05

6.5K 475 7
                                    

Setelah kepergian Mella dari hadapannya, Ray tercengang, pasti istrinya salah mengartikan ucapannya, terbukti sang istri pergi begitu saja tanpa pamit.

Raynand langsung bangkit dari duduknya, kemudian keluar kamar menuju lantai dasar berniat menjelaskan ucapannya secara rinci.

Sesampainya di lantai dasar, terlihat Elandra yang sedang menangis sambil menyuruh Mella pergi. Rasa kasihan pun datang mengelayuti hati Ray.  Ray hanya diam mematung di tangga, merenungi perbuatan yang ia lakukan salah atau tidak.

Raynand hanya ingin menjalankan tugasnya sebagai ayah yang baik. Di lain sisi, Ray juga ingin menebus kesalahannya di masa lalu, yaitu menebus kesalahannya dalam hal menghambat pendidikan Mella dulu, dengan cara menguliahkannya saat ini.

Tak lama kemudian Mella benar-benar pergi meninggalkan Elandra dengan langkah jalan perlahan, Bi Ratna pun langsung datang dari dapur sambil membawa segelas susu untuk Elandra.

Ekhem

Raynand berdehem, tatapan Bi Ratna pun tertuju ke arah Raynand, saat itu juga Ray langsung memberi isyarat dengan tangannya agar Bi Ratna kembali ke dapur, dan yang memberikan susunya biar dirinya saja.

Seolah Bi Ratna mengerti, ia langsung menganggukkan kepalannya, kemudian Bi Ratna memberikan segelas susu balitanya kepada Raynand dan baru pergi dari ruang keluarga.

"El," panggil Ray lembut kepada sang anak yang sedang menundukkan kepalanya seolah merasa takut kepadanya.

"Hey kenapa nunduk, nih diminum susunya," sambungnya sambil berjongkok menyejajarkan tingginya dengan tinggi sang anak.

Elandra langsung menggelengkan kepalanya cepat, sambil mengeser posisi duduknya ke kiri berusaha menjauhi sang ayah. Ray masih dalam keadaan tenang, ia mengerti apa yang di rasakan anaknya. Pasti El takut dengannya, pasalnya kata-katanya tadi waktu ia bicara dengan Mella terlihat seperti orang yang sedang marah.

Seulas senyum langsung ia terbitkan, berharap sang anak tidak takut terhadapnya, kemudian Ray duduk di samping Elandra, "El tau nggak kenapa Papa nyuruh El minum susu?" Tanya Ray lembut. El menggelengkan kepalanya tanpa menatap Ray.

"Papa nyuruh kamu minum susu biar kamu punya banyak energi, menjadi anak cerdas, sama kamu biar tumbuh dengan baik, tuh gigi kamu belum genap 20 kan, makanya di minum ya," ucap Raynand di akhiri dengan kekehan.

Elandra langsung menatap Ray dengan tatapan polosnya, "Enargi itu apa Papa?" Tanya El dengan susah payah mengucapkan kata energi yang menurutnya masih sangat asing di telinga.

"E.ner.gi sayang, bukan enargi."

"Ooh, energi. Energi itu apa Papa?"

"Energi itu daya untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya El mau bermain, biar El bisa bermain lama, El harus punya energi. Jadi energi itu semacam kekuatan, El paham kan?" Ujar Raynand halus, Ray sangat suka jika sang anak langsung bertanya tentang apa yang tidak ia ketahui.

"Ooh gitu ya Papa, iya El paham. Energi itu kekuatan kan?" Tanya El memastikan.

"Iya. Jadi, El minum susunya ya," sahut Ray sambil menjulurkan gelas susu di tangannya.

Elandra langsung mengangguk, kemudian meraih segelas susu yang di pegang sang ayah hingga tandas.

"Anak pinter, enak kan?"

"Iya Papa!" Jawab El antusias sambil tersenyum.

"Yaudah kalo gitu Papa kerja dulu ya," pamit Ray lembut kemudian mencium pipi El.

Raut wajah El langsung berubah menjadi murung, "El boleh ikut ndak?" Tanya El takut-takut.

Raynand langsung menimbang pikirannya antara boleh atau tidak. Jika tidak maka kasian sang anak yang kesepian, tapi jika iya nanti El sama siapa ketika dirinya lagi mengajar?

Raynand's WifeWhere stories live. Discover now