Sebuah Kisah Masa Lalu

105 12 8
                                    

Buat selingan selagi nunggu S3 up, baca ini dulu.

Kisah masa lalu. Ya, walaupun ada pepatah mengatakan :

"Masa lalu biarlah berlalu."

Tapi setidaknya :

"Kita pernah merasakan indah kehadirannya."

oOo

1990

'Trok trok trok'

Pukulan palu pada paku dan kayu sudah menjadi latar belakang suara setiap harinya dimana orang-orang tengah bekerja dalam proyek pembangunan rumah sakit.

Terik matahari bukanlah penghalang untuk orang-orang mencari nafkah, walaupun kulit yang sudah hitam legam karena paparan sinar surya. Tertawa-tawa dengan para pegawai lain untuk menghilangkan rasa penat ketika bekerja.

Keringat yang mengucur dari dahi hingga dagu entah sudah berapa kali diseka menggunakan baju, hingga baju itu basah bak direndam.

"Woy makan woy makan!" Teriak seorang lelaki dari bawah. Semua pegawai pun menghentikan kegiatan mereka, berjalan dari lantai 2 menuju lantai 1, dari lantai satu mendekat ke arah dimana makanan berada.

Tawa ria dari para pegawai yang tengah menyantap makan siang itu menjadi sebuah pengiring kala suap demi suap nasi mereka makan.

Mencari tempat untuk berteduh dari sinar matahari, para pegawai yang telah selesai dengan santapan siang mereka pun berbincang ria. Memperbincangkan apapun yang sekiranya terlintas dalam benak, mereka tertawa bersama kala sesuatu yang lucu tengah dibicarakan. Lelaki dari segala umur tengah berkumpul, mengistirahatkan perut yang baru saja terisi penuh, asap dari rokok memenuhi ruangan.

Pukul satu siang hari, para pegawai selesai berteduh dan kembali bekerja. Menaiki lantai dua dari bangunan yang belum selesai, panas matahari kembali terasa menyengat kulit yang sudah memiliki warna bak kopi. Panas tak dirasakan, keringat kembali bercucuran, topi yang dikenakan pun dibuka, dan mengipasi diri sendiri.

"Hah, panas amat." Ujar seorang lelaki dengan topi safety berwarna kuning.

"Panas salah, hujan pun salah." Jawab lelaki lain yang tengah memegang palu dan mengayunkan tangannya untuk memukul paku.

"Lebih enak hujan daripada panas kayak gini, basah pun sudah pasti sebab kena air, bukan kena keringat yang bikin bau." Ujar lelaki tadi.

"Itu badanmu aja yang bau, badanku enggak." Ujar lelaki lain ikut menimpali.

"Gimana gak bau, orang kamu mandi aja cuma sore." Ujar lelaki yang sebelumnya, yang membuat orang yang mendengar pun tertawa.

"Diam kamu, hitam." Ejek lelaki itu.

"Kayak situ putih aja. Muka udah kayak selangkangan wanita juga."

"Selangkangan wanita masih enak, lah kamu udah kayak batang pria."

"Batang aku enggak hitam, enggak kayak punya kamu. Lagian, kayak kamu udah pernah ngerasain selangkangan wanita aja. Tiap hari berduaan sama cowok."

Candaan seperti itu sudah menjadi hal lumrah bagi para pria yang bekerja di sana, atau lebih tepatnya bagi para pria yang tengah berkumpul untuk bekerja.

Jerk Roommate (S1-S3) [End]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα