[PREVIEW] With Love, Naren - 1

10 1 0
                                    

SATU
You Have to Look Forward!

⠀⠀"Diinget-inget lagi materi fashion cycle-nya! Kemaren kan udah kita bahas!" Mas Runa mengetuk-ngetuk whiteboard. "Masa' udah lupa lagi? Apa tahap yang pertama?"

⠀⠀"Introduction, Mas," akhirnya Alin yang menjawab.

⠀⠀"Ya! Good. Ciri-cirinya? Ayok ayok, yang lain dooong! Dari kemaren Alin terus yang jawab!"

⠀⠀Lara memijat kening. Pusing. Mata kuliah Merchandising memang seperti minum obat. Rasanya sangat pahit saat ditelan, tapi Lara tahu dia butuh itu.

⠀⠀"Kuantitasnya sedikit dan lebih exclusive, Mas," akhirnya Lara membuka mulut.

⠀⠀"Ya! Good. Apalagi, Larasati? Masih banyak kan? Inget-inget lagi!"

⠀⠀"Ng… designer brand," Lara tergagap-gagap, "bentukannya lebih… baru."

⠀⠀"Lebih terkini." Mas Runa menuliskannya di whiteboard, besar-besar. "Terus, harganya mahal. Mutunya adibusana, dan konsumennya juga bukan konsumen biasa. Pasti konsumen yang pionir dalam mencoba gaya baru. Dan gak bisa dipungkiri, pasti mayoritas dari kalangan orang kaya juga. Setelah tahap introduction, maka tren fashion akan ke tahap…? C'mon, girls! And guys!"

⠀⠀"Increasing, Mas," Alin lagi yang menjawab.

⠀⠀"Ya! Good! Apa ciri-ciri di tahap ini, Larasati?"

⠀⠀Mampus. Rasanya Lara ingin mengerang. Mentang-mentang Mas Runa adalah dosen PA Lara, jadi Lara terus yang dipanggil. Bukan karena otaknya super cemerlang, tapi Mas Runa memang cuma ingat nama anak-anak bimbingannya.

⠀⠀"Kuantitas meningkat, modelnya disimplifikasi…" jawab Lara sambil memejamkan mata.

⠀⠀"Kamu lagi jawab apa lagi tidur!"

⠀⠀"Lagi mikir, Mas," gerutu Lara, walau pelan-pelan saja karena dia tidak mau cari masalah dengan Mas Runa.

⠀⠀"Cirinya selain itu, mutunya cukup baik dan dikeluarkan oleh second label. Tahap selanjutnya? Ayo dooong udah berkali-kali kita bahas masa' masih lupa juga!"

⠀⠀Lara menghela nafas. Masalahnya, masih ada tiga tahap lagi dalam siklus fashion, dan Mas Runa pasti akan mencecar terus sampai mereka selesai membahas hingga tahap terakhir.

⠀⠀"Tahap peak, anak-anaaaak! Puncak. Puncaaak!" seru Mas Runa gemas, menulis di whiteboard, "pada tahap ini, kuantitasnya masal, harga agak murah dan kualitas agak baik. Ini berarti tren fashion tersebut udah sampe ke H&M dan kawan-kawannya. Udah mainstream, udah dipake banyak orang. Biasanya terjadi beberapa bulan setelah tren baru itu dilempar ke pasar sama designer brand di tahap introduction tadi."

⠀⠀Lara manggut-manggut, mencatat di jurnal hard cover kesayangannya.

⠀⠀"That's why, presentasi dari para brand pasti SEBELUM musimnya. Fashion show untuk baju musim semi, mereka selenggarain di musim gugur. Makanya, kerja di dunia fashion itu, gak bisa asal mikir buat hari ini! You have to look forward! Saat seorang merchandiser melakukan pembelian untuk stok toko, kita gak bisa beli baju yang udah tren saat ini, tapi kita harus beli yang akan menjadi tren NANTI!"

⠀⠀Kasihan Ari dan Alin yang duduk tepat di depan meja dosen. Semoga mereka tidak kena semburan dari Mas Runa yang tampak berapi-api.

⠀⠀Untungnya, tak lama kemudian kelas Merchandising selesai, meski dengan pesan-pesan 'menyenangkan' dari Mas Runa.

XOXO, Lara ParkWhere stories live. Discover now