13. Luka

21 2 0
                                    

Arthur's Pov.

Sepulang Edric, aku langsung melangkah ringan menuju ke kamar tidurku. Sebelumnya Bernard sudah menawarkan segelas darah sapi kesukaanku, tetapi entah mengapa rasanya aku sedang tidak ingin mengkonsumsi apapun. Kedua mataku terlanjur terasa berat dan tubuhku seperti habis diremukan.

Tadinya Chase ingin mengantarku pulang, tetapi sangat disayangkan kalau sampai dia bolos kelas hanya untuk mengantarku pulang. Alhasil, di sinilah sekarang aku berada. Menjelang petang, melangkah di bawah siluet jingga matahari yang semakin meredup dengan pikiran yang dipenuhi tanda tanya. Terlalu banyak teka-teki yang kudapatkan hari ini sehingga membuat kepalaku semakin ingin pecah.

Aku berhenti sejenak saat melangkah di koridor melewatkan sebuah pemandangan. Gedung bagian Barat yang sampai sekarang tidak diperbolehkan orang lain masuk selain Aland dan Ayahku serta orang kepercayaan mereka yang tentunya bukanlah diriku. Aku justru menjadi salah satu yang paling ditekankan untuk tidak pergi ke sana, karena mereka bilang gedung itu berbahaya.

Entah apa bahaya dari gedung itu, karena di dalam ingatan masa kecilku, aku sering bermain di sana. Aku memiringkan kepala, menatap dengan memicingkan kedua mata ke arah gedung itu dan mengingat bahwa di sana juga terdapat sebuah perpustakaan.

Aku mengusap rambutku perlahan, terpejam menghirup udara di petang hari ini. Alih-alih melanjutkan langkah, aku memutuskan untuk pergi ke gedung kastil sebelah barat itu, karena sudah terlalu lama aku hanya menatap tanpa ada keinginan untuk mengetahuinya.

Aku memasukan kedua tanganku ke dalam saku celana dan dengan langkah santai aku melewati area yang tentunya jarang dijamah oleh para pelayan ataupun para pengawal. Semakin dekat dengan gedung barat rasanya suasananya semakin berbeda, karena lingkungan sekitarnya yang tidak seindah gedung kastil bagian depan. Banyak tanaman rambat yang menghiasi dindingnya dan juga dahan serta dedaunan yang mengering berserakan di sepanjang koridor terbuka menuju gedung tersebut.

Persis seperti gedung lama yang terbengkalai tak berpenghuni.

Hingga tibalah aku di depan pintu gedung kastil sebelah Barat ini. Gedung yang mungkin menyimpan banyak kenangan masa kecilku sebelum gedung ini tak lagi terpakai entah atas dasar alasan apa.

Pintu ganda besar menjulang tinggi terbuat dari kayu ek tebal, namun warna nya sudah kusam dan sedikit berdebu. Aku menyentuh gembok yang mengunci gagang pintunya dan dililit menggunakan rantai.

Aku mengernyit heran, apakah semengerikan itukah sampai mereka harus repot menggunakan  rantai yang dikunci menggunakan gembok seukuran telapak tanganku.

Aku berdecak, mencebikan bibir, kemudian mencari-cari ke segala arah jika saja ada benda yang dapat digunakan untuk membuka gembok tersebut.

Aku mendapatkan sebuah batu berukuran besar, kemudian membenturkannya ke arah gembok dengan sekuat tenaga. Tak membutuhkan waktu yang lama sampai akhirnya aku berhasil membuka gembok tersebut secara paksa.

Katakanlah ini sesuatu yang ilegal, tetapi aku juga berhak tahu apa yang sebenarnya menjadi alasan gedung barat ini ditutup, karena dulunya aku tinggal di sini. Kamar tidurku, tempat membacaku, dan tempat bermainku semua ada di sini.

Bunyi gesekan antara pintu dengan lantai adalah satu-satunya yang menyambutku di sini. Aku mengibaskan tangan ke udara untuk menjauhkan debu yang berterbangan di depan wajahku. Bangunan ini sudah sangat lama tidak terpakai dan terlihat sangat tidak terawat padahal barang-barang yang ada di dalam sana masih ada dan tak dipindah sedikitpun.

Aku melangkah masuk dengan perasaan kalut, berdiri mematung di tengah lobi yang berukuran cukup luas. Di hadapanku terdapat sebuah tangga lebar melingkar yang nantinya akan membawaku ke lantai atas. Gedung barat ini terdapat tiga lantai yang salah satunya merupakan sebuah ruang bawah tanah, seingatku seperti itu. Aku melangkah menaiki tangga, tangan kananku menelusuri gagang tangga yang sangat berdebu sembari merasakan sensasi yang telah lama hilang.

Blood Line DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang