08

6.1K 435 14
                                    

Lima sekawan telah melangkahkan kakinya menyusuri koridor kampus menuju parkiran. Calista telah memaksa ketiga temannya dan kakak iparnya untuk mendatangi Cafe late milik gebetannya karena saat ini tengah mengadakan promo beli dua gratis satu.

Awalnya Mella menolak karena takut si buah hati menunggunya dirumah. Namun, Calista sangat bersikukuh mengajak kakak iparnya itu. Bahkan Calista sampai meminjam hape Mella kemudian menghubungi kakak sulungnya untuk meminta izin meminjam istrinya sebentar, dan Raynand pun mengizinkan, Mella langsung pasrah dengan ajakan Calista.

"Beb, nggak bawa temen cowok lo?" Tanya Nada kepada Angga si kakak kembarannya.

"Kapan gue punya temen cowok? Lo aja nggak ngebolehin gue jauh-jauh dari lo!" Sahut Angga kesal.

"Itu kan dulu waktu gue masih ospek Bebek! Sekarang gue udah punya temen, gantian lo gih, cari temen sana, yang gans oke!" Ujar Nada antusias.

"Tinggal bilang cari'in pacar Nga, gitu aja susah amat," sahut Gia, saat itu juga Mella dan Calista langsung tertawa. Nada langsung menonyongkan mulutnya, tepat sasaran banget omongan Gia.

"Ciri-ciri tekun pramuka, ada orang ngode langsung peka," ucap Angga sambil terkekeh.

"Iya dong, anak rajin mah peka," sahut Gia bangga.

"Bendera semaphore aja gatau yang mana, sok sokan bilang peka!" Cibir Nada sengit.

"Dih, siapa bilang?! Gue hapal ya kode semaphore itu!" Sahut Gia tak terima.

"Udah-udah, nggak usah debat oy. Padahal jarak parkiran nggak jauh amat, gara-gara kalian debat nggak sampe-sampe," lerai Calista sebagai penengah. Nada yang hampir meletuskan ucapannya pun tak jadi, lalu mereka berlima melanjutkan perjalanan dengan keheningan.

Sesampainya di parkiran Angga mengambil mobilnya, Calista, Mella, Nada, serta Gia, telah menunggunya di gerbang fakultas.

Seketika Angga sampai di gerbang, Mella dan Calista memasuki jok belakang, saat itu juga terjadi debat antara Gia dan Nada merebutkan jok belakang. Angga menghela nafasnya panjang, "Nada! Lo di belakang!"

"Yesss," celetuk Nada lirih sambil menyengir penuh kemenangan lalu memasuki jok belakang di samping Calista.

Gia medengus kesal, setelah itu memasuki kursi samping kemudian dengan menutup pintunya kasar.

"Kenapa, marah?" Tanya Angga.

"Gak!"

"Oh, yaudah." Angga langsung menginjak gasnya menuju cafe yang sudah Calista beritahukan lokasinya, Gia pun berdecak kesal. Udah tau dirinya marah, eh malah nanya. Dasar Angga.

****

Tak butuh waktu lama, Mobil sudah berhenti di pelataran parkir Cafe late yang mereka tuju. Mata Calista berbinar bahagia, akhirnya bisa juga dirinya berkunjung ke Cafe gebetan tersayangnya.

Gebetan Calista bukanlah anak kuliahan, namun pria itu lulusan SMK tata boga yang saat ini langsung mendirikan Cafe dengan usahanya sendiri. Awalnya Calista bertemu dengan pria itu waktu disupermarket, pria itu telah menjadi pekerja disana.

Calista melihat pria itu bertutur kata lembut, sikapnya sangat sopan, dengan pengunjung supermarket ia selalu tersenyum ramah. Saat itu juga, Calista langsung jatuh hati dengannya. Calista berusaha mengalahkan rasa malunya untuk berkenalan, ia sangat gencar mendekati pria itu. Hingga sampai kini, Calista sering chattingan dengannya, juga saling bertukar informasi.

"Eit dah, buset bagus banget," Celetuk Nada sambil menatap bangunan di depannya. Tatapan Nada pun tertuju di deretan para barista yang sedang membuat kopi di bar.

Raynand's WifeWhere stories live. Discover now