46

1.3K 117 5
                                    

Sudah seminggu Mella berada di rumah, kembali menghirup udara harmoni keluarga yang selalu ia jaga bersama dengan penuh komitmen dan rasa cinta, saling percaya serta menghargai. Selama seminggu pula Mella menghabiskan waktunya untuk bermain dengan Elandra, memulihkan psikisnya yang sempat terguncang karena berbagai cobaan telah menimpanya. Seminggu juga Mella belum menginjakkan kakinya ke Universitas Setya Jaya, untuk di bilang trauma sih enggak, mungkin Mella hanya belum siap saja bertemu dengan para mahasiswa, bayang-bayang ia di caci kadang masih ada, sehingga ia malas dan ingin menghabiskan banyak waktunya di rumah.

Kesehatan Mella sudah pulih seutuhnya, beberapa luka di bagian tubuh dan kepala sudah hilang. Ia sudah kesana kemari mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Padahal Raynand melarang keras, ia tidak membolehkan Mella menyentuh sapu, apalagi mengerjakan kegiatan berat lainnya. Bik Ratna dengan senang hati akan mengambil alih semua pekerjaan Mella untuk sementara, namun Mella tetep keukeuh tidak mau karena ia benar-benar sudah sehat. Seperti saat ini, ia sedang memasang galon dengan gampangnya.

"Yaampun non, di bilangin jangan angkat yang berat-berat dulu," Ucap Bik Ratna sambil menenteng sayuran. Bisa di tebak Bik Ratna habis membeli sayur supermarket terdekat.

"Emang kenapa sih Bik? Lagian dari dulu ini tugas Mella," Ucap Mella tanpa mempermasalahkan kegiatannya. Memang untuk mengangkat galon adalah tugas Mella, karena mengingat usia Bik Ratna yang sudah sepuh sehingga Mella hanya memperkerjakan Bik Ratna untuk bersih-bersih dan masak serta membantunya untuk mengurus El, udah itu saja. Mella tak akan membiarkan Bik Ratna mengangkat yang berat-berat.

"Non Mella kan abis dari rumah sakit, nggak seharusnya Non Mella kaya gini. Nanti ketahuan bapak bisa di marahin lho," Peringat Bik Ratna membuat Mella nyengir.

"Yang penting Bibik nggak usah bilang ke Mas Ray."

Untuk menanggapi Mella, Bik Ratna hanya menggelengkan kepalanya heran, jika Pak Ray tidak ada di rumah, sering sekali nyonyanya itu melanggar perintah si tuan untuk tidak melakukan kegiatan berat demi pemulihan kesehatannya.

"Padahal ada Pak Apri, Non bisa nyuruh dia." Pak Apri adalah tukang kebun di rumah Mella sekaligus penjaga keamanan di rumah Mella.

"Biarin Bik, lagian Mella bosen. El sekolah, tugas rumah udah selesai semua, masa tinggal masang galon aja nggak boleh. Mella udah sehat Bik, jadi Bibik yang tenang Oke?"

"Sekarang sayurnya bibik taruh di kulkas aja, untuk makan siang nanti Mella panasin makanan tadi pagi, masih banyak soalnya. Sekarang Mella mau nyusul Mas Ray ke kantor."

"Baik deh Non," Sabut Bik Ratna patuh, Mella pun melangkahkan kakinya ke kamar untuk Bersiap. Mengingat El pulangnya masih 3 jam lagi, maka ia akan menghabiskan waktunya di kantor suaminya saja.

****

"Selamat pagi Buk," Sapa Siska yang duduk di papan resepsionis. Mella menyahut sapaan karyawan Raynand dengan ramah.

"Eh Mella, masih pagi loh udah nyusul aja nih? Ada apa?" Tanya Risa yang kebetulan melihat Mella. Risa adalah sekertaris Raynand, lebih tempatnya lagi Risa adalah kembaran Ezra. Mella lumayan dekat dengan Risa karena wanita itu cukup friendly dan sudah Mella anggap seperti kakak sendiri.

"Nggak ada apa-apa kok. Cuma pengen aja," Jawab Mella nyengir.

"Lo abis sakit jadi makin lengket ya sama Pak Ray," Canda Risa membuat Mella tertawa salah tingkah.

"Masuk aja ke ruangannya, kebetulan nggak ada jadwal meeting sekarang," Ucap Risa setelah mengecek notebook di tangannya, sepertinya rangkaian jadwal yang harus Raynand lakukan hari ini.

Raynand's WifeWhere stories live. Discover now