(S3) 15. Pendekatan

99 9 0
                                    

Tok tok tok!

Beberapa ketukan pintu di rumah Singto membuat Gawin yang tengah bersantai di ruang depan itu langsung menolehkan kepalanya. Dengan cepat, Dimar berjalan ke arah pintu rumah Singto dan membuka pintu itu.

"Gawin nya ada?" Tanya seorang lelaki yang terdengar oleh Gawin.

"Ada." Jawab Dimar. Dimar masuk ke dalam rumah, bersamaan dengan seorang lelaki di belakangnya.

"Bang Joss." Ujar Gawin ketika melihat orang yang tidak pernah dia duga akan datang ke sini ketika Singto tidak ada.

"Gawin!" Ujar Joss yang terdengar begitu semangat kala menyebutkan nama Gawin.

"I-Iya Bang Joss." Ujar Gawin, dia langsung menundukkan kepalanya, karena rasa gugup yang langsung menguasai dirinya. Setiap ada Joss di hadapannya, Gawin selalu gugup dengan debaran jantung yang berdetak gila. Dia tahu jika dia sedang jatuh cinta, tapi dia tidak pernah tahu jika jatuh cinta akan membuatnya se gugup ini saat orang yang disukainya berada tepat di depannya.

"Bang Joss ngapain di sini?" Tanya Gawin ketika Joss berada tepat di depannya. Joss pun mendudukkan dirinya di samping Gawin.

"Emangnya Abang gak boleh kesini ya? Oke lah kalau gak boleh, Abang pergi aja." Ujar Joss terdengar jika dirinya sedang kesal, walaupun tidak benar-benar kesal, yang berarti hanya pura-pura kesal saja. Joss pun hendak berdiri, tapi tangannya langsung dicekal oleh Gawin.

"Enggak Bang enggak." Ujar Gawin menahan tangan Joss dengan cepat. Joss pun tersenyum kala merasakan jika siasatnya berhasil. Berbalik ke arah Gawin, dia pun kembali mendudukkan dirinya di samping Gawin.

"Emangnya Singto gak bilang ya?"

"Bilang apa Bang?" Tanya Gawin bingung, pasalnya Singto tidak pernah mengatakan apapun tentang Joss yang akan datang ke rumah itu.

"Kalo Abang bakalan nemenin kamu." Jawab Joss, dan Gawin langsung teringat jika Singto pernah mengatakan jika akan ada seseorang yang menemaninya. Dan tidak Gawin sangka, jika yang menemaninya adalah Joss. Ia tidak tahu apa maksud dibalik ini semua, kenapa Singto mengizinkan Joss untuk menginap di rumahnya.

"Oh iya Bang." Ujar Gawin kikuk, dia tidak tahu harus menjawab apalagi.

Hening, itulah yang sedang dua orang lelaki yang berada di ruang tamu itu rasakan. Gawin yang memang tidak pernah membuka pembicaraan terlebih dahulu, sedangkan Joss yang bingung entah hal apa yang harus dibicarakan agar suasana tidak hening seperti ini. Dirinya tidak suka jika harus berdiam-diaman dengan Gawin seolah mereka orang asing yang tidak saling mengenal. Tapi, dia sendiri harus memutar otak agar kehangatan terasa di antara mereka berdua.

"Gawin." Ujar Joss yang akhirnya membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan.

"Hem, iya Bang." Ujar Gawin yang langsung menoleh kearah Joss.

"Kalau boleh tahu, kenapa kamu sampai nekat bunuh ayahmu sendiri?" Tanya Joss, sebenarnya pertanyaan ini mungkin tidak cocok untuk memecah keheningan yang terasa seperti sebuah kehampaan. Tapi, hanya topik pembicaraan itulah yang terlintas di pikiran Joss. Tidak langsung menjawab, Gawin malah menundukkan kepalanya.

"Bodoh." Joss merutuki pikirannya sendiri, kenapa otaknya buntu dan malah menanyakan hal tersebut, yang mungkin sangat sensitif bagi Gawin.

"Maaf, Abang enggak maksud ..."

"Gak apa-apa Bang." Ujar Gawin akhirnya berbicara.

"Gua waktu itu udah terlalu capek sama sikap ayah." Gawin mulai bercerita, Joss yang mendengarnya pun langsung memasang kedua telinganya fokus untuk mendengarkan apa yang hendak Gawin ceritakan, tanpa ada niatan untuk memotong ucapan Gawin.

Jerk Roommate (S1-S3) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang