43

1.6K 149 21
                                    

Jangan lupa VOTE yaa...

Happy Reading

🌼🌼🌼

"Kasian istrinya, pasti sakit banget di posisi dia."

"Lagian kenapa ya Pak Ray mau sama cewek modelan kaya gitu, padahal biasa-biasa aja deh orangnya."

"Gue kira orangnya baik kaya penampilannya, ehh ternyata penampilan cuma tameng doang."

"Dasar jal*ng pasti ga bisa bayar ukt. Diam jadi mahasiswi lugu, bergerak jadi simp*nan anak pemilik universitas. Ngeri bosss."

Sepanjang perjalanan menuju kantin Mella mengepalkan tangannya, ia bernar-benar muak dengan berbagai cacian yang orang-orang berikan untuknya. Mella juga heran, memangnya tidak ada pekerjaan lain kah, sehingga mereka harus mengurusi kehidupan Mella? Padahal mereka belum tentu tahu isu yang tersebar sudah valid atau belum.

Namun setelahnya, Mella terdiam pias, memang jika isu tersebar maka sudah di pastikan akan ada orang-orang yang langsung kemakan pendapat berita itu. Jadi dirinya juga tidak bisa menyalahkan orang-orang yang kemakan isu. Mella seharusnya juga tidak bisa menyalahkan orang yang memosting berita dan juga Fida yang mengecap dirinya sebagai simp*nan Raynand. Karena jika di pikir-pikir dan di kuak akar permasalahannya, itu semua berasal dari dirinya sendiri yang kekeuh merahasiakan hubungannya dengan Ray, dan tidak bisa menjaga jarak ketika di kampus. Selain itu ia juga sering memasuki ruangan Raynand dengan menutup pintu dan dengan waktu yang cukup lama. sehingga tidak bisa menutup kemungkinan akan timbul fitnah seperti saat ini.

Ketika Mella dan teman-temannya sampai di kantin, tatapan para mahasiswa banyak yang tertuju kepada Mella. Emosi Nada sering tersulut, sehingga cewek itu sering ngedumel kesal. Tapi lain dengan Mella, ia duduk dalam diam, dan berusaha tidak mempermasalahkan berbagai cacian yang ia Terima. Karena masalah ini timbul juga karena dirinya.

"Lo nggak papa Mel? Apa kita cari makan di luar aja?" Tanya Gia merasa tak enak dengan Mella yang selalu di hajar cacian.

Mella menggeleng, "Enggak, agian bentar lagi ada kelas, disini aja nggak papa Gi."

"Tapi keadaannya bikin ga nyaman banget," Sahut Gia berpendapat.

"Gak usah di dengerin," Tukas Mella kemudian membantu Bu lilis yang sudah datang membawa pesanannya menaruh mangkuk dari nampan ke meja. Setelahnya Mella memakan makanannya dengan tenang, ia sama sekali tidak mendengarkan omongan yang terang-terangan membicarakan dirinya.

****

ketika hendak mengajar, sepanjang langkah Raynand mendengar beberapa omongan yang sepertinya membicarakan dirinya dengan Mella. Walaupun mereka tidak sebut merk tapi Raynand paham, pasalnya nama Mella terang terangan tidak mereka filter.

Rasa takut langsung menggelayuti benak Raynand, ia takut istrinya yang hamil muda itu sedang tidak baik-baik saja. Niat untuk mengajar menjadi hilang, langkah Ray menuju ruang kelas terasa sangat berat.

Ingin membatalkan perkuliahan juga tidak masuk akal, pasti para mahasiswa sudah menunggunya di ruang kelas karena 10 menit lagi perkuliahan akan di mulai.

Mau tak mau akhirnya Raynand melangkahkan kakinya sedikit cepat, ia akan menyelesaikan pekerjaannya itu dan baru akan menyelidiki isu yang sedang panas saat ini.

Memasuki kelas, Raynand masih mendengar suara yang membicarakan dirinya. Namun ketika para mahasiswa sadar akan kedatangan Ray, mereka langsung terdiam, dan kelas menjadi sunyi. Suasana terasa mencekam, Ray yang biasanya sebelum mengajar akan memberikan hasa basi seperti menanyakan kabar para mahasiswa, kini ia tidak melakukannya sama sekali, ia langsung memulai perkuliahan tanpa membahas masalah lain.

Raynand's WifeWhere stories live. Discover now