahal kita ada disini? lo anggap kita ini apa sih Ren?"

Renja sejenak hanya diam, kedua tangannya meremat kepalanya frustasi sedangkan nafasnya terhela berat. "Gue pikir itu bukan hal yang penting buat diceritakan. Lagipula gue juga udah bener-benar nggak perduli apapun soal dia. Jadi buat apa diperpanjang kan?" Lirihnya. Lelah, pusing, semuanya campur aduk menjadi satu.

"Bego! Setelah dia tahu kalau Shaga ternyata anaknya, lo pikir dia bakal diem aja? Tanpa diperpanjangpun masalahnya memang sudah panjang dan melebar kemana-mana." amarahnya masih meledak-ledak. Chandra bahkan sampai harus memegangi kedua tangan pacarnya karena terus menuding Renja.

"Ya terus gue harus gimana?" gersah Renja frustasi.

"Lakuin aja apa yang menurut lo bener." Kali ini Kira yang buka suara. Membuat semua mata kini beralih menatap kearahnya sedangkan Kira hanya memusatkan atensinya kepada Renja yang layaknya seoarang terdakwa sedang di sidang di pengadilan.

"Lo bukan remaja lagi Ren. Lo bahkan berhasil mendidik Shaga jadi anak yang penuh kasih dan pengertian. Hal yang belum tentu bisa gue ataupun yang lainnya lakukan." Katanya. Sesekali sudut matanya melirik ke arah Nadi yang dibalas oleh gadis itu dengan dengusan.

"Jadi lakukan saja apa yang menurut lo baik. Gue percaya, lo nggak akan pernah salah dalam mengambil keputusan."

"Sekalipun dia memilih kembali pada bajingan itu?" Tanya Nadi tidak habis pikir, "stress!" Sinisnya.

"Apa salahnya? Kalau itu bisa buat dia sama Shaga jadi jauh lebih bahagia dari ini kenapa nggak." Saut Kira.

"Kalau begitu apa gunanya kita susah payah nyembunyiin dia kalau ujung-ujungnya kembali sama Gala!"

"Apa lo sedang menyesali semua yang telah kita lakukan Nad?" Tanya Kira. Kedua manik mereka saling bersitatap.

"Atau lo sedang mengharapkan balas budi?" Tanya Kira lagi. "Apa nggak cukup dengan Shaga yang berhasil tumbuh dengan baik bahkan tanpa sosok Ayah dalam hidupnya? Bukankah itu cukup untuk menjadi bukti bahwa apa yang kita lakukan nggak ada yang sia-sia?" Ujar Kira panjang lebar.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang