(S2) 2. Kabar Bahagia

165 18 19
                                    

Singto kini tengah makan bersama teman-temannya di kantin, mengobrol ria dengan rekan satu pekerjaannya itu. Entah berbicara tentang pekerjaan, ataupun tentang hal-hal diluar pekerjaan.

"Bang Sing." Ucap seorang wanita, menyapa Singto.

"Kenapa Kak?" Jawab Singto, sekaligus bertanya, karena biasanya wanita ini tidak pernah menyapanya sama sekali, berbicara hanya tentang pekerjaan saja. Selain itu, mereka tidak pernah berbicara.

"Tadi HRD ngehubungi saya, bilang katanya sehabis istirahat, ke lantai dua buat ketemu sama HRD." Jawab wanita itu.

"Ohhh iya siap Kak." Jawab Singto.

"Yaudah ya Bang, saya duluan." Wanita itu pamit.

"Iya Kak, silakan." Jawab Singto, wanita itu pun pergi, meninggalkan kerumunan para lelaki yang tengah berbincang tadi.

"Ekhem Sing." Temannya menggoda Singto.

"Apaan."

"Kiw kiw."

"Cukurukuk." Mereka masih saja menggoda Singto.

"Apaan anjir, enggak ya. Gua udah punya pacar." Singto tahu apa maksud mereka semua. Mereka memang kerap kali menjodohkan Singto dengan wanita barusan. Kebersamaan mereka di tempat kerja membuat segelintir orang di pabrik itu salah sangka tentang mereka. Padahal mereka sendiri sudah tahu jika kedekatan Singto dengan wanita itu hanya sebatas leader tim dengan bawahan saja.

"Bisa lah Sing, lu punya dua pacar." Goda temannya lagi.

"Enggak ya anjir, satu aja cukup gua. Gua gak mau nyakitin pacar gua." Jawab Singto.

"Emangnya siapa sih pacar lu, emang lebih cantik dari dia, sampe enggak bisa berpaling."

"Pacar gua emang gak cantik."

"Mana gua liat pacar lu."

"Enggak usah, nanti lu semua pada suka."

"Dih, pelit amat. Kenal aja enggak gua sama pacar lu itu."

"Tak kenal maka tak sayang. Jadi, enggak bakalan gua kenalin. Yang ada nanti kalian sayang."

Begitulah percakapan perkumpulan para lelaki itu, jika mereka tidak membicarakan tentang pekerjaan, ya, tentang hal apapun akan mereka bicarakan. Bahkan ada wanita yang melewati mereka pun, mereka bicarakan. Tidak berbeda dengan lelaki pada umumnya.

Pukul 11:58, Singto bersama kawan-kawannya pun kembali memasuki pabrik. Berbeda dengan teman-temannya, Singto tidak langsung masuk ke pabrik, dia pergi ke lantai dua untuk menemui HRD, hatinya sedikit cemas, akan hal apa yang ingin dibicarakan oleh HRD itu.

'Tok tok tok'

Singto mengetuk ruangan HRD, dari luar tampak perempuan yang sedang berkutat dengan lembaran pekerjaan, di depan sebuah komputernya.

"Masuk," ucap HRD itu mempersilahkan Singto untuk masuk, "duduk." Lanjutnya sambil menunjukkan satu kursi di depannya.

"Ada hal apa Kak?" Tanya Singto setelah dia mendudukkan dirinya di kursi tersebut.

"Begini Sing, seperti biasanya kerja di pabrik ini, dimana kamu bisa saja di tarik untuk mengisi shift malam, bahkan bisa saja di tarik untuk mengisi shift second, atau shift sore." Jelas HRD itu, Singto hanya menyimak apa yang HRD itu bicarakan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Terus Kak?" Tanya Singto meminta penerangan lebih lanjut.

"Karena kesalahan dari leader shift second, yang dimana kesalahan itu akan berakibat fatal bagi dirinya, apa kamu paham?" Tanya HRD itu, Singto kembali mengangguk lagi.

Jerk Roommate (S1-S3) [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن