21

1.8K 164 5
                                    

1 TAHUN KEMUDIAN

****

Saat ini Mella telah menginjak semester 3, pikiran yang selalu menimbang antara kuliah atau mengurus anak sudah tak begitu lagi menganggu pikiran Mella. Pasalnya sang anak jarang rewel dan mau di urus Bi Ratna, hal itu membuat Mella yakin untuk menuntaskan kuliahnya untuk menyandang Sarjana Ekonomi.

Selain itu, kini Elandra sudah sekolah di salah satu sekolah PAUD yang cukup aman, nyaman, dan ber akreditasi A. Di sekolah PAUD itu, anak didiknya bisa di antar jemput menggunakan bus, bisa juga di antar jemput oleh orang tuanya sendiri, tergantung orang tuanya ingin menggunakan teknis yang bagaimana.

Namun Ray memilih menggunakan Bus, Elandra sendiri pun juga sama dengan keinginan ayahnya. Hal itu karena ada seorang tetangga baru yang memiliki anak seumuran dengan El dan satu sekolah dengan El, dia juga di antar jemput menggunakan bus tersebut. Anak dari tetangga itu kini menjadi teman baik El. Ketika Mella ataupun Ray tidak ada di rumah, Elandra sering menghabiskan waktunya bermain dengan Deo-- tetangganya.

Seperti saat ini, Elandra sudah siap dengan seragamnya serta tas ransel yang sudah berada di punggungnya. Ia tengah berada di gerbang rumah Mella bersama Deo dengan di temani Mella beserta Helena-- tetangganya yang sedang menunggu bus jemputannya datang.

"Yeyyy datang!" Sorak El dan Deo bersamaan.

Deo langsung berpamitan dengan ibunya, begitu juga dengan Elandra, ia mencium tangan Mella dengan hangat.

"El berangkat ya Mah, Assalamu'alaikum."

Mella tersenyum, "Iya sayang, sekolah yang bener ya. Nurut sama guru."

"Iya mamah," Jawab El antusias, setelahnya ia menggandeng tangan Deo dan melangkahkan kakinya bersama memasuki Bus.

"Semoga pertemanan mereka selalu terjaga," Ucap Helena sambil tersenyum melihat kepergian bus yang menjemput anaknya.

"Iya mbak aku harap juga begitu," Sahut Mella juga dengan senyuman khas Keibuannya.

Helena pernah cerita kepada Mella, jika ia sangat beruntung memiliki tetangga sepeti keluarga Mella yang sangat baik dan juga memiliki anak yang seumuran dengan anaknya. Karena di tempat tinggalnya yang dulu tidak ada anak yang seumuran dengan Deo, hal itu membuat Deo kesepian dan sering menangis, rewel, dan juga sakit karena jarang beraktivitas di luar rumah.

"Mella masuk duluan ya mbak, soalnya ada kelas satu jam lagi," Pamit Mella.

Helena menganggukkan kepalanya, "Iya Mel silahkan, mbak juga mau nyuci ini."

Setelahnya Mella memasuki rumah, ia baru membuka pintu utama sudah mendapati suaminya yang berjalan menuju pintu utama sambil menenteng tas kerja. Raynand sudah rapih dengan setelan jas formalnya.

"Lah mau kemana Mas, kan jadwal ngajarnya kan nanti siang," Ujar Mella yang sudah hafal dengan jadwal mengajar suaminya. 

"Iya Mel. Tapi aku ada meeting dadakan, jadinya sekarang mau ke kantor." Jawabnya singkat, Mella ber oh ria.

"Aku berangkat duluan ya, nanti kamu berangkatnya mau pakai motor sendiri, atau mau pesen ojol terserah yang penting hati-hati," Pamitnya lembut kemudian mencium dahi Mella penuh kasih, Mella langsung menjabat tangan suaminya dan menciumnya.

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang