28. Hilang

6 1 0
                                    

20 tahun sebelumnya...

Kehidupan kerajaan kala itu sedang dilanda sedikit ketidakseimbangan, karena adanya para vampir liar yang masih memburu darah manusia di kota. Hal itu membuat resah sang Raja yang saat tersebut merupakan masa kepemimpinan Raja Aldebaron. Raja yang terkenal memiliki ketegasan yang luar biasa dan sedang dalam masa membasmi tindakan tersebut.

Namun, segala usaha pun tak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Raja seringkali kewalahan sampai mengerahkan lebih banyak prajurit khusus yang menyamar, bahkan menangkap sesama klan mereka dan mengurungnya sebagai hukuman terberat dari kematian. Di sisi lain raja juga khawatir akan ramalan yang datang dari masa lalu. Sebuah ramalan yang diberitahukan oleh istri pertamanya yang telah wafat usai melahirkan putra pertamanya, yaitu Aland Aldebaron Lopester.

"Ayah!"

Aldebaron terkesiap ketika suara seorang anak kecil memanggilnya dari arah belakang diiringi bunyi langkah kaki kecil yang berlari ke arahnya dengan penuh antusias. Aldebaron berdiri di balkon ruang kerja nya seraya memandangi kota dari kejauhan.

"Pelan-pelan, Aland!" Seru seorang wanita disusul dari arah yang sama.

Aldebaron tersenyum lebar dan mengangkat tubuh kecil putra pertamanya sebelum akhirnya mendaratkan kecupan ringan di pipinya. "Wah, putra ayah semakin berat!"

Aland kecil tertawa, namun ada satu hal yang menarik perhatian Aldebaron dan membuat lelaki itu menatap khawatir. Dia segera menghampiri istrinya, seorang wanita cantik yang ia jadikan istri setelah lama dia kehilangan istri pertamanya. Wanita cantik itu terlihat kelelahan sampai menyenderkan tubuhnya di kusen pintu balkon seraya memegangi perutnya yang berukuran besar.

"Adaline, kau baik-baik saja?" Tanya Aldebaron khawatir, memegangi lengan atas istrinya sementara tangan lainnya masih senantiasa menggendong Aland.

Nafas Adaline terengah-engah, namun dia tergelak pelan dan menatap Aldebaron dengan wajah merah padam dengan sedikit berkeringat. "Aku terlalu bersemangat bermain dengan Aland sampai lupa kalau aku sedang hamil juga," jawabnya ringan dan menunjukkan senyum lebar terbaiknya.

Aldebaron menghela nafas panjang dan tersenyum sendu. Tangannya mengusap pipi Adaline dan mengecup keningnya. "Jangan terlalu lelah, kau paham sekali dengan kondisimu saat ini."

Senyum lebar Adaline tergantikan dengan senyum tipis seolah memaklumi apa yang Aldebaron khawatirkan. Dan sebenarnya dia merasakan hal yang sama, dia merasa sakit meski sedikit, namun Adaline berusaha melupakan rasa sakit itu dan menyembunyikannya dengan senyuman. Dia hanya tidak ingin membuat Aldebaron khawatir.

"Ibu, maafkan aku." Ucap Aland pelan dengan wajah penuh rasa bersalah.

Hal itu membuat Adaline merasa tidak tega dan merentangkan kedua lengannya untuk menyambut Aland ke dalam dekapannya. "Ah, tidak, putraku. Jangan katakan itu, lagipula kita sudah bersenang-senang," Adaline menepuk-nepuk punggung Aland. "Ibu hanya kelelahan. Setelah ini ibu berjanji akan istirahat dan kita bisa bermain lagi nanti."

Aland langsung menarik dirinya dari dekapan Adaline dan menggelengkan kepala. "Tidak, ibu istirahat dan aku akan menemani ibu. Ibu tidak perlu turun dari kasur, karena aku akan tidur siang dengan ibu!"

Adaline tersenyum. Dia tersenyum dengan perasaan terharu, karena Aland yang notabene bukanlah anak kandungnya sangat mencintai dirinya seperti ia mencintai Aland. Adaline melirik Aldebaron, lelaki itu mengangguk kecil dan membiarkan Aland turun dari gendongannya, kemudian menggandeng tangan Adaline.

"Ayo, ibu, istirahat!" Ucap Aland antusias.

Adaline mengusap-usap perutnya dan tertawa kecil. "Ayo!"

Hari demi hari telah berlalu. Aldebaron bersyukur, karena dia memiliki keluarga kecil yang jauh lebih hangat daripada keluarga tempat dia dibesarkan. Ayahnya yang keras dan terkenal sebagai raja penghancur yang nyaris menggoyahkan keseimbangan antara klan manusia dengan klan vampir sehingga saat ini mimpi dan tanggungjawab besar jatuh kepada Aldebaron untuk tetap menjaga keseimbangan itu. Namun, jika bukan karena kekejian ayahnya, Aldebaron mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Adaline.

Blood Line DarknessWhere stories live. Discover now