27. Kebangkitan

15 2 1
                                    

"Kumohon, Arthur! Kendalikan emosimu, jangan biarkan emosi itu menguasaimu! Ini jebakan!" Pungkas Chase yang sudah terlanjur gemas dan menekan setiap kata dalam mulutnya.

Tapi, Arthur tidak mau menatap Chase lagi sedikitpun dan fokus terhadap musuh, terutama membebebaskan Edric.

Tepat setelah Chase berusaha menahan Arthur, sepuluh orang berjubah hitam lainnya datang lagi dari arah yang berlawanan--membuat Chase mau tidak mau kembali terfokus pada lawan dan kewalahan untuk menyadarkan Arthur. Arthur melangkah maju menyerang dari arah tempat Heimer berada--dengan langkah berat dan stabil, menggenggam erat gagang pedang, Arthur kembali mengingat momen dimana 'sesuatu' yang ada di dalam dirinya memperlihatkan masa lalu yang merupakan dirinya dulu. Hal buruk yang menimpa ia dengan Rose semakin terasa memicu emosi di dalam jiwanya.

Kemudian, dengan gerakan halus dan tanpa hambatan--Arthur menebas satu orang demi orang lainnya yang berusaha menyerang dirinya. Sesekali Arthur menghindar, karena dia mulai sadar kalau lawannya saat ini lebih banyak menggunakan kekuatan sihir. Kekuatan sihir kelas menengah yang sesekali terasa menyakitkan saat mengenai tubuhnya. Rasanya seperti dipukul dengan sepuluh tongkat secara bersamaan sampai membuat tulang terasa bergeser. Tapi, melihat Edric yang membuka kedua matanya perlahan dan wajahnya nampak terkejut melihat Arthur datang ke arahnya--membuat Arthur tidak ingin berhenti saat itu juga dan ingin menyelesaikannya.

Padahal dia tahu konsekuensi apa yang akan ia dapatkan usai menyelamatkan para sahabatnya itu.

Sementara itu di sisi lain, Chase hampir kesulitan melawan total tiga belas orang berjubah hitam dengan kemampuan sihir yang luar biasa. Chase terpental dan nyaris mendapatkan pukulan terkeras dari salah satu orang berjubah hitam tersebut, jika dia sedikit lebih lambat menghindar. Chase dengan napasnya yang terengah-engah berusaha mencari ruang pijakan yang aman dari serangan untuk mengeluarkan salah satu berkah dari salah satu pemimpin daerah, yaitu Timur.

Pemberian Bancroft memiliki kekuatan yang luar biasa persis seperti apa yang dia ucapkan. Chase mengikuti sarannya dengan berlari ke koridor lainnya untuk menjauh dan mengumpulkan orang-orang berjubah hitam tersebut untuk mengejarnya menjauh dari area bertarung Arthur sehingga dia memiliki kesempatan untuk melempar segenggam bibit ajaib pemberian Bancroft. Ketika dirasa sudah cukup jauh dan terpojok, barulah Chase mengambil satu genggam bibit dari dalam kantung kecil itu.

Chase tersenyum miring dan mendengus, dia bersiap membuka portal di belakangnya untuk melarikan diri ke tempat pertarungan Arthur sehingga dia tidak terkena dampak dari biji-bijian yang akan tumbuh menjadi tanaman rambat berduri mematikan.

"Selamat tinggal, bajingan!" Seru Chase dan melempar bibit tersebut tepat di tengah kerumunan orang berjubah hitam yang mengepung dirinya.

Di saat biji itu bergetar di lantai dan terdengar suara gemuruh, perlahan ada akar yang mencuat keluar dari dalam biji-bijian tersebut. Sesaat orang-orang berjubah hitam itu nampak kebingungan bahkan meremehkan serangan Chase, namun ketika saat nya tiba, akar-akar yang mencuat tadi membengkak dalam waktu singkat. Tak hanya membengkak, tapi juga menjalar dan menyerang mereka. Menusuk dan mencabik tubuh mereka. Sesaat sebelum tanaman rambat berduri itu menyebar luas--Chase berlari memasuki portal di belakangnya untuk kembali ke tempat dimana Arthur berada.

Lalu, ketika dia telah tiba di sana entah mengapa keadaan mendadak sunyi. Chase keluar dari portal dan mendapati Arthur sudah berhadapan langsung dengan Heimer, sementara tubuhnya bersimbah darah dan pakaiannya nampak sedikit compang-camping. Chase dapat melihat pundak sahabatnya itu naik-turun dengan liar dan memburu, menandakan Arthur telah berada di titik teratas dari puncak emosi nya.

"Oh, tidak." Gumam Chase.

Chase hendak berlari ke arah Arthur, namun tubuhnya seolah menabrak sebuah tembok penghalang tak kasat mata. Chase tahu tembok penghalang tak kasat mata itu terbuat dari kumpulan sihir-sihir kegelapan yang sangat tidak asing untuknya. Sihir kegelapan itu berasal dari Heimer yang dengan sengaja menciptakan tembok seperti itu agar tidak ada yang dapat menghentikan Arthur dalam meluapkan amarahnya.

Blood Line DarknessWhere stories live. Discover now