10

6.1K 401 30
                                    

Setelah acara Tik Tokan selesai, mereka langsung beralih ke meja makan. Biasanya suasana di meja makan terasa tenang, kini berubah menjadi ramai karena ada di crewet Calista.

"Bang nginep sini ya," pinta Calista kepada Tyo yang duduk di sampingnya.

"Gak," tolak Tyo mentah-mentah tanpa kehalusan sedikitpun, Calista langsung mendegus kesal.

"Emang kenapa sih?" Tanya Calista heran.

"Mau gadang, tugas gue bejibun di rumah," jawab Tyo tenang tanpa menatap Calista kemudian memasukan sesendok makanan kedalam mulutnya.

"Ya'elah, kan Cal pengen nginep disini terus sama Ab~"

"Makan ya makan, nggak usah cerewet!" Sambar Tyo susah payah karena masih ada makanan di mulutnya. Calista kembali medegus kesal kemudian memakan makanannya tak beraturan. Suara sedok dan piring yang berdeting dari Calista pun terdengar sangat nyaring, satu tatapan elang dari sulung langsung muncul.

"Cal, makam itu yang tenang, jangan urakan gitu," peringat Ray tegas.

Calista menghela nafas kasar, ia langsung menetralkan emosinya yang tadi disulut oleh Tyo, "Iya Bang maaf," ujarnya.

"Dih gantian dapet nasehat dari Ray langsung nurut," gumam Tyo lirih namun masih terdengar. Ray ataupun yang lain hanya diam saja tak menyahuti ucapan Tyo, jika di tanggepin bisa-bisa nanti malah jadi debat.

Setelah beberapa menit kemudian, makanan di piring masing-masing sudah tandas tiada sisa, Bik Ratna pun datang dari arah dapur untuk membantu Mella yang sedang membereskan meja makan.

"Bantuin tuh Mbak mu," perintah Ray kepada Calista yang sedang memainkan hape.

Calista menatap Ray, "Aku?" Tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.

"Iya... katanya tadi sore kamu pengen kayak Mbak Mel sama Abang, jadi ya harus latian mandiri, jangan ngandalin orang lain terus."

"Gak deh, Calista gak jadi pengen nikah," tutur Calista gamblang, lalu kembali memainkan hapenya. Raynand menggelengkan kepala, dasar adiknya ini masih seperti anak kecil. Sebenarnya jika ada Bundanya, Calista langsung bergegas ikut membantu, karena jika tidak maka ia akan segera dapat omelan. Nah, ini kan lagi di rumah kakaknya, jadi tak apa lah sekali-kali nggak ngurus piring kotor.

Di sisi lain, seorang pria yang duduk di samping Calista, telah susah payah menahan tawanya, pipinya sudah mengembung, telapak tangan pun memebekap bibirnya. "Bwahahahaha~" huh, lolos juga tawanya.

Calista, Ray, Mella, serta El pun langsung menatap ke arah Tyo, perasaan tidak ada yang lucu, lantas mengapa pria itu tertawa?

"Kenapa Yo?" Tanya Ray heran.

"Kesurupan kali," jawab Calista.

"Enak aja!" Sambar Tyo tak terima lalu melanjutkan tawanya.

"Kenapa Sih?" Tanya Mella heran sambil membawa piring kotor yang hendak ia bawa ke dapur.

"Beneran Calista pengen nikah?" Tanya Tyo setelah berhasil meleraikan tawanya, saat ini wajah Tyo terlihat sangat memerah.

"Iya tadi, katanya dia pengen di perhatiin sama cowok," jawab Ray.

"Yang bener?" Sahut Mella, pasalnya waktu Calista mengatakan itu Mella sudah menaiki tangga tanpa memperdulikan perbincangan dua kakak adik yang berada di lantai dasar.

"Iya.. Mel!"

Pipi Calista pun langsung merona, di dalam hati ia mengeluarkan banyak sumpah serapah kepada kakak pertamanya, sungguh ia sangat malu saat ini, "Enggak ding!" Celetuknya.

Raynand's WifeWhere stories live. Discover now